Paul Scanlon at JPCC online service
- Yoh. 14-2 The Father’s House
- Ams. 24: 3-4
It’s the Father’s House = God’s House
- It welcomes all humanity
- Judgement free
- It’s carpeted wall-to-wall with grace
- Its climate is love and acceptance
- The fragrance is alabaster jar: love, acceptance, and worship
- The house has no stairs: no hierarchical structure of leadership
- It has many doors, entrances
- It has no locks
- Kisa “anak terhilang”: dua duanya membuat kesalahan dan dua dua nya tetap punya tempat di rumah Bapanya.
Enam ruangan yang “hilang” dari gereja:
- The Panic Room
- Sebuah ruangan di rumah untuk “lockdown” tempat kita aman dari serangan/bahaya dari luar dan punya akses ke polisi
- Gereja perlu punya “ruang” untuk orang – orang yang sedang mengalami panic dalam hidup mereka: orang – orang yang sedang merasa “tenggelam” secara emosi dan mental
- Orang – orang yang melakukan kealahan besar dalam hidup mereka = disaster
- Orang orang yang mengalami depresi
- Gereja sering tidak puya tempat untuk mereka
- Di PL ada “kota perlindungan” (city of refuse)
- A Messy Room
- Ruangan yang tidak kita tunjukkan pada tamu, ruangan yang
- Space rang orang yang sedang ada dalam kebingungan, orang – orang yang sedang mengalami messy transition
- Orang – orang ang sedang mengalami disorientasi
- Orang – orang yang hidupnya sedang tidak jelas
- A X-Ray Room
- Ruangan kita buka buka an: pembicaraan yang membutuhkan keterbukaan
- Sekarang tidak ada kemunafikan di gereja
- Dalam konseling: membuat lebih jelas akan masalahnya
- A Play Room
- Relax, fun, joking, joy, lightheartedness
- Don’t stop playing because we grow old. We grow old because we stop playing
- A Changing Room
- Personal reinvention: memberikan ruang untuk orang mengalami perubahan/pertumbuhan dalam hidup
- A Spare Room
- Ruang tidur untuk tamu
- Foster care untuk hurting people
- Akan bersama kita sementara
- Yesus melakukannya.
- Kesimpulan: Gereja harus bisa relevant dengan humanity: semua season dalam hidup