Menggembalakan: panggilan tertinggi

Di IFGF Semarang, setiap pemimpin pelayanan dipanggil untuk kembali kepada inti hati Tuhan: “Jika kamu mengasihi Aku, gembalakanlah domba-domba-Ku.” Inilah perintah Yesus yang paling pribadi, paling mendalam, dan paling penuh kepercayaan. Menggembalakan bukan sekadar tugas pelayanan—ini adalah panggilan tertinggi bagi siapa pun yang mengaku mengasihi Kristus. Tuhan tidak meminta kita membuktikan kasih kita melalui pencapaian atau kesibukan, tetapi melalui cara kita merawat, hadir, mencari, memulihkan, dan menuntun jiwa-jiwa yang Dia percayakan. Karena itu, kepemimpinan dalam gereja bukan pertama-tama tentang mengelola program, melainkan tentang menghadirkan hati Sang Gembala Agung kepada umat-Nya. Ketika kita menggembalakan, kita sedang melakukan sesuatu yang paling dekat dengan hati Yesus sendiri.

DASAR ALKITAB UNTUK MENGEMBALAKAN


Yehezkiel 34 adalah salah satu nubuatan paling tegas mengenai hati Tuhan bagi umat-Nya dan standar-Nya terhadap para pemimpin. Tuhan menegur gembala-gembala Israel yang gagal, dan melalui teguran itu, Ia mengungkapkan peta hati Sang Gembala Sejati—yang menjadi model bagi setiap pemimpin gereja.

1. Gembala harus memberi makan domba

Yeh. 34:2 Celakalah gembala-gembala Israel… mereka menggembalakan diri sendiri! Bukankah seharusnya gembala menggembalakan domba-dombanya?

Kesalahan terbesar gembala Israel adalah self-serving leadership. Mereka memakai domba untuk kenyamanan pribadi, tetapi tidak menyediakan makanan untuk mereka. Tuhan menegur karena gembala lebih sibuk membangun agenda sendiri daripada membangun kehidupan rohani umat.
Dalam konteks gereja:
Menggembalakan berarti menyediakan makanan rohani yang sehat, Firman yang membangun, pengajaran yang meneguhkan, dan bimbingan yang menuntun orang semakin dekat kepada Kristus.
Aplikasi bagi pemimpin IFGF:
Siapkan materi firman untuk group, devosi, mentoring.
Jadilah pemimpin yang mengajar dari kedalaman—not hanya mengulang kata-kata rohani.
Pastikan volunteers dan jemaat tidak hanya sibuk, tetapi bertumbuh secara rohani

2. Gembala harus menguatkan yang lemah

Yeh. 34:4a “Yang lemah tidak kamu kuatkan.”

Dalam setiap komunitas selalu ada yang lemah—lemah iman, lemah mental, lemah secara karakter, atau sedang berada dalam season berat. Gembala sejati tidak mengabaikan mereka, tetapi mendekat dan menguatkan. Tuhan menegur karena para gembala hanya memperhatikan yang kuat, yang terlihat produktif, dan yang menguntungkan struktur. Yang lemah tidak dianggap.

Aplikasi bagi pemimpin IFGF: Kenali siapa yang sedang lemah—yang mulai jarang hadir, terlihat letih, atau sedang mengalami pergumulan. Ambil langkah kecil yang berarti: chat, doa, hadir, kunjungan. Bangun budaya “jangan meninggalkan yang lemah”—karena kekuatan gereja diukur dari bagaimana kita memperlakukan yang paling rapuh.

3. Gembala harus memperhatikan yang sakit atau terluka

Yeh. 34:4b “Yang sakit tidak kamu obati, dan yang luka-luka tidak kamu balut.”

Luka rohani bisa berupa kekecewaan, penolakan, rasa malu, kegagalan moral, atau kelelahan pelayanan. Tuhan menegur gembala yang melihat luka tetapi tidak merawatnya. Menggembalakan berarti menjadi agen penyembuhan: hadir, mendengar, menenangkan, meneguhkan, menuntun jemaat kembali kepada pemulihan Tuhan.

Aplikasi bagi pemimpin IFGF:
Jadikan gereja tempat yang aman untuk luka—karena luka yang disembuhkan akan menjadi kesaksian.

4. Gembala harus mencari yang hilang

Yeh. 34:4 “Yang tersesat tidak kamu bawa kembali. Yang hilang tidak kamu cari.”

Tersesat berarti seseorang masih di gereja, tetapi hatinya menjauh; atau hilang arah dalam hidup, keputusan, atau iman. Tuhan mengecam karena gembala membiarkan yang tersesat “jalan sendiri.”
Gembala sejati tidak hanya menyambut, tetapi menuntun kembali.

Jika seseorang mulai dingin, berubah, atau kehilangan fokus rohani—tindakan pertama pemimpin adalah membawa kembali, bukan menghakimi. Ajak bicara, kenali penyebabnya, dan tuntun dalam kasih Gembala sejati tidak membiarkan orang berjalan menuju kehancuran seorang diri.

PRAKTEK PENGGEMBALAAN DI IFGF SEMARANG

Lima Pilar Utama untuk Semua Pemimpin dan Volunteers


1. Hadir (presence ministry)

Penggembalaan selalu dimulai dari kehadiran kita dalam kehidupan mereka.
Bukan hanya hadir di kebaktian atau aktivitas pelayanan, tetapi hadir dalam momen-momen kehidupan mereka:

  • saat bahagia: ulang tahun, kelahiran anak, pindah rumah, pembukaan usaha baru, promosi pekerjaan;
  • dan saat duka: sakit, kehilangan, pergumulan keluarga, atau season hidup yang berat.

Kehadiran seperti ini membutuhkan pengorbanan waktu, perhatian, dan tenaga, tetapi justru di sanalah kasih Kristus menjadi nyata. Gembala hadir dalam iCare, kebaktian, percakapan kecil setelah ibadah, dan momen-momen personal yang membangun kedekatan hati. Kehadiran yang konsisten menunjukkan kepedulian, menciptakan rasa aman, dan membuka pintu pengaruh rohani.

Tanpa kehadiran, tidak ada hubungan; tanpa hubungan, tidak ada penggembalaan.


2. Memberi Makan Rohani

Tugas utama seorang gembala adalah menyediakan makanan rohani:

  • Firman Tuhan yang sehat,
  • pengajaran yang membangun,
  • nasihat yang berdasarkan kebenaran,
  • teladan hidup yang memuliakan Kristus.

Menggembalakan berarti memastikan setiap jemaat bertumbuh, bukan hanya hadir.
Makanan rohani yang konsisten melahirkan jemaat yang kuat, kokoh, dan bertumbuh dalam karakter.


3. Membalut Hati yang Luka

Setiap orang membawa pergumulan, luka, dan beban yang sering tidak terlihat.
Gembala dipanggil untuk membalut, bukan menghakimi; memulihkan, bukan membiarkan; mendengar, bukan mengabaikan.

Membalut hati yang terluka berarti hadir dengan empati, mendengarkan dengan kasih, menuntun kepada pemulihan, dan membawa kembali kepada kasih Kristus yang menyembuhkan.


4. Mendoakan

Doa adalah inti dari penggembalaan. Gembala membawa nama-nama domba dalam doa:

  • memohon perlindungan,
  • memohon kekuatan,
  • memohon hikmat,
  • memohon pemulihan dan pertumbuhan rohani bagi mereka.

Doa harian menjaga hati gembala tetap lembut, dan menjaga jemaat tetap berada di bawah naungan kasih Tuhan.


5. Mencari yang Terhilang

Gembala yang baik tidak menunggu—ia mencari. Ini adalah hati Yesus—meninggalkan 99 demi 1.
Ketika ada yang hilang, menjauh, atau terpisah dari komunitas, gembala bergerak:

  • follow-up,
  • kunjungan,
  • komunikasi,
  • memastikan mereka baik-baik saja.

Menggembalakan berarti membawa mereka kembali ke kawanan, kembali ke firman, dan kembali ke jalan Tuhan.


TUJUH KEBIASAAN DALAM MENGGEMBALAKAN


1. Menyapa di Kebaktian

Gembala membangun hubungan dimulai dari sapaan sederhana.
Di setiap kebaktian, pemimpin menyapa jemaat dan volunteers dengan hangat, mengenal nama, wajah, dan cerita mereka. Sapaan kecil membuat gereja terasa seperti rumah.


2. Mencari Mereka yang Tidak Hadir

Jika ada yang tidak hadir di iCare atau kebaktian, pemimpin segera menghubungi.
Tujuannya bukan menegur, tetapi memastikan keadaan mereka baik.
Kebiasaan mencari yang absen menunjukkan bahwa mereka dirindukan dan diperhatikan.


3. Mengucapkan Selamat Ulang Tahun dan Ulang Tahun Pernikahan

Gembala hadir dalam sukacita yang kecil sekalipun.
Mengucapkan selamat ulang tahun atau ulang tahun pernikahan adalah cara sederhana untuk menunjukkan kasih dan perhatian.
Perayaan kecil ini memperkuat rasa kebersamaan.


4. Menyediakan waktu untuk One-to-One

Percakapan pribadi adalah ruang pemuridan yang paling efektif.
Melalui one-to-one, pemimpin mendengar, menguatkan, mendoakan, dan membimbing dengan lebih dalam.


5. Memperhatikan Mereka yang Sedang Melalui Season Berat

Ada jemaat atau volunteers yang sedang menghadapi:

  • sakit,
  • kehilangan,
  • tekanan pekerjaan,
  • benturan keluarga,
  • masalah pribadi.

Pemimpin hadir untuk mereka. Inilah saat di mana gembala hadir, mendengar, dan menguatkan saat mereka paling membutuhkan.


6. Mengirim WA dan Menanyakan Kabar

Sentuhan kecil membawa dampak besar.
Mengirim pesan sederhana seperti “Apa kabar?” atau “Bagaimana minggu ini?” dapat membuka pintu percakapan rohani dan penguatan. Gembala menjaga hubungan dengan kepedulian yang rutin.


7. Mendoakan Mereka Setiap Hari

Doa adalah nafas seorang gembala. Membawa nama-nama jemaat dalam doa setiap hari membuat pelayanan kita tidak hanya bersifat manusiawi, tetapi dikuatkan oleh Roh Kudus. Doa harian memelihara hati, melindungi dari pencobaan, dan menumbuhkan hubungan rohani.


Closing:

Di IFGF Semarang, setiap pemimpin pelayanan dipanggil untuk kembali kepada inti hati Tuhan: “Jika kamu mengasihi Aku, gembalakanlah domba-domba-Ku.” Inilah perintah Yesus yang paling pribadi, paling mendalam, dan paling penuh kepercayaan. Menggembalakan bukan sekadar tugas pelayanan—ini adalah panggilan tertinggi bagi siapa pun yang mengaku mengasihi Kristus. Tuhan tidak meminta kita membuktikan kasih kita melalui pencapaian atau kesibukan, tetapi melalui cara kita merawat, hadir, mencari, memulihkan, dan menuntun jiwa-jiwa yang Dia percayakan. Karena itu, kepemimpinan dalam gereja bukan pertama-tama tentang mengelola program, melainkan tentang menghadirkan hati Sang Gembala Agung kepada umat-Nya. Ketika kita menggembalakan, kita sedang melakukan sesuatu yang paling dekat dengan hati Yesus sendiri.

Tinggalkan komentar