
Apa pentingnya pikiran?
Beberapa kali di Alkitab dicatat kalimat “Yesus mengetahui pikiran mereka…”, seperti tertulis di beberapa ayat di bawah ini:
- Mat.9:4 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
- Mat.12:25 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.
- Mat.26:10 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: “Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.
Pertama, pikiran kita dapat terbaca oleh Tuhan (tentu saja), jadi kita harus berhati-hati dan bertanggung jawab menjaga pikiran kita. Kedua, pikiran kita mencerminkan apa yang ada di hati kita – niat, motivasi, nilai-nilai dan keinginan, baik positive maupun negative. Ketiga, pikiran kita akan berbuah keputusan dan perbuatan.
Rom.12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Don’t copy the behavior and customs of this world, but let God transform you into a new person by changing the way you think. Then you will learn to know God’s will for you, which is good and pleasing and perfect.(NLT)
Ayat ini mengajarkan bahwa salah satu perubahan yang harus terjadi ketika kita sudah mengalami lahir baru adalah perubahan dalam pikiran kita, yang mencerminkan hati yang sudah diperbaharui. Kita harus terus-menerus mengalami “pembaharuan” pikiran, yaitu menyelaraskan pikiran kita dengan Firman Tuhan, sehingga buah dari pikiran kita – keputusan dan perbuatan – memuliakan Tuhan.
Bagi seorang pemimpin, apa yang ada dalam pikirannya dan pola pikirnya sangat penting, karena akan berbuah pada keputusan-keputusannya, yang akan mempengaruhi organisasi yang dia pimpin dan hidup banyak orang. Bagi seorang pemimpin, bagaimana dia memproses ide-ide yang ada di pikirannya sangat penting. Karena itu kita akan belajar bagaimana seorang pemimpin seharusnya membentuk / memproses pikirannya.
#1. PIKIRAN YANG BESAR
Salah satu tanda seorang pemimpin adalah dia seorang pemimpi, seseorang yang dapat melihat jauh ke depan – apa yang belum dapat dilihat oleh orang-orang lain – dan perubahan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai impian tersebut. Seorang pemimpin selalu punya visi untuk membawa pengikut ke keadaan yang lebih baik, atau melakukan transformasi. Untuk itulah dia ada dan itulah panggilan seorang pemimpin. Karena itu seorang pemimpin harus BERANI memiliki VISI yang BESAR. Seorang pemimpin akan selalu berpikir bagaimana melakukan terobosan dan berani mengambil resiko untuk membuat visinya terjadi.
Kej.13:14 Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, (15) sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.
Ayat ini mengajarkan bahwa sebelum sesuatu dapat kita miliki atau raih, kita harus bisa melihatnya lebih dahulu dalam bentuk visi. Seberapa besar yang akan terjadi juga tergantung dari apa yang kita lihat (visi). Karena itu seorang pemimpin harus dapat melihat apa yang akan dilakukan atau dicapai dengan jelas, baik bagi dirinya sendiri maupun untuk para pengikutnya.
Sebagai pemimpin kita harus menyadari bahwa sesuatu yang besar tidak diukur dengan “volume” tetapi dari DAMPAK -nya.
Budi Hidajat
“Volume” memang mudah untuk memberikan impresi kesuksesan, tetapi yang memberikan SIGNIFICANCE atas hidup kita, kepemimpinan kita, organisasi kita adalah besarnya DAMPAK positif yang dirasakan oleh orang-orang. Karena itu seorang pemimpin harus terus menerus berpikir bagaimana saya dan organisasi saya dapat memberikan dampak yang lebih besar.
#2. PIKIRAN YANG PANJANG (STRATEGIS – TAKTIS)
Selain memiliki impian dan visi yang besar, seorang pemimpin selalu berpikir bagaimana membuat impian itu menjadi kenyataan. Sebagai seorang yang dapat melihat jauh ke depan – melalui visi dan impian – seorang pemimpin harus dapat melihat “jalan yang harus ditempuh” dan juga hambatan-hambatan yang akan dilalui. Dia harus dapat menjelaskan kepada pengikutnya, langkah demi langkah yang harus diambil. Seringkali seorang pemimpin tidak harus “membuka” semua peta perjalanan, dia akan menunjukkan one-step at a time.
Seorang pemimpin harus dapat mewujudkan visi menjadi kenyataan.
Luk.14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? (29) Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, (30) sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. (31) Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
Ayat ini mengajarkan bahwa tidak cukup seorang pemimpin memiliki visi yang besar – membangun menara; tetapi juga diperlukan kemampuan untuk membuat perencanaan dan perhitungan. Untuk yang kemudian diwujudkan dalam bentuk tindakan-tindakan yang akan membuat impian itu menjadi kenyataan. Karena itu seorang pemimpin harus memiliki pikiran strategis sekaligus taktis.
Pikiran strategis membuat seorang pemimpin dapat melihat dan menjelaskan kepada orang-orang di sekitarnya CARA mencapai impiannya, dan tantangan-tantangan yang akan mereka hadapi. Pikiran strategis biasanya membawa seorang pemimpin berpikir jauh ke depan, 5 atau 10 tahun ke depan. Dengan pikiran strategis, seorang pemimpin menghitung kesempatan apa yang mereka miliki, sumber daya yang mereka miliki untuk dapat mencapai tujuan mereka, juga kelemahan apa yang harus diatasi dan sekaligus ancaman-ancaman yang dapat menggagalkan mereka mencapai visi / tujuan. Salah satu tugas penting seorang pemimpin adalah membangun BUDAYA, yang terdiri dari nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan dan cara-cara sesuatu dilakukan. Budaya sebuah organisasi juga menentukan bagaimana hubungan antar individual dan atmosfir dalam organisasi tersebut.
Sedangkan pikiran taktis membuat seorang pemimpin dapat melihat dan berhitung apa saja dan berapa sumber daya yang dibutuhkan. Seorang pemimpin harus dapat menyusun struktur organisasi dan merekrut dan menempatkan orang-orang yang tepat. Seorang pemimpin harus mampu menentukan langkah taktis (program kerja) yang perlu dilakukan dalam jangka pendek.
3. PIKIRAN YANG DALAM (WISE)
Salah satu peran penting seorang pemimpin adalah membuat keputusan-keputusan. Beberapa keputusan mudah untuk dibuat, beberapa keputusan sulit dibuat karena konsekuensi-konsekuensi yang mengikutinya. Beberapa keputusan memiliki dampak jangka panjang dan besar, sehingga perlu pemikiran yang dalam dan panjang untuk membuat keputusan. Karena itu seorang pemimpin perlu belajar untuk membedakan, mana keputusan yang perlu diambil cepat dan mana yang perlu pemikiran yang panjang dan dalam sebelum mengambil keputusan. Di sinilah seorang pemimpin perlu HIKMAT untuk membuat WISE decisions.
Ams.18:13 Betapa bodohnya mengambil keputusan sebelum mengetahui duduk perkaranya. (FAYH)
Apa kata Firman Tuhan tentang HIKMAT?
Ams.1:3 They will teach you to develop your mind in the right way. You will learn to do what is right and to be honest and fair. (ERV)
Amsal 3:13-18 “Beruntunglah orang yang menjadi bijaksana dan mendapat pengertian. Keuntungannya lebih besar daripada yang diperoleh dari perak, dan lebih berharga dari emas. Hikmat lebih berharga daripada batu permata; semua yang kau idamkan tak dapat menyamainya. Hikmat memberikan kepadamu umur panjang, kekayaan dan kehormatan. Hikmat membuat hidupmu senang dan sejahtera. Orang yang berpegang teguh pada hikmat akan mengalami hidup yang sejati dan bahagia.” (BIMK)
Amsal 4:6-9 “Hargailah hikmat, maka hikmat akan melindungimu; cintailah dia maka ia akan menjaga engkau agar tetap aman. Hal terpenting yang harus pertama-tama kau lakukan ialah berusaha menjadi bijaksana. Apa pun yang kaukejar, yang terutama ialah berusahalah untuk mendapat pengertian. Junjunglah hikmat, maka engkau akan ditinggikan olehnya. Rangkullah dia, maka ia akan mendatangkan kehormatan kepadamu. Ia akan memberikan kepadamu karangan bunga yang elok untuk menjadi mahkotamu.” (BIMK)
HIKMAT adalah kemampuan menggunakan HUKUM dan PRINSIP yang tepat, sehingga membawa manfaat bagi kita.
HIKMAT punya dua sahabat dekat yaitu PENGETAHUAN dan PENGERTIAN.
PENGETAHUAN berbicara tentang APA (fakta, informasi & science)
PENGERTIAN berbicara tentang MENGAPA sesuatu terjadi dan apa konsekuensinya.
Kabar baiknya PENGETAHUAN dan PENGERTIAN adalah sesuatu yang dapat dipelajari sehingga kita mengerti HUKUM dan PRINSIP kehidupan.
Tweet
God, grant me the serenity to accept the things I cannot change,
courage to change the things I can,
and wisdom to know the difference.
SERENITY PRAYER
#4. PIKIRAN YANG LUAS (terbuka)
Seorang pemimpin perlu memiliki pikiran yang luas dan terbuka. Lawan dari orang yang pikirannya luas terbuka adalah seorang dengan pikiran yang sempit dan tertutup.
Pikiran yang terbuka berbicara tentang kemampuan melihat dari banyak sisi sebelum mengambil keputusan, antara lain: apa akibat-akibat dari keputusannya, siapa saja yang terdampak, apakah ada kepentingan-kepentingan yang lebih besar yang harus dipertimbangkan, apakah ada pendapat orang yang harus didengar. Intinya seorang pemimpin tidak boleh hanya melihat dari satu sisi, yaitu pendapat dan perspektif-nya sendiri.
Seorang pemimpin juga harus bisa melihat, mempertimbangkan dan memilih pilihan-pilihan sebelum mengambil keputusan. Bila perlu melakukan brainstroming dan diskusi untuk membuat daftar pilihan, sebelum membuat keputusan memilih pilihan terbaik.
Seorang pemimpin juga harus memiliki pikiran terbuka untuk menerima masukan dari orang-orang lain, terutama orang-orang di sekitarnya. Seorang pemimpin juga tidak boleh malu bertanya kepada orang lain terutama kepada orang-orang yang punya pengalaman dan pengetahuan.
Ams.18:15 Wise people want to learn more, so they listen closely to gain knowledge. (ERV)
Wise men and women are always learning, always listening for fresh insights. (MSG)
Ams.15:22 Banyak rencana gagalkarena kurangnya penasihat; penasihat-penasihat membawa keberhasilan. | If you don’t ask for advice, your plans will fail. With many advisors, they will succeed. (ERV)
Ams.24:6 Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak. | Get good advice before you start a war. To win, you must have many good advisors. (ERV)
#5. PIKIRAN YANG TINGGI (KRITIS)
Salah satu fungsi seorang pemimpin adalah melakukan inovasi dan problem solving. Dua hal ini menuntut seorang pemimpin berpikir dalam level yang lebih tinggi, yaitu berpikir kritis (critical thinking). Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir secara logis, berurutan (sequential) dan terstruktur.
Untuk melakukan inovasi, seorang pemimpin harus membiasakan diri berpikir kreatif (creative thinking). Berpikir kreatif membuat seseorang dapat melihat suatu dengan cara yang “berbeda” yang seringkali tidak dilihat oleh orang lain. Kemampuan ini memberikan ide-ide yang segar dan pendekatan yang out-of-the-box. Dari sinilah lahir inovasi-inovasi, baik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan maupun lompatan-lompatan perubahan.
Demikian juga ketika melakuan problem solving, seorang pemimpin harus membiasakan diri untuk berpikir kristis, yaitu melakukan ANALISA dan SINTESA.
ANALISA adalah kemampuan untuk melakukan evaluasi dengan menguraikan dari sesuatu yang besar / kompleks menjadi unsur-unsur yang lebih mudah dipahami. Salah satu contoh adalah kemampuan melihat hubungan sebab – akibat, membuat urutan dengan benar, mana yang sebab dan mana yang akibat. Dengan kemampuan ini, seorang pemimpin akan dapat memahami dan kemudian mencari solusi atas yang tepat untuk situasi-situasi yang kompleks. Tanpa kemampuan melakukan analisa dengan baik, maka seorang pemimpin akan mengambil kesimpulan yang salah tentang suatu situasi, dan kemudian mengambil keputusan yang salah.
SINTESA adalah kemampuan untuk MERANGKAI fakta-fakta, situasi-situasi yang terpisah, yang sepertinya tidak ada hubungannya satu dengan yang lain, menjadi sebuah rangkaian yang jelas hubungannya satu dengan yang lain. Dalam melakukan problem solving, kemampuan ini sangat penting, yaitu untuk kita dapat memanfaatkan resources yang sepertinya insignificant dan tak bernilai, menjadi sebuah rangkaian yang saling mendukung dan bernilai.
#6. PIKIRAN POSITIF (IMAN)
Ada banyak hal negative yang bisa menginvasi pikiran seorang pemimpin, antara lain, ketakutan, kecemasan, frustasi, kecurigaan dan banyak hal-hal negatif lainnya. Kalau kita ijinkan pikiran negatif menguasi pikiran kita, maka buahnya adalah kebingungan — seperti ada awan yang menyelimuti pikiran kita — sehingga kita tidak dapat berpikir jernih dan cerdas.
Luk.18:27 Kata Yesus: “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.”
Mar.9:23 Jawab Yesus: ” … Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”
Saya percaya pikiran kita (kemampuan berpikir) diberikan Tuhan supaya kita dapat pergunakan untuk memecahkan masalah-masalah dan membawa kesejahteraan. Tapi kita juga menyadari adanya keterbatasan pikiran manusia. Tidak semua hal / situasi dapat kita mengerti seluruhnya, terutama yang berkaitan dengan hal-hal yang belum terjadi / masa depan. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki pikiran iman, yaitu pikiran yang percaya bahwa Tuhan berdaulat dan selalu turut bekerja dalam semua perkara dalam hidup kita. Ketika diperhadapkan pada sisi positive dan sisi negative dalam sebuah situasi, dia harus memilih percaya pada hal-hal yang positive. Ketika diperhadapkan pada kebimbangan, seorang pemimpin harus memiliki keberanian untuk percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan. Ketika diperhadapkan pada ketidak pastian, seorang pemimpin harus memiliki keberanian untuk percaya pada kedaulatan Tuhan.
Pikiran iman akan menolong seorang pemimpin untuk memiliki ketajaman berpikir di saat krisis. Pikiran iman akan menolong seorang pemimpin untuk memiliki kejernihan berpikir di saat kebimbangan. Pikiran iman akan menolong seorang pemimpin untuk memiliki kecerdasan berpikir di saat
Tweet
#7. PIKIRAN KRISTUS
Di atas semua ketrampilan untuk mempergunakan kemampuan berpikir yang Tuhan berikan, setiap pemimpin perlu memiliki Pikiran Kristus, yaitu pikiran yang dapat mengerti dan menangkap maksud Tuhan. Jika seorang pemimpin memiliki pikiran Kristus, maka nilai-nilai dalam hidupnya akan selalu selaras dengan Firman Tuhan. Dengan demikian keputusan dan tindakannya akan senantiasa memuliakan Tuhan.
1Kor.2:16 Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.
Sebaliknya seorang pemimpin yang pikirannya tidak diserahkan kepada Kristus, maka kemampuan berpikirnya dipergunakan untuk hal-hal yang jahat dan duniawi. Bisa saja seorang pemimpin memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa, tetapi dipergunakan untuk keuntungannya sendiri atau untuk memanipulasi orang lain.
2Kor.5:10 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
Fil.3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Seorang pemimpin yang memiliki pikiran Kristus akan memiliki hikmat melebihi pengalaman manusia. Memiliki kecerdasan melebihi kepandaian manusia. Memiliki insight melampaui pengetahuan manusia.
Tweet
PENUTUP: Saya percaya bahwa Tuhanlah yang menciptakan dan memberikan kemampuan berpikir kepada manusia, dan Tuhan menginginkan agar kemampuan itu — sama seperti kemampuan-kemampuan yang lain — dipergunakan secara maksimal untuk membawa kesejahteraan untuk umat manusia dan untuk memuliakan Tuhan.