Pertama-tama kita perlu menyamakan istilah yang akan kita pakai di artikel ini: yang dimaksud dengan Kerendahan hati adalah humility, sedangkan rendah diri adalah inferiority.
Mat.5:5 (BIS) Berbahagialah orang yang rendah hati; Allah akan memenuhi janji-Nya kepada mereka!
Satu ayat ini saja sudah berbicara bahwa sikap rendah hati adalah kunci kita menerima janji Tuhan.
KERENDAHAN HATI sering dipandang sebagai suatu sikap atau nilai yang kuno dan tidak relevant di jaman ini. Kita akan belajar bahwa KERENDAHAN HATI bukanlah nilai yang kuno dan tidak relevant dengan jaman ini, bahkan sebaliknya kerendahan hati merupakan nilai yang menjadi dasar dalam kita membangun keyakinan diri dan membangun citra diri yang sehat, yang akan membawa anda ke pintu keberhasilan; dan lebih dari itu Firman Tuhan mengatakan sikap rendah hati adalah kunci kita menerima janji Tuhan.
Phil.2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama …
Tuhan Yesus sendiri memberikan suatu teladan kepada kita bagaimana kita harus hidup bersama-sama – dalam keluarga, dalam pekerjaan dan dalam pelayanan : “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya (He humbled himself in obedience to God) dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia.
#1. RENDAH HATI BUKANLAH RENDAH DIRI
Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa kerendahan hati sama dengan memiliki harga diri yang rendah.
Kebenarannya: Rendah hati dan rendah diri adalah dua hal yang berbeda, bahkan bertolak belakang.
Seseorang menjadi rendah diri ketika membandingkan diri dengan orang lain dan melihat hanya kekurangan-kekurangan dirinya; atau ketika seseorang tahu ada hal-hal memalukan (dosa) dalam hidupnya yang harus disembunyikan dari Tuhan dan orang lain (contoh Adam, Kain).
Seorang yang RENDAH HATI menyadari bahwa Tuhan adalah Tuhan yang maha tahu dan maha kuasa, sedangkan saya adalah manusia yang terbatas. Segala sesuatu dalam hidup saya adalah kasih karunia. Tidak ada dari diri saya yang dapat saya banggakan sebagai hasil karya saya sendiri.
Gal.6:14 Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.
Orang yang rendah hati menyadari kelemahan, kekurangan, keterbatasan dan kerentanan dalam hidupnya, sehingga membuatnya hidup bergantung kepada Tuhan dan bukan pada kekuatannya sendiri.
Maz.25:9 (NIV) He guides the humble in what is right and teaches them His way.
(BIS) TUHAN membimbing orang yang rendah hati, dan mengajar mereka kehendak-Nya.
Orang yang rendah hati menyadari keterbatasan pengetahuannya, oleh sebab itu ia bergantung kepada Tuhan, dan Tuhan senang menuntun dan menyatakan kehendak-Nya kepada orang yang rendah hati.
Mat.5:5 (MSG) “You’re blessed when you’re content with just who you are — no more, no less. That’s the moment you find yourselves proud owners of everything that can’t be bought.”
“Anda diberkati ketika Anda puas dengan diri Anda apa adanya — tidak lebih, tidak kurang. Saat itulah Anda merasa bangga sebagai pemilik segala sesuatu yang tidak dapat dibeli.”
Kerendahan hati sejati artinya mengenal diri sendiri dengan benar, menyadari kekuatan dan keterbatasan kita.
Tidak melebih-lebihkan tetapi juga tidak menganggap diri kita lebih rendah dari yang seharusnya.
“Humility is not denying your strengths, humility is being honest about your weaknesses.” (Rick Warren)
Orang yang rendah hati tidak berarti perlu menyangkali kekuatan dan kelebihannya, tetapi juga perlu untuk menyadari dan menerima kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahannya.
“Humility is not thinking less of yourself, it’s thinking of yourself less.” (C.S. Lewis)
Kerendahan hati membuat kita dapat hidup menjadi diri sendiri; orang yang rendah hati tidak perlu membangun pencitraan yang berbeda dari siapa mereka sebenarnya, karena itu kita akan menjadi orang memiliki citra diri yang sehat dan keyakinan diri, sebagai modal untuk berhasil dan berbuah.
Pride makes us artificial; humility makes us real. (Thomas Merton)
Efe.2:1-10 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, (2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; (4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Efe.2 ini memberikan kunci untuk kita memiliki hubungan yang baik.
- Mulai dari suami-istri: dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri
- Dalam pekerjaan: perselisihan partner dalam bisnis seringkali bukan karena uang, tetapi karena pride, seperti Adam dan Hawa jatuh dalam dosa bukan karena lapar, tetapi karena kesombongan: “janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”
- Bahkan dalam pelayanan: “… tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. … hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.”
“Only humility will lead us to unity, and unity to peace.” – Mother Teresa
Humility is the key to better relationships.
#2. KERENDAHAN HATI ADALAH KEKUATAN BUKAN KELEMAHAN
Mat.5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
(NIV) Blessed are the meek, for they will inherit the earth.
Banyak orang menyamakan kerendahan hati atau dalam Alkitab bahasa Indonesia digunakan kata “lemah lembut” dan dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan “meekness” sebagai “weakness.”
Padahal dua hal ini berbeda bahkan bertolak belakang.
Meekness is not weakness, Meekness is strength under control.
Kerendahan hati adalah sebuah KEKUATAN, karena orang yang rendah hati mengenal semua kekuatan, talenta, potensi yang Tuhan sudah berikan dalam dirinya, tetapi semua itu tidak di salah-gunakan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan dalam PENGENDALIAN DIRI yang kuat.
Meekness is strength under control.
Sebaliknya justru kesombongan dalam diri seseorang adalah sebuah kelemahan, karena orang yang sombong tidak menyadari bahwa kejatuhannya sudah dekat.
Ams.29:23 (NLT) Pride ends in humiliation, while humility brings honor.
(FAYH) Kesombongan berakhir dengan kejatuhan, tetapi kerendahan hati mendatangkan kehormatan.
Ams.18:11-12 (FAYH) Orang kaya menganggap kekayaan sebagai benteng yang tangguh, sebuah tembok tinggi yang aman. Kesombongan mendatangkan kehancuran; kerendahan hati mendatangkan kehormatan.
(TPT) A man’s heart is the proudest when his downfall is nearest, for he won’t see glory until the Lord sees humility.
Pride is about my glory; Humility is about God’s glory.
1Pet.5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
Orang congkak akan berurusan dengan Tuhan, tetapi kerendahan hati itu menggerakkan hati Tuhan.
#3. KERENDAHAN HATI MEMBUKA PINTU PROMOSI DAN PERTOLONGAN TUHAN
1Pet.5:6-7 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu
KISAH NAAMAN (2Raj.5)
2Raj.5:1 Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram.
Di balik kariernya yang cemerlang, ada satu masalah dalam hidup Naaman, yaitu sakit Kusta yang memalukan dan membuatnya menderita. Naaman punya seorang pembantu perempuan orang Israel. Di luar rumah, Naaman berusaha menyembunyikan kustanya dibalik pakaian perangnya. Tetapi pembatunya tahu, bahwa Naaman menderita sakit Kusta dan penyakit kusta itu sangat menyiksa Naaman.
V.3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.”
Naaman dihadapkan pada pilihan, untuk terus menyembunyikan kustanya, atau merendahkan diri minta pertolongan kepada musuhnya. Untunglah Naaman mau merendahkan diri dan berangkat ke Samaria, ke rumah Nabi Elisa.
V.10 Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.”
V.11 Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: “Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!
Seringkali kita membatasi cara Tuhan bekerja dan bagaimana Tuhan bekerja sesuai pikiran kita sendiri. “Emangnya dia nggak tahu siapa saya? Sombong amat ketemu aja nggak mau. Paling nggak doain dan tumpang tangan lah….” Seringkali kesombongan kitalah yang kemudian membuat kita hidup dalam kekecewaan karena apa yang kita harapkan tidak terjadi seperti yang kita mau.
V.13 Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: “Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.”
Salah satu tanda kerendahan hati adalah ketika kita mau menerima nasehat, karena itu penting anda punya komunitas yang akan memberikan nasihat yang baik.
Naaman harus menelan kesombongan-nya, akhirnya dia mau turun ke sungai Yordan yang keruh airnya.
V.14 Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.
Kerendahan hati Naaman membuka pintu PERTOLONGAN TUHAN.
Mungkin anda seperti Naaman, sedang menantikan pertolongan Tuhan dalam hidupmu, terus RENDAHKANLAH DIRIMU di bawah tangan Tuhan yang kuat, terus ikut cara Tuhan, terus hidup bergantung dan berhatap kepada Tuhan, terus taat kepada Tuhan .
Kerendahan hati akan membuat kita dapat melihat bahwa Tuhan dapat bekerja menurut cara yang tidak pernah kita pikirkan, memakai orang yang tidak pernah kita pikirkan dan waktu yang berbeda dari waktu kita; kerendahan hati artinya percaya bahwa pada WAKTUNYA TUHAN, pertolongan itu akan tiba.
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
1Pet.5:6-7 (NLT) So humble yourselves under the mighty power of God, and at the right time he will lift you up in honor.
Dalam kisah anak terhilang di Luk.15
V.4 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. (5) Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. (6) Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
Orang muda ini dalam keadaan yang terpuruk, sedang pada posisi terendah dalam hidupnya, orang tidak menghargai dia.
V.7 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
Anak muda ini menyadari keadaannya, dan tahu bahwa hidupnya akan lebih baik kalau dia mau dating Kembali kepada bapanya dan berserah. Dalam pikirannya seperti terulang rekaman peristiwa dengan sombongnya dia meminta warisannya dan meninggalkan rumahnya. Untuk membuat keputusan kembali ke rumah bapanya, anak muda ini harus belajar menanggalkan kesombongan dan merendahkan diri.
v.20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
v.22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
Kerendahan hati menjadi kunci PROMOSI dalam hidupnya.
Mungkin ada diantara kita merasa seperti anak muda ini, struggle dengan keuangan, hidup pas-pasan; anda struggle dengan kariermu, stuck dan tidak naik-naik; ada sedang struggle dengan bisnismu yang habis dihantam badai karena pandemic, anda merasa sedang ada di posisi paling rendah dalam hidupmu, orang memandang engkau rendah; dan anda marah dengan kehidupan … mungkin itu kesombongan yang harus kita bereskan dalam hidup kita. Sama seperti anak yang terhilang, tanggalkan kesombongan, belajar merendahkan diri dan percaya Tuhan tidak pernah lalai dan percaya pada waktunya Tuhan yang akan mengangkat dan meninggikan.
“Tuhan aku merendahkan diri dan menyerahkan diri kepada semua proses yang Tuhan mau kerjakan dalam hidupku dan aku mau mengalami promosi yang tidak dating dari manusia, tetapi promosi yang dating dari Tuhan sendiri.”
“ … at the right time You will lift me up in honor.”