Di awal tahun 2016 ini kalimat “Percaya dan bergantung kepada Tuhan” memiliki arti yang baru buat saya. Sebab pertama adalah ketika mendapat kesempatan “bertapa” di minggu terakhir tahun 2015, saya flash back perjalanan hidup selama tahun 2015 dan melihat jejak-jejak tangan Tuhan yang bekerja menolong dalam setiap situasi yang sulit. Sebenarnya di tahun 2015 ada banyak tantangan yang besar; tapi ternyata sampai juga di akhir 2015 dengan “selamat.” Karena itu saya percaya bahwa penyertaan dan pertolongan Tuhan juga akan terus dinyatakan di tahun 2016.
Kedua, karena ada beberapa hal yang crucial sudah nyata di depan mata di tahun 2016. Beberapa sudah sangat nyata di luar “kendali” saya. Maka tidak ada yang dapat dilakukan selain “percaya dan bergantung kepada Tuhan.” Pada dasarnya hidup orang percaya harus mengandalkan iman. Sedangkan iman arti sederhananya adalah bergantung dan percaya kepada Tuhan. Karena itu di tahun 2016 ini saya mau bagian saya: melakukan dengan sebaik mungkin, sekuat tenaga, apa yang saya bisa lakukan. Selebihnya saya memilih percaya dan bergantung kepada Tuhan untuk hal-hal yang diluar kendali, diluar kemampuan dan diluar kapasitas saya.
Firman Tuhan mengatakan: “Berbahagialah orang yang merasa tidak berdaya dan hanya bergantung pada Tuhan saja; mereka adalah anggota umat Allah!” (Mat.5:3). Versi Msg menuliskan : “You’re blessed when you’re at the end of your rope. With less of you there is more of God and his rule.”
Saya mau menjalani 2016 selangkah-demi-selangkah bersama Tuhan, hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan. Saya percaya saya akan sampai di akhir tahun 2016, dan melihat perjalanan selama 2016 dan menemukan kembali jejak-jejak tangan Tuhan bekerja menyatakan pertolongan dan pembelaaannya sepanjang perjalanan.
Salah satu doa saya selama puasa Daniel adalah “Tuhan apapun yang terjadi di tahun 2016, saya mau percaya dan bergantung kepada-Mu; tolong aku supaya aku dapat mengerti kapan melakukan bagianku, dan kapan aku harus bergantung kepada-Mu.”