MUDA BERKELAS

Apa artinya “berkelas”? 

Classy refers to someone who puts a high standard on the way he behaves.

1Pet.2:12 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

1Tim.4:12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Seringkali saya menjumpai orang-orang (kaya) yang berkelas, ditunjukkan dengan perilaku mereka yang menghargai orang lain, sopan, menjaga etika dll. Sebaliknya saya juga sering berjumpa dengan orang-orang kaya yang urakan, berselera rendahan dan berperilaku yang menunjukkan bahwa mereka tidak menghargai orang lain dan dirinya sendiri. Karena itu saya mulai berpikir apa yang membedakan ke-duanya? Dapatkah kita membangun suatu generasi yang berkelas (dan kaya) terutama dalam gereja IFGF Semarang ? Saya mencoba merumuskan beberapa nilai / perilaku yang dapat kita bangun untuk menjadi orang (kaya) yang BERKELAS.

#1. SOPAN (COURTESY – GOOD MANNER)

Sopan santun dalam perilaku maupun dalam perkataan menunjukkan kelas yang tinggi. Mereka menunjukkan kelasnya dengan selalu memperhatikan perbuatan mereka dan perkataan mereka. Mereka akan menjaga nama baik, sehingga punya nama baik di masyarakat sebagai orang dengan standar kesopanan yang tinggi. Lawan dari orang yang sopan adalah orang yang urakan, tidak memperhatikan kepentingan orang lain dan menunjukkan tingkah laku murahan.

Contoh perilaku sopan:

  • Tidak memotong pembicaraan orang lain secara tiba-tiba.
  • Bila bertemu dengan orang yang kita kenal, maka sebaiknya kita menyapanya.
  • Tidak meludah di sembarang tempat.
  • Tidak membuang gas (kentut) didekat orang banyak.
  • Tidak bicara keras di tengah pertemuan
  • Tidak menerima telpon saat sedang berbicara dengan seseorang atau sedang dalam rapat (kalau perlu menerima telpon, dapat meninggalkan meja rapat atau keluar dari ruang pertemuan).

Salah satu hal yang paling menunjukkan kelas seseorang, yaitu perkataan mereka. Belajarlah untuk berkomunikasi — baik lisan maupun lewat chatting — dengan menunjukkan bahwa anda menghargai lawan bicara anda, siapapun dia. Pilih dengan baik setiap kata-kata, pikirkan dulu setiap kata yang akan anda ucapkan.

Ams.12:18 Omongan yang sembarangan dapat melukai hati seperti tusukan pedang; kata-kata bijaksana bagaikan obat yang menyembuhkan. (BIMK) | Speak without thinking, and your words can cut like a knife … (ERV)

Mereka bertutur dengan intonasi yang menunjukkan kesopanan dan menghargai lawan bicara. Perkataan mereka tidak merendahkan orang, sebaliknya perkataan yang membangun orang lain.

Selain sopan, pembicaraan mereka juga substantif dan menjauhi hal-hal spekulatif (yang belum pasti), termasuk gossip. Ada quote yang kurang lebih mengatakan: “Orang besar (classy) berbicara tentang visi (dan nilai), orang biasa suka berbicara tentang barang dan kepunyaan, orang kecil suka membicarakan orang lain.” Yang manakah anda?

#2. MEMPERHATIKAN DAN MENGHARGAI ORANG LAIN

Orang yang berkelas biasanya memperhatikan orang lain, dan berusaha untuk tidak menyakiti atau merugikan orang lain. Mereka menghargai setiap orang sebagai individu yang layak diperlakukan dengan baik, siapapun dia dan apapun status sosialnya. Karena itu mereka selalu memperlakukan orang lain dengan sikap hormat.

Mengucapkan kata “tolong” dan “terima kasih”: Orang yang berkelas sangat menghargai orang, bahkan sampai kepada orang-orang “kecil” seperti pembantu, sopir, satpam dll. Mereka menghargai apa yang lain lakukan untuk mereka. Mereka bahkan menghargai hal-hal kecil yang orang lain lakukan untuk mereka dan mengucapkan terima kasih kepada pembuka pintu di hotel, kepada pelayan restoran, sopir dan orang-orang lain yang melayani mereka.

Mereka sangat memperhatikan hak orang lain sehingga selalu berusaha untuk tidak melanggar hak orang lain dan tidak merugikan hak orang lain. Perilaku tidak peduli akan hak orang lain sangat mudah kita jumpai di Indonesia. Contoh kecil dapat dengan mudah kita jumpai di jalan (orang motong jalan seenaknya) atau ketika orang dengan enteng menyerobot antrian. Mereka juga menghargai waktu orang lain, karena itu mereka selalu berusaha menepati janji dan on-time.

#3. RENDAH HATI (TIDAK SOMBONG)

Ams.3:34 ‘Tuhan membenci orang yang tinggi hati, tetapi memberkati orang yang rendah hati. (35) Orang bijaksana akan bertambah harum namanya, sedangkan orang bodoh semakin tercela.’

Orang berkelas biasanya tidak menyombongkan kekayaan mereka, mereka tidak suka pamer harta mereka. Bahkan cenderung sederhana. Suatu kali saya menghadiri suatu pesta, dan pada waktu pulang bersamaan dengan seorang pengusaha yang sebenarnya adalah orang terkaya di Indonesia. Dia keluar dan menunggu sopirnya, tanpa pengawalan dan tanpa protokoler.

Orang kaya dengan selera rendahan biasanya suka diprioritaskan dan dilayani. Sebaliknya orang-orang yang berkelas, mereka lebih suka diperlakukan biasa saja, dan bahkan ringan tangan untuk melayani orang lain. Pernah saya makan dengan seorang pengusaha senior (sudah berusia 80 th-an) yang termasuk salah satu konglomeret terkaya di Indonesia. Ketika makanan disajikan di meja, dia berdiri dan mengambilkan makanan untuk kami satu per-satu

#4. DAPAT MENGENDALIKAN DIRI

Salah satu tanda kelas yang tinggi adalah sikap yang selalu dapat mengendalikan diri sendiri. Ditandai dengan kemampuan untuk menahan diri dari melakukan hal-hal yang tidak patut untuk dilakukan. Oleh karena itu mereka selalu dapat menempatkan diri dengan baik, dimanapun mereka berada.

Salah satu perilaku yang menggambarkan kelas rendahan adalah serakah atau lebih tepat dalam bahsa jawa kemaruk. Suatu perilaku yang selalu mengambil bagi dirinya lebih banyak daripada yang patut atau dibutuhkan. Seringkali alasannya adalah “Mumpung gratis.” Akar dari perilaku ini adalah “mental kemiskinan” yaitu selalu kuatir akan kekurangan. Jadi mereka cenderung mengambil sebanyak-banyaknya bagi dirinya sendiri — terutama jika gratis.

#5. BERETIKA TINGGI

Orang yang berkelas sangat memperhatikan etika. mereka dikenal sebagai orang yang memiliki good-manner.  Mereka adalah orang-orang yang menerapkan standar moral yang tinggi kepada diri sendiri.

Bertanggung jawab: Mereka adalah orang-orang yang sangat memperhatikan akibat perbuatan mereka dan selalu bertanggung jawab atas perbuatan mereka, baik di ranah private ataupun public. Saya pernah naik bisa wisata di luar negri, dan seorang anak menjatuhkan ice-cream di lantai bus. Ibunya berusaha dengan segala cara untuk membersihkan lantai bus. Sedangkan saya pernah beberapa kali melihat di gereja anak-anak menjatuhkan makanan di karpet, ibunya pura-pura tidak tahu dan tidak melakukan apa-apa. Perlaku bertanggung jawab juga ditunjukkan dengan menjaga kebersihan public toilet, menjaga keindahan dan kebersihan kota, gereja dll.

Ada satu perilaku yang menurut saya dapat menjadi semacam indikator awal kelas seseorang atau suatu masyarakat, yaitu budaya antri (dengan tertib). Semakin tinggi kelas suatu masyarakat maka kita akan menemukan mereka akan semakin tertib ketika harus mengantri. Sebagai contoh, ketika terjadi bencana di Palu, lalu orang berebut ingin naik pesawat Herculus meninggalkan kota Palu, sedemikan chaos, sampai terpaksa layanan itu dihentikan oleh TNI, akibatnya semua orang tidak bisa berangkat. Sebaliknya, kita pernah menyaksikan ketika terjadi bencana yang sama )gempa bumi) di Jepang, lalu orang dengan tertib dapat mengantri untuk menerima bantuan.

Satu hal lagi yang menunjukkan kelas seseorang, yaitu mereka dapat dengan mudah mengakui kesalahan mereka dan meminta maaf kalau bersalah. Kata-kata “I am sorry” akan keluar dengan tulus ketika mereka merasa telah melakukan kesalahan atau melukai orang lain.

#6. TAAT ATURAN (BUKAN ORANG YANG SEMAU GUE)

Saya paling sebel dengan orang yang semua gue, seenaknya menabrak aturan dan punya kecenderungan tidak taat hukum. Perilaku ini kita bisa lihat di sekolah, di tempat kerja, di tempat publik. Sebagai contoh hal-hal “kecil” seperti parkir sembarangan, buang sampah sembarangan (bahkan dari mobil); sampai hal-hal yang lebih serius seperti menyuap atau menerima suap, tidak membayar pajak seperti yang seharusnya, dll.

Orang yang berkelas akan merasa malu kalau tidak  taat aturan dan hukum. Di manapun mereka berada mereka selalu berusaha untuk mengikuti aturan dan hukum, baik di sekolah, di tempat pekerjaan atau di tempat lain. Walaupun ada kesempatm untuk memanfaatkan celah aturan dan hukum untuk kepentingannya, mereka akan memilih mengikuti aturan yang ada.

#7. BERHATI BESAR

Merasa senang kalau saya dapat membuat orang lain hidupnya menjadi lebih mudah atau lebih baik. Lawan kata besar hati adalah kejam. Orang yang kejam tidak peduli apakah ada yang saya bisa lakukan untuk membuat orang lain hidupya lebih mudah atau lebih baik. Lebih parah lagi kalau dia sudah tidak peduli apakah perbuatannya akan menyebabkan orang lain lebih susah hidupnya, menderita (kerugian) atau kehancuran. Orang yang kejam bahkan dapat dengan sengaja menggunakan “ketidakberdayaan” seseorang untuk mendapat keuntungan bagi dirinya. Itu kejam.

Orang menunjukkan kelas yang tinggi dengan selalu berusaha memperhatikan jangan sampai akibat perbuatannya, yang disengaja atau tidak disengaja merugikan orang lain membuat orang lain menjadi lebih susah hidupnya atau mengalami kerugian. Bahkan dia selalu mencari cara untuk dapat membuat orang lain lebih mudah hidupnya dan lebih baik. Orang berkelas cenderung melindungi dan menolong orang-orang yang lebih lemah dan lebih miskin.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s