I LOVE YOUR SACTUARY

Gereja bukanlah suatu tempat yang kita kunjungi, atau suatu pertemuan yang kita hadiri, melainkan kita sebagai umat Tuhan yang berfungsi sebagai sebuah KELUARGA ALLAH dan sebagai TUBUH KRISTUS. Gambaran-gambaran itu memberikan kebenaran bahwa setiap ORANG PERCAYA harus mau memberikan diri untuk TERTANAM dan BERAKAR di gereja lokal, harus memberikan diri digembalakan, punya komunitas di gereja lokal dan bahkan melayani di gereja lokal kita.

Maz.26:8 (BIS) Aku mencintai Rumah-Mu, ya TUHAN, tempat Engkau berdiam dengan penuh keagungan.

Maz.26:8 (NLT) I love your sanctuary, Lord, the place where your glorious presence dwells.

Melalui apa yang dituliskan di ayat ini, Daud menyatakan cintanya kepada Rumah Tuhan.

Daud mengatakan bahwa hubungannya dengan Rumah Tuhan adalah sebuah hubungan yang didasarkan pada cinta, sebuah hubungan yang bukan hanya formalitas atau liturgi yang kosong, bukan pula sebuah sekedar kewajiban, bukan juga sebuah hubungan yang hanya  didasarkan atas kenyamanan, tetapi sebuah hubungan penuh cinta.

Maz.69:10 sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku … | Semangatku berkobar karena cinta kepada Rumah-Mu … (BIS)

Kita akan belajar bahwa MENCINTAI RUMAH TUHAN adalah penting dan baik untuk kita dan keluarga kita, dan belajar bagaimana kita mencintai Rumah Tuhan.

#1. KITA PERLU MENETAPKAN HATI UNTUK MENCINTAI RUMAH TUHAN

Maz.26:8 (NLT) I love your sanctuary, Lord, the place where your glorious presence dwells.

Daud mengatakan dia mencintai Rumah Tuhan karena di Rumah Tuhan ada Tuhan. Dia mencintai Rumah Tuhan bukan karena kemegahannya, bukan karena keindahannya, bukan karena kekuatannya, tetapi karena ada Tuhan di Rumah Tuhan.

Jadi kalau kita mengatakan bahwa kita mencintai Tuhan, maka seharusnya kita juga mencintai Rumah Tuhan.

Mengapa kita perlu menetapkan hati untuk mencintai Rumah Tuhan? Apa yang kita cintai akan menjadi fokus kehidupan kita dan fokus kehidupan kita akan menentukan arah kehidupan kita di masa depan, dan dalam jangka panjang akan menentukan di mana anda dan seperti apa kehidupan anda dan keluarga anda.

Hati manusia sangat mudah dibelokan, karena itu kita harus menetapkan di mana kita mau hati kita berada. Kalau kita tidak menetapkan di mana kita mau hati kita berada, jangan kaget kalau hati kita ada di tempat yang tidak seharusnya, dan kemudian kita mencintai atau mengasihi apa yang tidak seharusnya kita cintai dalam hidup kita.

1Yoh.2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. (16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 

(TLB) 16 for all these worldly things, these evil desires — the craze for sex, the ambition to buy everything that appeals to you, and the pride that comes from wealth and importance — these are not from God. They are from this evil world itself.  (semua hal-hal duniawi ini, keinginan-keinginan jahat ini — keranjingan seks, ambisi untuk membeli segala sesuatu yang menarik bagi Anda, dan kesombongan yang berasal dari kekayaan dan kekuasaan — ini bukan dari Tuhan.)

Ingat semua ini berasal karena orang ini tidak menetapkan hatinya untuk mencintai Tuhan dan mencintai Rumah Tuhan, tanpa dia sadari hatinya mencintai dunia dan semua yang ditawarkan oleh dunia ini. Kalau kita tidak menetapkan di mana kita mau hati kita berada, maka hati kita mudah dibelokkan mencintai hal-hal yang bukan dari Tuhan, yang pada akhirnya membawa malapetaka dalam hidup kita dan keluarga kita, bahkan membawa kita menjauh dari Tuhan.

1Yoh.2:17 (TSI) Ingatlah bahwa dunia dan segala isinya yang diinginkan manusia sedang menuju kebinasaan. Tetapi orang-orang yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup selama-lamanya.

Hati manusia sangat mudah dibelokan, karena itu kita harus menetapkan di mana kita mau hati kita berada. Kita harus menetapkan hati untuk mencintai Rumah Tuhan dan tidak mengijinkan hati kita dibelokkan untuk mencintai apa yang bukan berasal dari Tuhan.

Ingat Daud mencintai Rumah Tuhan bukan karena kemegahannya, bukan karena keindahannya, bukan karena kekuatannya, tetapi karena ada Tuhan di Rumah Tuhan.

Maz.26:8 (BIS) Aku mencintai Rumah-Mu, ya TUHAN, tempat Engkau berdiam dengan penuh keagungan.

Dalam jangka panjang, memilih menetapkan hati kita di Rumah Tuhan, menolong kita menavigasikan kehidupan, supaya kita terus berada di jalan yang benar.

Perhatikan dan pertimbangkan baik-baik: Dalam jangka panjang, di mana kita menetapkan hati kita akan menentukan di mana kita dan keluarga kita akan berada dan seperti apa kehidupan kita.

Jadi sebenarnya mencintai Rumah Tuhan adalah untuk kebaikan kita sendiri, supaya fokus hidup kita selalu kepada Tuhan, dan arah kehidupan kita tidak dibelokkan kepada hal-hal yang bukan dari Tuhan, melainkan untuk kita dan keluarga kita selalu mengalami hal-hal baik yang Tuhan sudah sediakan.

#2. BERIKAN HIDUPMU SEBAGAI BATU HIDUP UNTUK PEMBANGUNAN RUMAH TUHAN

Di Perjanjian Baru, Rumah Tuhan tidak berbicara tentang sebuah tempat atau bangunan, melainkan berbicara ttg UMAT TUHAN, yaitu anda dan saya sebagai Ekkelsia– the Church.

Efe.2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, (20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. (21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. (22) Di dalam Dia KAMU juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Di Perjanjian Baru, Rumah Tuhan tidak berbicara tentang sebuah tempat atau bangunan, melainkan berbicara ttg UMAT TUHAN, yaitu anda dan saya sebagai Ekkelsia – the Church.

Material yang dipakai membangun Rumah Tuhan bukan pasir, batu, bata, semen, besi dll, tetapi setiap orang yang ada di dalam Dia, setiap orang yang percaya Yesus, dan tentu yang mau memberikan diri dipakai oleh Tuhan.

1Pet.2:5 Dan biarlah KAMU juga dipergunakan sebagai BATU HIDUP untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Kalau kita mencintai Rumah Tuhan, maka adalah suatu kehormatan dan sukacita kalau kita boleh dipergunakan sebagai BATU HIDUP untuk pembangunan Rumah Tuhan ini.  Artinya kita bukan bukan orang asing atau pendatang, mengagumi bangunan-bangunan yang indah – seperti kalau kita mengagumi bagunan-bangunan gedung-gedung gereja yang megah di Eropa — atau menikmati pertunjukan yang indah di Broadway, melainkan kita DIPILIH menjadi bagian dari Rumah Tuhan itu sendiri. Syaratnya kita harus mau, memberikan diri sebagai BATU HIDUP dan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan – pemilik sekaligus arsitek dari Rumah-Nya — supaya rapi tersusun, indah dan berguna.

BAGAIMANA MENJADI BATU HIDUP?

Dengan memberikan 

  • TIME 
  • TALENT
  • TREASURE

Untuk dipakai Tuhan membangun Rumah Tuhan yang adalah Gereja-Nya. 

Cinta harus dinyatakan dalam bentuk tindakan. Ekspresi cinta kita kepada Rumah Tuhan harus dinyatakan dengan kita memberikan diri menjadi batu hidup untuk dipakai Tuhan membangun rumah-Nya.

Sesungguhnya adalah suatu kehormatan dan sukacita kalau kita TERPILIH untuk menjadi batu hidup yang Tuhan mau pakai.

#3. APAPUN YANG ANDA LAKUKAN UNTUK RUMAH TUHAN, LAKUKAN DENGAN CINTA.

Maz.100:2 (NKJV) Serve the Lord with gladness; Come before His presence with singing.

Ketika kita mencintai seseorang dengan tulus, maka apapun yang kita lakukan, kita lakukan dengan hati. Kita selalu ingin memberikan yang terbaik, kita selalu melakukannya dengan sukarela dan sukacita, bahkan kita selalu ingin melakukan atau memberikan lebih lagi.

Saya berharap apapun yang kita lakukan untuk Rumah Tuhan bukan karena kewajiban, BUKAN SEKEDAR FORMALITAS atau liturgi yang kosong, bukan atas dasar kenyamanan, tetapi apapun yang kita lakukan untuk Rumah Tuhan karena cinta kita kepada Rumah Tuhan. 

Ketika kita melakukan sesuatu dengan hati karena cinta, maka pengorbanan bukan lagi menjadi suatu pengorbanan, melainkan menjadi sebuah kehormatan dan sukacita.

Tidak ada bedanya apakah anda melakukan pelayanan yang ada di atas panggung atau di bawah panggung, apakah pelayanan anda dilihat orang atau tidak dilihat orang, tidak ada bedanya apakah ada yang memuji atau tidak ada yang memuji, apakah ada yang berterima kasih atau tidak; saya ingin setiap kita dapat berkata: “Melayani di Rumah Tuhan adalah sebuah kehormatan, karena itu apapun yang saya lakukan, saya lakukan dengan cinta.”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s