as·sump·tion [əˈsəm(p)SH(ə)n/]

Suudzon. Saya tidak pernah memperhatikan kata ini sebelumnya, salah satu alasannya adalah karena saya tidak mengerti artinya; sampai beberapa waktu lalu diucapkan oleh Ahok (Gubernur DKI). Lalu saya mulai mencari tahu apa maksud / arti kata ini.

Secara umum, suudzon adalah sikap seseorang yang berprasangka buruk terhadap orang lain, suatu peristiwa, suatu masalah ataupun suatu keadaan.

Hari-hari ini saya cukup banyak berbicara dengan seseorang yang sedang menghadapi persoalan rumah tangga. Persoalannya sendiri cukup kompleks karena ini merupakan akibat dari hal-hal yang sudah tertumpuk lama dan tidak diselesaikan dengan baik. Tapi ada satu hal lain yang membuat situasi ini menjadi lebih buruk dan lebih sulit diselesaikan, yaitu orang ini selalu memiliki prasangka buruk. Dia cenderung untuk berprasangka buruk kepada orang lain.

QuotesCover-pic28

Akibatnya setiap apapun yang dilakukan oleh pasangannya selalu dilihat dari sudut pandang negatip:  sandiwara, kebohongan, strategi dll. Semua ini diterima sebagai kebenaran, walaupun belum terbukti. Padahal semua ini adalah prasangka, yang sebagian besar dibangun melalui asumsi-asumsi, dan KECURIGAAN-KECURIGAAN yang belum dibuktikan kebenarannya; tetapi sudah dipercaya sebagai kebenaran. SANGAT BERBAHAYA SEKALI. Repotnya lagi, sangat sulit untuk mengubah apa yang dia asumsikan sebagai kebenaran. Artinya sangat sulit mengubah asumsinya.

 

Sebagai pihak yang berusaha mendamaikan pasangan ini, saya berusaha untuk netral dan mendengarkan dari kedua belah pihak. Oleh sebab itu saya dapat mengetahui bahwa asumsi-asumsi yang dibangun oleh pihak suami, sebagian besar SALAH. Kalau asumsinya salah maka apa yang dipercaya sebagai kebenaran salah. Akibatnya semakin sulit untuk saling memaafkan, karena kedua belah pihak melihat (BER-ASUMSI) bahwa pihak satunya secara negatif. Suudzon.

Mat.7:1 Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. (2) Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

“Don’t judge others, and God will not judge you. (ERV)

 

Saya belajar untuk tidak menjatuhkan judgment sebelum ada bukti-bukti yang akurat. Saya belajar bahwa sebelum ada bukti-bukti yang kuat, lebih baik saya berasumsi yang positif. Kalau harus memilih, saya lebih memilih BERASUMSI POSITIF dan salah, daripada berasumsi negatif tapi salah. 

KALAU ANDA HARUS MEMILIH, LEBIH BAIK MEMILIH BERPRASANGKA BAIK DARIPADA BERPRASANGKA BURUK.

quote-Paul-Watzlawick-a-self-fulfilling-prophecy-is-an-assumption-or-63956

 

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s