HATI SEORANG PEMIMPIN

Ams.4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan

Amsal dengan jelas mengingatkan kita untuk menjaga hati kita, karena dari hatilah pikiran, perbuatan bahkan arah kehidupan kita ditentukan. Hal ini tentu berlaku buat kepemimpinan seorang pemimpin. Karena itu saya mencoba membagikan apa yang seharusnya menjadi karakteristik hati seorang pemimpin dan bagaimana menjaga hati kita.

Kualitas kepemimpinan seorang pemimpin, ditentukan oleh kualitas hatinya.

#1. HATI YANG HANCUR

Neh.1:4 Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit,

Seorang yang menjadi pemimpin karena merasa terpanggil untuk melakukan suatu perubahan atau mencapai sebuah visi atau menjalankan sebuah misi, tentu berbeda dengan seorang yang melakukannya karena sebuah pekerjaan. Ketika Nehemia mendengar kabar tentang tembok Yerusalem, maka hatinya hancur, dan dari situ timbul sebuah panggilan untuk melakukan sesuatu.

Dari hati yang hancur karena melihat suatu keadaan, lahirlah sebuah visi yang lebih besar dari dirinya sendiri. Inilah yang membuat seseorang mau berkorban, ketika dia melihat sebuah visi yang lebih besar daripada dirinya sendiri. Inilah yang membuat seorang pemimpin mau meninggalkan kenyamanan, mengambil resiko-resiko untuk sebuah visi.

Beberapa kali alkitab mencatat hati Yesus yang “hancur” oleh belas kasihan melihat orang-orang, seperti yang dituliskan di:

  • Mat.9:36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
  • Mat. 14:14 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.

Hati yang digerakkan oleh belas kasihan inilah yang kemudian mendorong Yesus melakukan sesuatu untuk mereka. Di kesempatan lain, Alkitab mencatat Yesus menangis karena menjumpai Lazarus, sahabatnya, sudah meninggal (Yoh.11:35). Kemudian Yesus melakukan mujijat dengan membangkitkan Lazarus.

Belas kasihan akan mendorong seseorang melakukan sesuatu lebih dari sekedar memberikan simpati.

Ketika Yesus melihat kota Yerusalem, Alkitab mencatat hatinya “hancur” dan Yesus pun menangis (Luk.19:41). Ia begitu mengasihi dan peduli kepada penduduk kota Yerusalem (sebagai simbol manusia yang hidup terpisah dengan Tuhan dan menuju kebinasaan), dan untuknya Ia bersedia datang ke dunia untuk mati di Salib sebagai tebusan dosa manusia.

#2. HATI YANG LUAS

Hati yang luas berbicara tentang seseorang yang memiliki hati untuk orang lain. Sebaliknya orang yang memiliki hati sempit, hanya punya tempat di hatinya untuk satu orang yaitu dirinya sendiri. Orang seperti ini hanya mencari keuntungan dan kenyamanan bagi dirinya, semua yang dilakukan selalu hanya untuk dirinya sendiri. Paulus memberikan teladan untuk kita memiliki hati yang luas,

2Kor.6:11 Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu. (12) Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.

Hati yang luas dapat menampung banyak orang, menginginkan kesuksesan banyak orang, terutama orang-orang yang dipimpinnya. Sebaliknya orang yang hatinya sempit hanya berfokus pada dirinya sendiri, keinginannya dan keberhasilan diri sendiri.

Fil.2:4 … janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Yesus sendiri memberikan contoh, yaitu menjadi manusia untuk dapat menebus manusia dari dosa dan kematian kekal. Untuk itu Dia harus mengalami banyak penderitaan dan akhirnya mati di Salib.

Jangan senang melihat teman susah, dan jangan susah melihat teman senang.

#3. HATI YANG BESAR

Hati yang besar berbicara tentang KEBERANIAN seorang pemimpian. Seringkali para pemimpin dihadapkan pada pilihan yang sulit bahkan krisis. Justru di saat-saat seperti itulah diperlukan KEBERANIAN seorang pemimpin untuk mengambil keputusan dan memberikan pengharapan bagi pengikutnya. Ketika Yosua akan segera memimpin umat Israel menyeberangi sungai Yordan untuk merebut tanah Perjanjian, Musa memberikan nasehat kepada Yosua untuk tidak tawar hati menghadapi tantangan-tantangan di hadapan mereka. Nasehat ini diberikan Musa dari pengalamannya sebagai pemimpin, menghadapi berbagai krisis dan tantangan, tetapi Musa juga melihat bahwa Tuhan selalu menyertai mereka dan menolong mereka.

Yos.1:9 Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.”

Keberanian adalah karakteristik penting bagi seorang pemimpin.

Ams.24:10 Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.

Sebagai manusia biasa, wajar kalau seroang pemimpin memiliki “ketakutan” menghadapi sebuah situasi krisis. Tetapi seorang pemimpin memiliki kemampuan mengatasi ketakutan itu, sehingga dia tidak menjadi “tawar hati.” Saat ini dunia sedang menghadapi berbagai krisis, diperlukan pemimpin-pemimpin bangkit dan memimpin dengan keberanian, memberikan pengharapan masa depan yang lebih baik.

#4. HATI YANG LAPANG

Hati yang lapang berbicara tentang seorang pemimpin yang tidak baperan, dapat menerima perbedaan pendapat, dapat menerima kritikan dan mudah memaafkan. Saya memberikan predikat kepemimpinan seperti ini sebagai GRACEFUL LEADERSHIP.

Salah satu kebenaran yang khas Kristen adalah Kasih Karunia (Grace). Kasih karunia menceritakan tentang kebaikan Tuhan yang dinyatakan dengan mengutus Yesus datang ke dunia bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyelamatkan manusia yang berdosa (Yoh.3:17, 12:47). Kasih karunia ini mencerminkan sifat Tuhan yang penuh kasih, belaskasihan (merciful) dan anugrah (favor).

JANGAN MUDAH MENGHAKIMI ORANG LAIN.

Rom.4:12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. (13) Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung!

Pemimpin yang Graceful menyadari bahwa Tuhan sudah lebih dulu mengampuni dan tidak menghukum kita setimpal dengan kesalahan kita, karena itu wajiblah kita juga tidak menghakimi satu dengan yang lain. Karena itu seorang pemimpin yang graceful :

  • Tidak mudah menjatuhkan “vonis” hukuman tanpa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
  • Berusaha melihat seseorang dari sisi positif atau kelebihannya, bukan hanya kekurangannya.
  • Senang melihat keberhasilan pemimpin lain.
  • Tidak mau terlibat persaingan dengan pemimpin lain.
  • Dapat mempercayai orang-orang (terutama potential leaders) sehingga dapat mendelegasikan tugas-tugas dan melakukan regenerasi.

MENGAMPUNI DAN MEMBERI KESEMPATAN.

Efe.4:32 Sebaliknya, hendaklah kalian baik hati dan berbelaskasihan seorang terhadap yang lain, dan saling mengampuni sama seperti Allah pun mengampuni kalian melalui Kristus.

Menyadari bahwa kita semua adalah “work-in-progress” karena itu tidak ada orang yang sempurna. Setiap kita pasti pernah melakukan kesalahan dan memiliki kekurangan, karena itu, kita harus juga memberikan ruang untuk orang melakukan kesalahan.

Seorang pemimpin perlu memiliki grace untuk dapat memberikan ampun ketika bawahannya melakukan kesalahan. Tidak dihakimi dan dibuang, tetapi meneladani Kristus, dengan kasih diberikan pintu kesempatan untuk memperbaiki diri dan mengusahakan pemulihan.

Mat.18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” (22) Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Saya sudah menuliskan secara lebih lengkap di artikel berjudul GRACEFUL LEADERSHIP.

#5. HATI YANG KUAT

Ula.31: 6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”

Saya melihat banyak pemimpin memimpin dengan luka-luka di hati mereka. Akibatnya mereka menjadi mudah tersinggung, mudah marah, bahkan hidup dalam amarah dan kepahitan. Sebagai pemimpin, keadaan hati mereka akan tercermin dalam keputusan-keputusan, perkataan dan perbuatan yang melukai banyak orang.

Hurt people, hurt people.

Sebagai pemimpin kita tidak boleh membiarkan hati kita terluka apalagi mengalami kepahitan. Tapi saya menyadari bahwa ada banyak hal yang dapat melukai hati pemimpin. Pengikut menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi kepada seorang pemimpin, dan ketika pemimpin itu tidak dapat memenuhi ekspektasi itu, dengan mudahnya orang menghakimi, tanpa menyadari bahwa perbuatan mereka itu dapat melukai hati si pemimpin. Banyak orang tidak menyadari bahwa menjadi pemimpin itu tidak mudah dan memikul tanggung jawab yang berat.

Sebagai seorang pemimpin kita harus belajar menjaga hati kita sendiri untuk tidak rapuh dan mudah terluka.

Ada banyak situasi dimana kita harus menampung banyak “sampah” dari hidup orang lain. Satu-satunya yang dapat membuat kita memiliki HATI YANG KUAT adalah dengan selalu menyadari bahwa ANUGERAH dan KASIH KARUNIA Tuhan selalu tersedia dan cukup. Kekuatan kita bukan karena kita kuat, tetapi justru ketika kita menyadari bahwa kita lemah dan bergantung kepada Kasih Karunia Tuhan.

Sebagai pemimpin tidak mudah kita curhat kepada orang lain. Harus diingat bahwa kita punya YESUS SANG GEMBALA YANG BAIK, tempat kita dapat mencurahkan isi hati kita, dan yang selalu siap membebat hati yang luka.

Yeh.34:15 Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. (16) Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.

Satu-satunya yang dapat membuat kita memiliki HATI YANG KUAT adalah dengan selalu menyadari bahwa ANUGERAH dan KASIH KARUNIA Tuhan selalu tersedia dan cukup. Kekuatan kita bukan karena kita kuat, tetapi justru ketika kita menyadari bahwa kita lemah dan bergantung kepada Kasih Karunia Tuhan.

#6. HATI YANG TULUS DAN MURNI

Bagian ini berbicara tentang motivasi seorang pemimpin. Dalam jangka pendek, motivasi yang benar atau salah sulit dikenali. Dari ermukaan bisa saja terlihat baik. Tetapi dalam jangka panjang, motivasi yang sebenarnya pasti akan muncul. Sebagai seorang pemimpin kita harus menjaga agar kita tetap mimiliki motivasi yang benar dengan menjaga HATI YANG TULUS DAN MURNI.

Hati yang tulus dan murni berbicara tentang Integritas dan trasnparansi dalam kepemimpinan kita. Integritas berbicara tentang keutuhan kehidupan seseorang baik di area publik atau area private, memiliki kehidupan yang sama. Salah satu cara kita menjaga integritas kita adalah memiliki kehidupan yang transparan. Tidak berarti kita tidak boleh punya kehidupan pribadi, tetapi berbicara tentang orang dapat “membaca” kehidupan kita untuk dapat menyimpulkan character anda. Saya pernah beberapa kali berjumpa dengan pemimpin yang “misterius”, seorang pemimpin yang kehidupan pribadinya sulit “dibaca” oleh orang lain. Salah satu cara kita menjaga integritas diri sendiri adalah mengijinkan hidup kita menjadi “surat terbuka.”

2 Korintus3:2  Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. (3)  Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia…

Hati yang tulus dan murni juga berbicara tentang “authenticity“. Buat saya authenticity berbicara tentang:

  • Pengenalan Diri.
  • Kesederhanaan Pikiran.
  • Keterbukaan Hidup.
  • Kejujuran Hati.

Seorang pemimpin yang authentic tidak iri hati dan tidak terlibat persaingan dengan pemimpin lain.

#7. RENDAH HATI

Ams.18:12 Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.

Saya menempatkan kerendahan hati di urutan terakhir, karena banyak pemimpin menjadi sombong setelah mereka mengalami kesuksesan. Seorang pemimpin by nature adalah seorang yang punya confidence yang tinggi, tetapi over confidence dapat menjadi awal kesombongan seorang pemimpin. Akan sangat disesali jika seorang pemimpin berjuang dan mencapai kesuksesan, namun kemudian mengalami kejatuhan bahkan kehancuran akibat kesombongan. Bagaimana kita mempertahankan sikap rendah hati?

MILIKI SIKAP BERSYUKUR DAN BUKAN MENUNTUT

Banyak pemimpin yang mulai dengan kerendahan hati kemudian menjadi pemimpin yang tinggi hati karena merasa mereka layak diperlakukan khusus karena prestasi mereka atau apa yang mereka telah lakukan. Pemimpin yang rendah hati selalu meresa bersyukur karena mereka tahu bahwa segala sesuatu – termasuk team mereka – berasal dari Tuhan.

MILIKI SIKAP SEBAGAI PENGELOLA (STEWARD) DAN BUKAN PEMILIK

Seorang pemimpin yang sederhana sadar bahwa kepemimpinan adalah sebuah penugasan dari Tuhan dan bersifat sementara.Karena itu mereka berusaha menjadi pengelola yang baik dari apa yang Tuhan percayakan. Mereka sadar bahwa pada akhirnya Tuhanlah pemilik segalanya, dan apa yang dipercayakan harus dipertanggung jawabkan. 

MILIKI SIKAP MENGANDALKAN TUHAN DAN BUKAN PADA KEKUATAN SENDIRI

Mereka selalu mencari kehendak Tuhan dan meminta hikmat Tuhan dalam apapun yang mereka hadapi. Keyakinan mereka ada pada Tuhan dan bukan pada diri mereka sendiri.

Saya pernah menuliskan artikel khusus tentang kerendahan hati di TIGA TANDA KERENDAHAN HATI.

PENUTUP: Semoga artikel ini dapat menolog kita semua menjaga hati kita sebagai seorang pemimpin, dan terus belajar menjadi pemimpin yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s