By Bambang Budijanto
CHAPTER #1 HOW LEADERS DELEGATE TASK
Mengapa mendelegasikan?
- Meningkatkan kapasitas orang
- Supaya kita bisa lebih efektif dan strategis sebagai pemimpin
- Innovative and creative
Common Mistakes dalam pendelegasian:
- Hanya melempar pekerjaan yang kita tidak suka
- Menyerahkan pada orang yang salah (asal ada orang lain mengerjakannya, akrena saya tidak suka melakukannya)
- Tidak menyediakan framework waktunya:
- Bagaimana dikerjakannya
- Sejauh mana wewenangnya
- Apa itu sukses (the win)
Bagaimana pendelegasian yang benar:
- Melihat semua tugas yang ada, lalu memilah secara spesifik
- Clear expectation : sukses itu seperti apa dan kapan?
- Set accountability :
- Untuk memastikan tetap di jalur yang benar
- Siapa yang menentukan apakah ini sukses atau tidak
- Monitoring milestone secara rutin
- Ada proses berjalan bersama
- Mengawasi dan menyediakan pendukung yang dibutuhkan
- Pastikan pendelegasian pada orang / tim yang tepat
- Orang yang mau kita kembangkan kapasitas
- Harus punya clear development goal
- Akan jadi apa atau akan punya skill apa setelah tugas ini selesai.
Apa pentingnya pendelegasian untuk sebuah organisasi?
- Membangun kapasitas organisasi dan individuals
- Pemimpin dapat lebih strategis, innovative, dan kreatif
- Bagian dari succession plan
Musuh pendelegasian:
- Pemimpin – pemimpin yang tidak secure
- Pemimpin – pemimpin yna tidak bisa mempercayai orang lain
- Pemimpin yang tidak dapat menerima keberadaannya sendiri.
CHAPTER #2 SUCCESSION PLAN
Mempersiapkan dan membangun pimimpin yang akan menggantikan kita:
- Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sukses atau tidaknya setelah dia tidak memimpin lagi
- Untuk membangun usia jangka panjang (100 tahun)
- Stewardship yang baik
- Pemimpin adalah mata uang dari perubahan
Kapan perlu memulai succession plan? – Pada hari pertama kita duduk dalam suatu posisi kepimimpinan
Bagaimana mempersiapkan succession plan?
- Bangun kriteria-nya, bukan untuk kebutuhan hari ini, tapi untuk masa depan.
- Orang / pemimpin seperti apa?
- Buat shortlist orang orang yang akan memenuhi kriteria jangka panjang
- Interview
- Mengamati
- Integrasikan staff baru dengan kriteria pemimpin masa depan yang dibutuhkan
- Buatkan path yang khusus untuk pertumbuhan setiap orang (untuk 5 – 10 tahun kedepan)
- Berikan coach/mentor untuk masing – masing
- Monitor secara rutin (annual) untuk mengetahui perubahan yang diperlukan.
- Mendoakan : Godly selection process
- Celebrate the transition.
ChaPTER #3 MEASURE OF A LEADER
Apa ukuran keberhasilan kepemimpinan?
- Pertumbuhan orang – orang yang dipimpin
- Kerohanian
- Kompetensinya
- Kedewasaannya
- Performance
- Pencapaian terhadap goal
- Pemimpin lain yang dihasilkan
- Multiplikasi pemimpin pemimpin
- Kekuatan dan budaya organisasi (Budaya pembelajar dan Agile)
- Impact
- Apakah punya impact ke luar organisasinya: menjadi trend setter, jadi inspirasi, jadi bench mark
- Personal Growth
- Apakah bertumbuh menjadi pemimpin yang lebih baik keputusannya lebih bijaksana!
- Succession Plan
#4. SELF LEADERSHIP
Kita tidak dapat memimpin orang lain dengan maksimal, jika tidak berhasil memimpin diri sendiri dengan baik.
- Memeriksa pondasi kepemimpinan – self-identity:
- Self-acceptance (tidak ingin menjadi orang lain)
- Self-worth (nilai = kontribusi yang saya tawarkan)
- Temukan dan fokus pada purpose/tujuan hidupmu
- Cari tahu dari Tuhan
- Establish your values:
- Seperti boundaries: batasan – batasan penting
- Misal: integrity, excellence, courage
- Values: apa yang penting dan berharga
- Ketika diperhadapkan pada pilihan, kita mudah memilih
- Buat daftar asset yang Tuhan titipkan pada anda (Stewardship)
- Talenta, waktu, skills
- Rencanakan pertumbuhan
- Baca buku
- Youtube
- Seminar
- Mengorganisir gudang habit secara intentional
- Manusia adalah makhluk kebiasaan
- Evaluasi kehidupan dan kepemimpinan kita.
#5. How to know when is time to Move On
Tujuh hal utuk menguji apakah posisi sekarang adalah tempat yang (masih) tepat:
- Apakah masih bertumbuh dan masih punya kesempatan untuk bertumbuh? (dalam 6 bulan ke depan)
- Spiritual
- Relationship
- Kompetensi
- Apakah masih punya space untuk memberikan kontribusi yang significant
- Apakah masih ada exciting challenge?
- Berapa % dari potensimu anda pakai dalam mengerjakan tugasmu sehari – hari
- Jika dalam 6 bulan terakhir anda hanya menggunakan 60% potensimu, berarti masih ada potensi yang tersia – siakan
- Apakah values dari organisasi (masih) sama dengan values pribadi kita
- Apakah ada value yang berbenturan?
- Apakah ada caring community?
- Punya sahabat di tempat kerja?
- Apakah arah organisasi masih sesuai dengan purpose hidupmu
- Apakah ada holy discontent yang belum terpenuhi:
- Kegelisahan batin
- Keinginan untuk berkontribusi lebih besar sesuai dengan design Tuhan untuk kita (pribadi)
2 Tips:
- Jika sudah mendapat tuntunan dari Tuhan dan konfirmasi dari mentor, gunakan tujuh indicator ini sebagai alat validasi/peneguhan
- Sebaliknya bisa saja ada beberapa indicator yang menyarankan anda untuk move on, tapi tuntunan Tuhan menunjukkan anda harus stay; sebaiknya ikuti tuntunan Tuhan!
#6. Problem Solving
- Mengakui masalah
- Bentuk team untuk menyelesaikan masalah
- Cari orang – orang yang berani jujur
- Cari orang – orang yang mau belajar
- Identifikasi masalah
- Mana yang paling penting diselesaikan saat ini
- Cari akar masalah
- Supaya tidak muncul lagi di kemudian hari
- Membuat daftar alternative penyelesaian masalah
- Resiko? Harga? Side effect?
- Kemungkinan berhasil?
- Memutuskan mana yang dipilih.
- Pilih yang paling strategis
- Buat perencanaan implementasi dan evaluasi
#7. Seven Gifts of Empowerment
Apa yang dapat membuat dampak kepemimpinan kita melampaui kapasitas kita:
- Berkat Tuhan
- Empowerment
7 Gifts of Empowerment:
- Clear shared vision and goal
- Make them feel to own the vision of the church / company
- Mereka bisa menjelaskan kepada orang lain
- Clear expectation
- Clear boundaries
- Wewenang yang diberikan
- Clear relevant reliable information
- Clear accountability
- Apa tugasnya
- Bertanggung jawab pada siapa
- Clear confidence
- Berikan encouragement
- Merayakan keberhasilan kecil
- Clear platform
#8. LIMA TANDA KEPEMIMPINAN YANG TIDAK LAGI EFEKTIF
- Blame Game
- Pemimpin yang baik akan bertanya “Apa yang salah” (the problem);
- Pemimpin yang tidak efektif akan mencari “salah siapa”-> melemparkan tanggung jawab pemimpin kepada orang lain.
- Takut mengambil keputusan
- Tugas penting seorang pemimpin: decision making
- Terutama keputusan yang sulit
- Kehilangan visi kedepan
- Kehidupan dan conversationnya tidak lagi tentang visi ke depan
- Mengambil keputusan hanya mengikuti suara mayoritas (bukan suara Tuhan)
- Tidak lagi memiliki kepedulian kepada orang – orang yang dia pimpin (relationship & sayang)
- Pertumbuhan, kesejahteraan
#9. How to Maximize Your Leadership Impact
Tujuh hal untuk memaksimalkan dampak kepemimpinan:
- Stay Focused
- Fokus pada purpose / tujuan
- Fokus pada panggilan saat ini
- Jangan ambil semua kesempatan
- Build a high performing team
- Bangun pemimpin pemimpin di tiap level
- Deep Bench
- Pemimpin adalah mata uang perubahan
- Delegasi tugas kepada orang yang benar
- Choose your battlefield
- Tidak semua tension harus kita hadapi: bagi – bagi beban
- Have a long view (generations)
- Check your ego: jangan bersaing, tapi berkolaborasi
10. Intergenerational Leadership
Tiga pendekatan kepemimpinan yang merugikan:
- Kepemimpinan tunggal
- Biasanya karismatik
- Tidak pernah mempersiapkan regenerasi secara intentional
- Pemahaman regenerasi sesuai dengan urutan tingkatannya
- Berdasarkan urutan senioritas
Intergenerational leadership:
- Shared leadership: Ada banyak generasi duduk bersama di meja kepemimpinan
- 20s – 30s creative and lots of energy
- Mid 30s – 40s good executor
- 50s build networking
- 60s good coach
2. Tiap generasi punya kontribusi yang signifikan
- Setiap generasi memberikan yang terbaiki dari apa yang mereka punya
3. Paling baik kalau intergenerational leadership terjadi di tiap level
4. Memahami budaya dan Bahasa tiap generasi
APA PENTINGNYA INTERGENERATIONAL LEADERSHIP?
- Kolaborasi antar generasi sangat penting untuk melipatgandakan dampak kepemimpinan.
- Teamwork / kolaborasi antar generasi, masing – masing generasi menyumbangkan kekuatannya
2. Membangun budaya leadership by function (No office politics)
- Umumnya yang berlaku adalah leadership by position: banyak politik
- Fungsi orang sesuai bakar dan karunianya
- Tidak dibatasi senioritas atau usia
- Bisa rotasi fungsi
3. Di tiap level tersedia calon pemimpin yang siap menggantikan pemimpin sebelumnya
4. Staff / team engagement tinggi
- Meningkatkan produktivitas
- Tingkat engagement rendah: hanya sebagai pelaksana
- Tingkat engagement tinggi: sebagai decision maker.
5. Membangun budaya pembelajar.
- Membuat organisasi jadi agile
- Dapat bertahan lama dan kuat
- Berdampak luas