Ula.5:6 Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. (7) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. (8) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (9) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku …
Kesalahan satu generasi dapat menjadi pola yang diwariskan kepada generasi berikutnya. Ketika satu generasi tidak hidup menurut pola-nya Tuhan, dosa atau kesalahan itu dapat menjadi pola yang diwariskan kepada generasi berikutnya. Seringkali tidak disadari, tapi seringkali kita melihat pola kesalahan yang berulang, sampai tiga bahkan empat generasi. Sebagai contoh: rumah tangga yang tidak utuh, seringkali menjadi pola yang berulang dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contoh lain: luka hati pada anak-anak oleh perkataan atau perbuatan orang tua mereka. Orang yang hatinya dilukai oleh perkataan orang tuanya, mengulang kesalahan yang sama kepada anak-anak mereka.
Ula.5:10 … tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
(Amp) but showing graciousness and lovingkindness to thousands [of generations] of those who love Me and keep My commandments.
Dosa dapat menjadi pola berulang sampai 3 atau 4 generasi, lalu kita katakan itu sebagai sebuah “kutuk keturunan”; tetapi KASIH SETIA Tuhan sampai kepada beribu generasi. Kasih setia Tuhan lebih besar dari ”kutuk keturunan.” Kasih setia Tuhan memberikan harapan untuk sebuah cycle of grace kepada generasi demi generasi di bawah kita.
#1. KASIH KARUNIA TUHAN LEBIH BESAR DARI SEMUA DOSA DAN KESALAHAN DI MASA LALU.
Siapa kita hari ini sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang tua kita membesarkan kita. Kita mewarisi atau dipengaruhi oleh kecenderungan, kebiasaan, nilai-nilai, budaya dari keluarga asal kita — yang baik maupun yang tidak baik, yang sesuai perintah Tuhan ataupun yang tidak sesuai perintah Tuhan.
Anda beruntung kalau dibesarkan di keluarga yang mencintai Tuhan dan taat kepada Tuhan, bahkan melayani Tuhan. Tanggung jawab kita adalah memastikan bahwa semua warisan yang baik yang kita terima dari generasi sebelumnya, kita terus pelihara dalam generasi kita dan kita wariskan kepada generasi berikutnya.
“We are products of our past, but we don’t have to be prisoners of it.”
Rick Warren
Bisa kesalahan yang kita buat sendiri, atau kesalahan yang dibuat oleh generasi sebelum kita. Tetapi kita percaya bahwa Kasih Karunia Tuhan lebih besar dari semua dosa dan kesalahan yang pernah kita lakukan dan bahkan dari “kutuk keturunan.”
2Kor.5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Kasih karunia Tuhan sanggup mematahkan setiap ikatan dosa dan kutuk dalam hidup kita. Kasih karunia Tuhan sanggup menambal semua keretakan hidup kita dan menjadikan kita sebagai pribadi yang utuh.
Pernikahan yang utuh dibangun oleh pribadi-pribadi yang utuh. Seringkali masalah keluarga tidak terjadi dalam perkawinan tetapi dibawa jauh sebelum menikah:
- Tidak mengenal keluarga asal pasangan.
- Tidak punya teladan perkawinan orangtua
- Membawa luka emosi dari masa lalu.
- Tidak punya bekal Konseling pranikah yang cukup.
Gunakan masa tunggu untuk membangun pribadi yang utuh dan sehat.
Our past experiences may have made us the way we are, but we don’t have to stay that way.
~ Joyce Meyer
Karena kasih karunia Tuhan, pola dosa / kesalahan dapat berhenti pada generasi kita dan kita dapat menjadi generasi BARU — suatu generasi yang mencintai Tuhan dan hidup berpegang kepada perintah Tuhan – dan memulai suatu CYCLE OF GRACE.
You cannot change your ancestors, but you can start a new generation and influence your decendents.
Pastikan setiap kita mengalami KASIH KARUNIA TUHAN, sehingga kita tidak hidup dengan luka-luka dari masa lampau yang kemuan akan manjadi suatu pola berulang yang akan kita wariskan kepada anak-anak kita dan generasi berikutnya. Bangun dirimu menjadi pribadi yang baru di dalam Tuhan, sebuah pribadi yang utuh dan sehat, sehingga kita dapat membangun sebuah rumah tangga yang sehat dan anak-anak kita dapat bertumbuh dalam sebuah keluarga yang utuh dan sehat.
Kalaupun kita lahir di sebuah keluarga yang tidak hidup menurut pola Tuhan, bisa karena orang tua kita tidak dalam Tuhan atau mereka tidak mengerti, semua kesalahan dari generasi sebelumnya dapat berhenti di generasi kita dan kita tidak perlu mewariskan pola itu kepada generasi berikutnya. Pastikan kita tidak mewariskan pola yang salah itu, melainkan mewariskan CYCLE OF GRACE kepada generasi berikutnya, sehingga lahir generasi yang takut akan Tuhan, cinta Tuhan, hidup berpegang pada nilai-nilai kebenaran dan melayani Tuhan.
Ula.5:10 … tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
(Amp) but showing graciousness and lovingkindness to thousands [of generations] of those who love Me and keep My commandments.
#2. Kasih karunia memberikan kesempatan untuk kita membangun generasi yang baru dan mewariskannya kepada generasi berikutnya.
Ula.5:10 (MSG) I hold parents responsible for any sins they pass on to their children to the third, and yes, even to the fourth generation. | Aku menuntut orang tua bertanggung jawab atas dosa apa pun yang mereka turunkan kepada anak-anak mereka hingga generasi ketiga bahkan generasi keempat.
Setiap orang tua punya tanggung jawab untuk membangun generasi demi generasi yang mencintai Tuhan dan hidup berpegang kepada perintah Tuhan
“Maleakhi 2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.”
(FAYH) Anak-anak yang taat kepada TUHAN.
Tanggung jawab kita paling utama bukan membangun generasi yang super, tetapi generasi demi generasi yang mencintai Tuhan dan taat kepada Tuhan. Artinya tanggung jawab orang tua bukan hanya menyediakan kebutuhannya dan membiayai sekolahnya, tetapi lebih dari itu untuk memastikan mereka mengenal Tuhan, mencintai Tuhan, taat kepada Tuhan dan MELAYANI TUHAN .
2Tim.1:5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
(NLT) … And I know that same faith continues strong in you.
Warisan #1: Keluarga yang utuh dan sehat
Memberikan rasa aman bagi anak-anak: Mereka tidak perlu hidup dengan kekuatiran bahwa suatu kali orang tuanya akan berpisah. Mereka tidak perlu takut harus memilih ikut ayah atau ibu. Keluarhg yang utuh dan sehat menciptakan suasana rumah yang memberikan rasa nyaman bagi anak-anak untuk bertumbuh menjadi pribadi yang utuh. Apakah suasana rumah penuh kedamain atau penuh peperangan?
Warisan #2: Hubungan yang baik
Kol.3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
Banyak masalah dalam hidup orang dewasa, akarnya adalah hubungan yang buruk dengan orang tua mereka pada waktu mereka kecil. Salah satu akibatnya adalah tidak bisa membina hubungan yang baik, termasuk dengan suami/istrinya, karena insecurity, mudah tersinggung, hidup dalam kemarahan dan kepahitan.
(Amp) Fathers, do not provoke or irritate or exasperate your children [with demands that are trivial or unreasonable or humiliating or abusive; nor by favoritism or indifference; treat them tenderly with lovingkindness], so they will not lose heart and become discouraged or unmotivated [with their spirits broken]. | Para ayah, jangan membangkitkan amarah atau menyakiti atau menggusarkan anak-anak Anda [dengan tuntutan yang terlalu keras untuk perkara yang sepele atau merendahkan atau melecehkan; juga jangan pilih kasih atau menunjukkan ketidakpedulian; perlakukan mereka dengan lembut dengan cinta kasih], sehingga mereka tidak akan berkecil hati dan menjadi putus asa atau tidak termotivasi [dengan semangat yang patah].
Hati-hati dengan perkataan kita yang suka membanding-bandingkan anak kita dengan anak-anak yang lain. Setiap anak unik, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Warisan #3: Melayani Tuhan
Yos.24:15 (ERV) “… You must choose for yourselves today. Today you must decide who you will serve … But as for me and my family, we will serve the Lord.”
Melayani Tuhan tidak dapat diwariskan hanya dengan memberikan dukungan dan dorongan, melainkan melalui KETELADANAN dari orang tua.
#3. PADA AKHIRNYA KITA PERCAYA PADA KASIH SETIA TUHAN UNTUK MASA DEPAN ANAK-ANAK KITA.
It’s not hard to start a family.
It’s not easy to build a good family.
It takes courage to raise a great family.
You need GOD to have a Godly family.
Ula.7:9 Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan,
(ERV) “So remember that the Lord your God is the only God, and you can trust him! … He continues to show His love and kindness through a thousand generations … “
SETELAH MELAKUKAN APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN, MASIH BANYAK HAL DI LUAR KENDALI KITA, SAATNYA MENYERAHKAN MASA DEPAN ANAK-ANAK KEPADA TUHAN.
Tuhan adalah Tuhan yang setia dan memegang perjanjian-Nya bahwa Dia akan menunjukkan kasih-Nya dan kebaikan-Nya kepada anak-anak kita dan generasi-generasi berikutnya.
Maz.112 :1-2. “Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.
(NLT) Their children will be successful everywhere; an entire generation of godly people will be blessed.