LOVE CAME DOWN

ppt love came down cover1

 

‘Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” ‘ Lukas 2:8-12

Natal adalah salah satu hari yang dirayakan oleh sebagian besar manusia di dunia ini, baik oleh orang-orang Kristen, maupun oleh mereka yang tidak menyebut diri mereka sendiri sebagai Kristen. Sebagaian orang merayakan Natal dengan berbelanja dan memakai pakaian baru, berpesta dan bersukacita. Namun sebenarnya Natal merayakan suatu peristiwa besar yang terjadi dengan sangat sederhana, peristiwa kelahiran Yesus. Yang membuat istimewa adalah karena Yesus yang kelahirannya kita peringati di hari Natal adalah Tuhan sendiri yang lahir ke dunia untuk menjadi Juruselamat dunia. Dia rela meninggalkan surga yang nyaman dan indah, untuk suatu misi penyelamatan manusia. Pertanyaannya adalah: mengapa DIA mau lahir sebagai manusia, untuk kemudian menunaikan karya keselamatan dengan mati di salib?

“I want to know what love is” adalah lagu yang populer pada tahun 84-85an, mungkin sebagian besar dari anda tidak tahu lagu ini. Tapi lagu ini menggambarkan “isi hati” sebagian besar manusia bahwa cinta adalah sebuah misteri yang sangat menarik. Cinta merupakan topik yang paling populer untuk tema lagu, film, novel dan puisi. Tapi cinta juga merupakan alasan utama terjadinya peristiwa kelahiran yang kita peringati sebagai hari Natal.

Dalam Yoh.3:16 dikatakan bahwa karena kasih-Nya kepada manusia, maka Dia mengaruniakan anak-Nya, yaitu YESUS datang ke dunia untuk menebus dosa manusia, sehingga barang siapa menerima kasih karunia ini akan penerima keselamatan dan hidup yang kekal. TUJUAN Dia datang ke dunia adalah untuk menyelamatkan manusia dari kematian kekal (neraka); tetapi ALASAN utama mengapa Dia rela berkorban adalah karena Dia MENGASIHI manusia yang Dia ciptakan secara istimewa serupa dengan gambar-Nya. KASIH adalah alasan utama untuk kelahiran Yesus lebih dari 2000 tahun yang lalu di sebuah gua yang sederhana. KASIH-Nya kepada manusia lebih besar daripada pengorbanan yang Dia harus tanggung untuk lahir dan hidup sebagai manusia di tengah-tengah orang yang berdosa.

Edwin Lois Cole menuliskan dengan sangat indah definisi dari cinta:  “CINTA berkeinginan untuk menguntungkan orang lain dengan pengorbanan diri, karena cinta ingin memberi. Nafsu berkeinginan untuk keuntungan diri dengan mengorbankan orang lain, karena nafsu berkeinginan untuk mendapatkan.”

Cinta seringkali disalah artikan, karena terlalu gampang orang melabel sebuah perasaan atau tindakan atas nama cinta. Tetapi Edwin Lois Cole dengan sangat baik menunjukkan kepada kita perbedaan LOVE dengan LUST. Cinta dinyatakan dengan pemberian, cinta ditunjukkan dengan pengorbanan. Amy Carmichael, seorang misionaris yang melayani di India selama 55 tahun berkata bahwa kita bisa memberi tanpa cinta, tapi tidak bisa mencintai tanpa memberi.

Natal merupakan bukti dari kasih Tuhan, ketika Yesus meninggalkan surga yang nyaman dan penuh kemuliaan, untuk lahir ke dunia yang penuh penderitaan dan dosa, untuk menjalakan misi penyelamatan umat manusia. Pertanyaannya adalah mengapa Yesus rela melakukannya? oleh karena KASIH-Nya lebih besar daripada pengorbanan yang dia harus jalani, kasih yang dibuktikan dengan pemberian.

Rata-rata orang menerima 1200 pemberian atau kado dalam hidupnya. Sebuah pemberian disebut pemberian (kado) karena si penerima tidak perlu membayar apa-apa alias gratis. Ada pemberian yang asal-asalan saja, ada pemberian yang diberikan dengan segenap hati. Ada pemberian yang dengan mudah dilupakan, ada pemberian yang dikenang seumur hidup. Ada pemberian yang tidak terlalu bernilai ada pemberian yang sangat bernilai. Pemberian menjadi bernilai kalau yang diberikan adalah sesuatu yang sangat kita butuhkan. Ada sebuah quote yang mengatakan:

If our greatest need had been information, God would have sent an educator.

If our greatest need had been technology, God would have sent a scientist.

If our greatest need had been money, God would have sent an economist.

If our greatest need had been pleasure, God would have sent an entertainer.

But our greatest need was forgiveness,  so he sent us a Savior.

Sebuah pemberian tidak akan bernilai apa-apa kalau si penerima tidak bersedia menerimanya. Tuhan sudah memberikan Yesus kepada kita sebagai Juruselamat. Maukah anda menerima pemberian itu?

Yoh.3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (17) Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Ayat ini menjelaskan bahwa barangsiapa menerima pemberian Tuhan dengan percaya bahwa Yesus adalah Juruselamatnya maka orang itu akan menerima hidup kekal. Saya percaya ini merupakan pemberian yang terbaik yang pernah kita terima dalam hidup  kita.

Seberapa kita menghargai hadiah yang kita terima, menentukan bagaimana kita memperlakukan hadiah tersebut. Seberapa kita menghargai the gift of life yang Tuhan berikan, menentukan bagaimana kita menjalani kehidupan, yaitu apakah kita akan menjalani kehidupan dengan LOVE atau LUST. Ingat LOVE selalu berkeinginan untuk memberi, sedangkan LUST berkeinginan untuk mengambil. Dengan kata lain apakah kita menjalani kehidupan hanya untuk memenuhi nafsu dan keinginan kita sendiri, ataukah kita melihat kehidupan sebagai sebuah gift dan menggunakan kehidupan sebagai kepanjangan kasih Tuhan kepada orang-orang lain. Hidup akan menjadi lebih BERNILAI ketika kita mengenal kebenaran ini.

Salah satu kisah Natal yang terkenal adalah kedatangan orang-orang Majus, yang melakukan perjalanan dari tempat yang sangat jauh untuk mempersembahkan emas, kemenyan dan mur kepada Yesus. Mereka melakukan perjalanan panjang melalui padang gurun dengan cuaca padang gurn yang sangat ektrim. Dengan segala kemudahan perjalanan yang kita miliki sekarang, kita tidak dapat membayangkan kesulitan yang mereka alami. Para ahli Alkitab mengatakan bahwa orang-orang Majus kemungkinan adalah para scholar yang pandai dalam ilmu perbintangan yang sangat prestige pada waktu itu, yang memberikan status sosial tinggi kepada mereka yang bahwa kekayaan dilihat dari kemampuan mereka melakukan perjalanan panjang dan hadiah-hadiah yang bernilai yang mereka persembahkan kepada Yesus? Pertanyaannya mengapa mau melakukan perjalanan panjang itu? Apa motivasi mereka?

Kisah yang kita dengar di sekolah Minggu adalah karena mereka ingin memberikan persembahan kepada Yesus. Ya persembahan mereka – emas, kemenyan dan mur – merupakan persembahan yang bernilai. Tapi menurut saya, barang-barang itu merupakan oleh-oleh yang diberikan oleh para Majus, bahwa oleh-oleh itu mahal ya karena mereka memang orang-orang kaya. Saya menduga motivasi utama kedatangan mereka adalah karena mereka ingin membuktikan bahwa sang Mesias sungguh sudah datang ke dunia. Mereka ingin menjadi orang-orang yang dapat memberikan kesaksian secara langsung bahwa janji Tuhan sudah digenapi.

Persembahan terbesar dari orang-orang Majus bukanlah emas, kemenyan dan mur yang mereka bawa, melainkan kehidupan mereka yang dipersembahkan dengan melakukan perjalanan yang panjang – tidak tahu kapan akan berakhir – hanya untuk menjadi saksi kasih Tuhan. Bagi orang-orang Majus, hal ini menjadi sangat penting, menjadi prioritas dalam hidup mereka. Padahal di tempat asal mereka, orang-orang Majus sudah memiliki segalanya, kekayaan, status sosial, hidup yang nyaman dan mapan. Apa lagi yang dicari dalam hidup? ARTI KEHIDUPAN.

Bagi orang-orang Majus arti kehidupan tidak hanya didapatkan melalui status sosial, kekayaan dan kenyamanan. Mereka membuktikan bahwa semua itu adalah sarana kehidupan, tetapi tidak dapat memberikan arti kehidupan yang sejati. Hidup hanya akan berarti ketika kita berhasil meng-connect tujuan hidup kita dengan alasan Yesus datang ke-dunia, yaitu KASIH.

 

Saya lebih memilih merayakan Natal dengan sederhana, yaitu merenungkan esensi dari Natal itu sendiri. Jangan sampai Natal hanya menjadi sebuah “happy holiday”, moment yang indah bersama keluarga, perayaan besar di gereja tapi kita tidak mengenal esensi Natal.

Saya punya dua pertanyaan untuk kita renungkan bersama: Pertama, apakah anda sudah menerima pemberian Tuhan di hari Natal, yaitu YESUS yang diberikan sebagai Juru Selamat umat manusia? Maukah anda menerima pemberian itu? Ingat pemberian hanya bernilai ketika kita mau menerimanya dalam hidup kita.

Kedua, apakah anda mau memiliki kehidupan yang lebih BERARTI daripada sekedar mengejar keyamanan dan kekayaan? Maukah anda hidup selalu terhubung dengan agenda kedatangan Yesus ke dunia, dengan menjadi saksi bahwa Tuhan mengasihi manusia sedemikan sehingga Dia memberikan Yesus sebagai Juruselamat kita semua.

Selamat Hari Natal dan Tahun Baru.

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s