STARTING RIGHT

050dd92b6264cc486220d2fcf8cd34d84d21f5-wmDalam penggembalaan kami punya high-moment, low-moment, dan moment yang menguras energi. Salah satu high-moment adalah saat pemberkatan pernikahan, karena hampir selalu untuk pengantin dan keluarga, hari pernikahan adalah hari yang penuh sukacita. Tentu kami juga turut bersukacita bersama pengantin dan keluarga, penuh pengharapan akan masa depan yang indah. Salah satu low-moment adalah kalau ada jemaat datang dan menceritakan bahwa rumah tangganya tidak dapat dipertahankan lagi, Ini sangat menyakitkan, menyesakkan dan menyedihkan bagi kami. Berita ini lebih devastating daripada mendengar seseorang meninggal dunia mendadak. Berita perceraian sebanding dengan orang yang memberitahukan bahwa seseorang meninggalkan Tuhan dan gereja (bukan hanya pindah gereja, tetapi juga meninggalakn imannya kepada Tuhan Yesus). Moment yang menguras energi adalah ketika harus memberikan konseling pasangan yang sedang mengalami masa sulit dalam rumah tangga mereka. Konseling ini tidak pernah mudah dan enak, selalu menguras tenaga dan pikiran. Nah, kalau harus meng-konseling banyak pasangan ini tentu akan menguras energi yang seharusnya bisa digunakan untuk hal-hal yang lain.

Karena itu kami bertekad untuk membangun rumah-tangga-rumah-tangga yang kuat dalam jemaat kami. Ada banyak program, misalkan setiap tahun kami mengadakan Family-First campaign, di mana kotbah-kotbah diarahkan untuk membangun keluarga. Kami mengadakan Marriage Getaway, yaitu retreat bagi para pasangan, didahului dengan beberapa session kelas. Namun kami menyadari titik awalnya harus dimulai sebelum hari pernikahan, yaitu ketika mereka memutuskan untuk “jadian.” Singkat cerita kalau mulainya “salah” maka membetulkannya akan memerlukan effort yang besar. Memang ada banyak kisah mereka yang sepertinya menikah dengan orang yang “salah” namun berhasil membangun rumah tangga yang harmonis; namun pasti ada kisah-kisah hari-hari air mata dan pernikahannya “berdarah-darah.”

Karena itu akan lebih mudah kalau sebuah pasangan memulai dengan benar, sehingga walaupun setiap pasangan perlu penyesuaian, namun karena sudah saling mengerti, maka masa penyesuaian dapat dilewati dengan mudah dan singkat. Kalau perlu punya extended honey moon, tanpa harus mengalami hell-on-earth dalam rumah tangga. Karena itu kami memiliki program STARTING RIGHT, berupa kelas dan mentoring.

Syarat paling utama yang kami canangkan dalam memilih pasangan hidup adalah kesepadanan rohani. Sejak awal Tuhan merancangkan rumah tangga, Tuhan merancangkan agar suami-istri menjadi penolong satu dengan yang lain (menjadi partner dalam mengaruni kehidupan) dengan menjadi pasangan yang sepadan. Kesepadanan rohani bukan hanya tentang keduanya ke gereja, tetapi juga memiliki kedalaman yang sama dalam relationship-nya dengan Tuhan dan passion yang se-level dalam melayani Tuhan.

Kej.2:18 “TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.””

Mengapa kesepadanan rohani begitu kami tekankan:

  1. Karena seharusnya ini menjadi pengikat utama pernikahan. Selama ada kesepadanan rohani, maka perbedaan-perbedaan bahkan pertengkaran akan lebih mudah diatasi. Paling tidak mereka tidak akan cepat-cepat melempar handuk putih dan menyerah. Namun harus diakui bahwa faktor kesepadanan rohani ini paling sering diabaikan oleh mereka yang sedang mencari pasangan hidup. Seringkali faktor ini ditaruh di urutan bawah dalam syarat-syarat mencari pasangan hidup.

“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2Kor.6:14 )

2. Karena kami telah menjadi saksi, anak-anak Tuhan yang memiliki banyak potensi dipakai oleh Tuhan, tiba-tiba menghilang dari pelayanan setelah menikah, karena pasangannya tidak memiliki passion yang sama dalam pernikahan. Setelah itu biasanya tidak banyak yang kami dapat lakukan, kecuali menyesali dan merasa kasihan. Kami mengajarkan bahwa menikah dengan orang yang “salah” 1000 kali lebih buruk daripada melajang.

Karena itulah di gereja kami, kami melakukan apa saja yang kami dapat lakukan dan membagikan apa yang kami tahu, agar setiap mereka yang sedang mencari pasangan hidup akan menjatuhkan pilihan pada orang yang tepat. Harapan kami, lima tahun mendatang kalau kami melihat kebelakang, maka kita akan melihat satu-demi satu menemukan pasangan yang sepadan, mereka memasuki kehidupan hebat yang Tuhan sediakan, dan bersama pasangan mereka melayani Tuhan. Kami akan sangat puas dan sukacita. Semua ini kami lakukan karena kami mencintai mereka seperi anak-anak kami sendiri.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s