Tiga hal penting yang harus terus kita pelajari untuk kita berhasil dalam hidup:
- RELATIONSHIP
- STEWARDSHIP
- SERVANTHOOD
Prinsip STEWARDSHIP adalah Tuhan sebagai pemilik segala sesuatu mempercayakan kepada orang-orang yang dapat dipercaya untuk mengelola milik-Nya.
Ada tiga tingkatan dalam hubungan kita dengan Tuhan:
- Percaya (believe)
- Berserah (trust)
- Dipercaya (trusted)
Dengan kata lain STEWARDSHIP adalah pertumbuhan kita dari orang percaya menjadi orang kepercayaan Tuhan, untuk mengelola apa yang menjadi milik Tuhan.
Maz.24:1 Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.
(FAYH) BUMI adalah milik Allah! Segala sesuatu di dunia ini adalah kepunyaan-Nya!
Di Mat.25 ada sebuah perumpamaan: seorang tuan yang akan bepergian memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan uang kepada mereka.Yang pertama diberikan 5 talenta, yang kedua diberikan 2 talenta, yang ketiga diberikan satu telenta, menurut kemampuan atau kapasitas masing-masing. Waktu tuannya kembali, dia memanggil hamba-hambanya dan bertanya apa yang mereka lakukan dengan talenta-talenta yang dipercayakan kepda mereka.
Mat.25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
Apa yang Tuhan percayakan, harus kita gunakan sesuai dengan kehendak-Nya dan harus kita pertanggungjawabkan.
Mat.25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
- “Setia” berarti dapat dipercaya (oleh suami/istri, orang tua, atasan, maupun oleh Tuhan), ingat kita harus bertumbah dari orang percaya menjadi orang kepercayaan Tuhan.
- “Setia” juga berarti produktif atau berbuah.
- “Setia” bukan berarti ada di sana tanpa menghasilkan apa-apa.
- “Setia” artinya membuat apa yang dipercayakan di tangan kita menjadi lebih baik / terjadi peningkatan.
Mat.25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
Mat.25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Siapa yang setia dengan perkara kecil, akan dipercaya perkara yang besar. Semakin baik kita mengelola apa yang Tuhan berikan, semakin banyak yang Tuhan percayakan.
Karena itu salah satu tanggung jawab kita adalah terus belajar dan mengembangkan kapasitas kita untuk mengelola apa yang SUDAH Tuhan percayakan di tangan kita.
Mat.25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
Sudut pandang kita tentang siapa Tuhan dan rencana-Nya untuk kita, akan mempengaruhi seberapa baik kita akan menjadi pengelola apa yang Tuhan percayakan dan seberapa banyak yang akan dipercayakan kepada kita.
Mat.25:2 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas … (27) Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
Mat.25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
Kebenaran: Kita akan kehilangan apa yang tidak dapat kita Kelola dengan baik. (We will lose what we cannot manage.) Sebaliknya apa yang dapat kita kelola dengan baik akan ditambahkan kepada kita.
Orang yang sudah sudah punya 10 malah ditambahkan sehingga punya 11
Salah satu hal yang harus kita kelola dengan baik adalah KEUANGAN.
“If a person gets his attitude towards money straight, it will help straighten out almost every other area of his life. Tell me what you think about money, and I can tell you what you think about God, for these two are closely related. A man’s heart is closer to his wallet than almost anything else.” – Billy Graham
“Jika seseorang memiliki sikap yang benar terhadap uang, itu akan menolong untuk meluruskan hampir setiap bidang lain dalam hidupnya. Katakan kepada saya apa yang kau pikirkan tentang uang, saya dapat katakan kepadamu apa yang kau pikirkan tentang Tuhan, karena keduanya berhubungan dekat. Hati seseorang lebih dekat dengan dompetnya daripada hampir segala sesuatu yang lain.”
Mat 6:24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Mamon merupakan personifikasi dari :
- Cinta uang (bukan uangnya, tapi sifat cinta uang)
- Ketamakan (bukan nilainya, tetapi sifat ketamakan)
- Kepemilikan (bukan bendanya, tetapi keinginan menjadi pemilik, instead of menjadi pengelola)
- Kehidupan keduniawian (memuaskan daging atau hawa nafsu yang hanya mungkin dilakukan menggunakan uang).
1Tim 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
(FAYH) Karena cinta akan uang adalah langkah pertama menuju kepada segala jenis dosa.
Apa yang orang lakukan untuk 1 juta dollar? James Patterson & Peter Kim; The Day American Told the Truth:
- 25% mau meninggalkan keluarganya
- 25% mau meninggalkan imannya
- 23% mau tidur dengan orang yang tidak dikenal
- 7% mau membunuh seorang asing yg mereka tidak kenal
1Tim 6:17-18 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. (18) Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi
JADIKAN UANG SEBAGAI ALAT untuk kita melayani Tuhan, JANGAN SEBAGAI TUJUAN HIDUP.
- Sama dengan pisau > alat> bisa untuk kebaikan dan kejahatan, tergantung di tangan siapa.
- Sama dengan air> kita tidak bisa hidup tanpa air> tetapi kita tidak hidup untuk air!
- Sama dengan oksigen> kita tidak bisa hidup tanpa oksigen, tetapi kita tidak hidup untuk oksigen.
Jika uang tidak menjadi hambamu, ia akan menjadi tuanmu. Orang yang tamak tidak bisa dikatakan memiliki kekayaan, melainkan kekayaan yang memiliki dia. – Francis Bacon (1561-1626)
Uang: hamba yang baik, tapi tuan yang jahat
Untuk dapat menjadi seorang pengelola / steward, anda harus mengalami kemerdekaan dari Mamon.
Financial freedom is not defined by the amount of assets we have, but by our freedom from greed, worry and financial bondage.
@budihidajat88
CIRI-CIRI ORANG YANG BELUM MENGALAMI KEMERDEKAAN
- Selalu hidup dalam kekuatiran: Orang kaya takut kehilangan uang, orang miskin kuatir tidak memiliki cukup uang.
- Selalu merasa kekurangan.
- Keserakahan.
- Belanja berlebihan.
- Pelit.
- Suka memamerkan kekayaan.
- Mengabaikan prinsip-prinsip kebenaran untuk mendapatkan uang.
Bagaimana kita menjadi pengelola keuangan baik?
#1. BELAJAR HIDUP MENCUKUPKAN DIRI
Ibr.13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
(BIS) Janganlah hidupmu dikuasai oleh cinta akan uang, tetapi hendaklah kalian puas dengan apa yang ada padamu…
(ERV) Keep your lives free from the love of money. And be satisfied with what you have.
Orang miskin selalu ingin membeli apa yang mereka ingin beli seandainya mereka punya uang untuk membelinya. Orang kaya selalu memiliki godaan untuk membeli, karena mereka mampu melakukannya. Mampu bukan berarti perlu dilakukan.
Hati-hati dengan KETAMAKAN
Peng. 5:1 Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.
Ula.5:21 Jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.
Ams.23:2 Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu!
#2. MEMBUAT PERENCANAAN KEUANGAN YANG BAIK
Buat perencanaan jangka pendek (bulanan) dan perencanaan jangka panjang (masa depan – untuk sekolah anak-anak, simpanan untuk hari tua), dan ikuti rencana yang sudah anda buat.
Ams.21:5 Rencana orang rajin membawa kelimpahan; tindakan tergesa-gesa mengakibatkan kekurangan.
(NLT) Good planning and hard work lead to prosperity …
Prinsip mengatur keuangan: Pengeluaran lebih kecil dari pemasukan
Ams.21:5 (FAYH) Ketekunan mendatangkan kekayaan; spekulasi yang tergesa-gesa menyebabkan kemiskinan.
Jika anda terjerat hutang, buat prioritas untuk membayar hutang dan melunasi hutang.
Ams. 22:7 Orang kaya menguasai orang miskin, yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.
Buah dari pengelolaan keuangan yang baik adalah PROSPERITY (KELIMPAHAN) = memiliki lebih dari apa yang kita perlukan.
“Dapatkan sebanyak Anda bisa, tanpa menyakiti diri sendiri dan orang lain. Simpan sebanyak yang Anda bisa, potong pengeluaran yang tidak perlu. Beri sebanyak Anda bisa, simpan harta kekal disurga”. (John Wesley)
#3. KEBEBASAN KEUANGAN SEJATI ADALAH KEBEBASAN UNTUK MEMBERI
2Kor.9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. (7) Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
2Kor.9:7 (ERV) Each one of you should give what you have decided in your heart to give. You should not give if it makes you unhappy or if you feel forced to give. God loves those who are happy to give.
2Kor.9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
(AMD) … bahkan kalian akan berkelebihan untuk berbuat baik dan beramal.
2Kor.9:9 (AMD) “Mereka murah hati dan memberikan kepada orang miskin. Perbuatan baik yang mereka lakukan akan diingat selama-lamanya.”
(NLT) Their good deeds will be remembered forever.”
2Kor.9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya …
Dalam setiap penghasilan kita ada “benih untuk ditabur” dan ada “roti untuk dimakan”
Apa yang dituai akan selalu berlipatkali ganda dari apa yang ditabur. Ini adalah prinsip Kerajaan Allah untuk kita mengalami kelimpahan.
Siklus tabur tuai membuat anda memiliki kebebasan untuk menjadi berkat!
2Kor.9:10 (AMD) Allahlah yang memberikan benih kepada para penabur dan roti untuk dimakan. Dan Allah akan menyediakan apa yang kamu butuhkan dan membuatnya bertambah. Ia akan menghasilkan panen besar dari kebaikanmu. (11) Allah akan membuat kamu kaya dalam segala hal sehingga kamu selalu bisa memberi dengan bebasnya. Dan pemberianmu melalui kami akan membuat orang bersyukur kepada Allah.
Pertanyaan renungan:
Bagaimana sudut pandang kita mengenai uang dan kekayaan, apakah itu milik kita atau milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita?
Apakah selama ini kita mengelola keuangan kita sesuai kehendak-Nya dan untuk kemuliaan-nya ataukah hanya untuk kenyamanan dan keamanan kita sendiri?