FAMILY FIRST 2022

Kalau anda mendengar kata “Duren Tiga” apa yang ada dalam pikiran anda? Tiga buah duren yang berjejer atau pikiran kita dibawa ke sebuah kasus yang akhir-akhir ini heboh dan membingungkan, tentang seseorang dengan karier cemerlang, namun hancur dalam satu hari, dan dihubungkan dengan kondisi bahwa rumah tangganya tidak secemerlang kariernya.

Family first adalah suatu nilai yang kita percaya bahwa keluarga adalah penting dan bernilai tinggi; kalau sesuatu penting dan bernilai tinggi maka akan kita utamakan dalam hidup kita, punya prioritas diatas yang lain. 

Family First: Kesuksesan dalam keluarga adalah hal yang penting dan berharga dalam hidup kita, karena itu harus diusahakan dan diutamakan.

Kita harus mengalami kemenangan di rumah sebelum kita mengalami kemenangan di luar rumah.

“The home front is always underrated by Generals in the field. And yet that is where the Great War was won and lost. The Russian, Bulgarian, Austrian and German home fronts fell to pieces before their armies collapsed.”
— David Lloyd George — 

Prime Minister of the United Kingdom from 1916 to 1922.

Seringkali yang menentukan kemenangan atau kekalahan dalam perang bukan para pasukan di garis depan, melainkan keadaan dalam negri. Kalau dalam negrinya rapuh (contoh: ekonominya hancur atau tidak ada kesatuan secara politik) maka tunggu waktu pasti kalah. Kalau dalam negrinya tidak solid, sulit suatu negara bisa menang perang. Karena itu kita harus mengalami kemenangan di rumah sebelum kita mengalami kemenangan di luar rumah.

Kis.10:1-2 (BIS) Di Kaisarea ada seorang laki-laki bernama Kornelius. Ia seorang kapten “Pasukan Italia”. Ia orang yang takut kepada Allah dan seluruh keluarganya beribadat kepada Allah. Ia banyak menolong orang-orang Yahudi yang miskin, dan ia selalu berdoa kepada Allah.

(MSG) He had led everyone in his house to live worshipfully before God …

  • Kornelius memiliki karier yang baik, dia menjadi seorang  perwira Romawi, pemimpin pasukan resimen Italia …
  • Seorang yang takut akan Tuhan, dan memimpin seluruh keluarganya beribadah kepada Tuhan.
  • Kornelius juga punya nama baik, karena ia banyak menolong orang-orang Yahudi yang miskin.

Kornelius dapat menjadi model utk kita membangun kehidupan kita, membangun kehidupan inside-out.

  • Mulai dari “Me” = menata kehidupan pribadi kita masing-masing.
  • “Ia orang yang takut kepada Allah …”
  • Lalu “My family” = menata keluarga kita masing-masing.
  • Kornelius memimpin seluruh keluarganya melayani Tuhan.
  • Kemudian “We” = menata hubungan kita dengan komunitas kita (keluarga besar, tetangga, iCare, teman2, teman kerja).
  • Barulah “our world” = kehidupan kita berdampak kepada dunia di mana Tuhan menempatkan setiap kita.

Kesuksesan adalah ketika anda mendapat apa yang anda inginkan, dan keluarga anda di rumah masih mencintai dan menghormati anda.

“True success is when those who know you the best, love you the most.”

John Maxwell

Kenyataannya banyak orang dikagumi dan dihormati di luar rumah, tetapi tidak dicintai dan dihormati di rumah sendiri. 

Kita harus percaya bahwa Tuhan punya rancangan indah untuk setiap pernikahan. Karena itu goal kita dalam pernikahan bukan hanya bertahan, tetapi mengalami keindahan sebagaimana Tuhan rancangkan.

Tuhan merancangkan pernikahan bukan hanya untuk dijalani, tetapi untuk DINIKMATI

Kej.1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Pernikahan adalah sebuah Covenant, perjanjian tanpa akhir.

Mat.19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Keindahan pernikahan Kristen:

  • Monogami,
  • Eksklusif (tidak ada orang ketiga)
  • Tetap / permanen
  • Seumur hidup

Keberhasilan untuk kita mengalami keindahan dalam pernikahan (dan kehidupan kita setelah menikah) dimulai jauh sebelum kita menikah, yaitu memilih dengan siapa kita menikah. Alkitab mengatakan bahwa Ketika Tuhan menciptakan Adam (pria), dan kemudian Hawa (Wanita), supaya mereka menjadi pasangan yang sepadan.

Kej.2:18 TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.” Harusnya kalau sudah tidak sendiri, keadaannya jadi lebih baik. Bagi yang sedang berpacaran: kalau keadaanmu lebih baik ketika masih single daripada ketika punya pacar, something is wrong. Bagi yang sudah menikah: Kalau keadaanmu lebih baik waktu single daripada setelah menikah, something is wrong. Tidak sesuai dengan rancangan Tuhan.

2Kor.6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Manusia terdiri dari Roh, Jiwa dan tubuh; urutan yang benar dalam menentukan pasangan yang sepadan adalah roh, jiwa dan tubuh. Dunia punya urutan yang yang kebalikan: tubuh, jiwa baru roh. Yang diutamakan adalah physical, tidak terlalu peduli apakah sepadan jiwa dan rohnya. Kalau beli mobil anda bisa test drive, tapi kalau berpacaran tidak boleh test drive dulu.

Jadi urutan yang benar adalah mencari pasangan yang sepadan adalah roh kemudian jiwanya, baru disatukan secara daging (jasmani) dalam pernikahan. Kalau ada cowok yang mendekati (atau jaman sekarang seringkali juga cewek lebih agresif) …

  • Tanya siapa yang menjadi tuan dalam hidupnya?
  • Tanya apa yang jadi panduan dalam hidupnya?
  • Tanya apa yang dia percaya, apa yang jadi tujuan hidupnya.

“Run for God, and if you see someone is running along with you, that person has the potential to be your life partner.” 

Jangan sibuk cari pacar, sibuklah cari Tuhan; ketika engkau menemukan orang yang punya passion yg sama utk Tuhan, orang itu punya potensi utk menjadi pasangan hidupmu!

Setelah kita pastikan sepadan secara rohani, berikutnya adalah kesepadanan jiwa.

Pernikahan rapuh karena pribadi yang tidak utuh.

Karena itu kita tidak boleh masuk dalam dalam pernikahan dengan jiwa yang tidak utuh, dan berharap pasangan kita yang menambal semua keretakan dalam hidup dia. Lebih parah kalau dua-duanya pribadi yang retak.

Karena itu pernikahan yang sehat kalau dua pribadi sudah utuh disatukan jadi satu. 

Kalau yang satu utuh yang satu tidak, maka yang tidak utuh akan selalu menuntut pasangannya untuk mengisi kekosongannya, dan melelahkan. Ini yang anda harus cek sebelum membuat keputusan menikah. Kalau dua-duanya tidak utuh, yang terjadi bukannya kita saling melengkapi tetapi saling menuntut apa yang pasangan kita juga tidak punya. 

Sesuatu yang kita anggap berharga, akan kita perjuangkan dan kita prioritaskan.

Kalau kita percaya bahwa pernikahan adalah dari Tuhan maka keindahan pernikahan adalah sesuatu yang akan kita perjuangkan dan kita prioritaskan dalam hidup kita.

Seringkali kita pikir untuk berhasil di rumah cukup dengan cinta.

Ams.24:3-4 Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik.

Menariknya di sini tidak ada kata cinta.

The myth: “All you need is love”.  The truth: Love alone is not enough

Ams.24:3-4 (BIS) Rumah tangga dibangun dengan hikmat dan pengertian. Dan apabila ada pengetahuan, maka kamar-kamarnya akan terisi lengkap dengan barang-barang berharga dan indah.

Dibutuhkan lebih dari CINTA untuk membangun rumah tangga.

Yang dibutuhkan dalam sebuah pernikahan adalah:
1. Hikmat (berhubungan dengan waktu & kedewasaan)
2. Kepandaian/Pengetahuan
3. Pengertian
Ketiga hal ini hanya dapat diperoleh melalui proses belajar.

Ams.14:1 Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri. 

Jangan jadi pria atau wanita yang bodoh, yang karena kebodohannya menghacurkan rumah tangga atau keluarganya sendiri.

Ams.11:29 (Amp.) He who troubles (mismanages) his own house will inherit the wind (nothing).

(FAYH) Orang yang menimbulkan kejengkelan dan kemarahan di dalam keluarganya kehilangan segala sesuatu yang berharga. 

Seringkali banyak usaha (kerja keras, belajar) yang kita lakukan untuk berhasil di luar rumah, tidak cukup usaha yang sudah kita lakukan untuk berhasil di rumah.

Saya ingin menyinggung sedikit ttg pentingnya kita mempelajari parenting. Parenting tidak hanya tentang menyediakan kebutuhan atau mencarikan sekolah terbaik.

Ada banyak masalah dalam hidup orang dewasa, yang akarnya ada pada masa kecil mereka. 

PARENTING adalah tentang menanamkan fondasi yang benar dan kokoh selama masa pembentukan mereka. Karena itu untuk masa depan anak-anak kita, kita tidak bisa cuma untung-untungan, pastikan anda cukup pengetahuan dan skill untuk memastikan anak-anak kita dibesarkan dengan prinsip-prinsip yang benar.

SEGALA SESUATU YANG DIRAWAT AKAN BERTUMBUH, SEGALA SESUATU YANG TIDAK DIRAWAT AKAN MENURUN KEADAANNYA (RUSAK)

Menjaga, memelihara dan memperbaiki pernikahan adalah proses belajar semumur hidup.

Keindahan pernikahan tidak otomatis berbanding lurus dengan keindahan pestanya.

KESETIAAN

Ibr.13:4 (BIS) Semua orang harus menunjukkan sikap hormat terhadap perkawinan, itu sebabnya hendaklah suami-istri setia satu sama lain. Orang yang cabul dan orang yang berzinah akan diadili oleh Allah. 

Ibr.13:4 (NLT) Give honor to marriage, and remain faithful to one another in marriage… 

Kesetiaan membangun pernikahan, ketidaksetiaan menghancurkan pernikahan

KEPERCAYAAN (TRUST)

Ams.31:11 Hati suaminya  percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.

Her husband trusts her without reserve, and never has reason to regret it. (MSG)

TRUST (Kepercayaan) dibangun melalui KETERBUKAAN dan KEJUJURAN

TRUST  is earned when actions meet words.

(KEPERCAYAAN diperoleh ketika tindakan sesuai kata-kata.)

TRUST (Kepercayaan) dirawat melalui  KONSISTENSI

Marriage is a gift from God to us.
The quality of our marriage is a gift from us to Him.

(Pernikahan adalah hadiah yang diberikan Tuhan kepada kita. Kualitas pernikahan kita adalah hadiah yang kita berikan kepada-Nya.)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s