Pernikahan bukanlah gagasan budaya; bukan ciptaan tradisi atau ide romantis manusia. Pernikahan adalah desain Allah, sejak awal mula. Karena itu, pernikahan yang dimulai dalam Tuhan pasti memiliki masa depan yang penuh berkat Tuhan.
Hari ini, kita belajar tiga kebenaran yang menjadi fondasi kuat untuk rumah tangga yang bertahan dan bertumbuh.
Point 1 — Tuhan yang mendesain setiap rumah tangga menjadi rumah tangga yang diberkati Tuhan.
Kej.1:26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan -ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
Sejak awal, Alkitab menunjukkan bahwa Allah sendiri yang memprakarsai pernikahan.
Kejadian 1 berkata bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah, laki-laki dan perempuan — dan sebelum mereka melakukan apa pun, Allah memberkati mereka (Kej. 1:28).
Artinya:
Pernikahan tidak terjadi karena dua manusia jatuh cinta —pernikahan adalah rancangan surgawi.
Allah merancang pernikahan sebagai bagian dari imago Dei, agar suami-istri menjadi refleksi karakter Kristus di bumi. Mereka dipanggil untuk “mengisi bumi”, “menaklukkan”, dan “berkuasa”—artinya menciptakan kehidupan bersama yang menghasilkan buah, dampak, dan generasi yang takut akan Tuhan.
“Pernikahan bukan sekadar dua hati yang jatuh cinta, tetapi rancangan surgawi yang memanggil suami-istri mencerminkan gambar Allah dan membangun kehidupan yang berbuah, berdampak, serta melahirkan generasi yang takut akan Tuhan”
Pernikahan dirancang agar kita mengalami heaven on earth, bukan hell on earth. Pernikahan dirancang agar kita mengalami kelimpahan, bukan kekurangan. Pernikahan dirancang untuk dijalani dengan berkat Tuhan, bukan tanpa Tuhan.
Point 2 — PERNIKAHAN YANG KUAT ADALAH TENTANG KEPUTUSAN DAN BUKAN PERASAAN.
Kej.2:18 TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Kej.2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. (22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Kej.2:23 Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” (24) Itulah sebabnya orang laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya, lalu keduanya menjadi satu.
(BIS) … the two are united into one. (NLT)
Pernikahan dimulai dari cinta, tetapi dibangun oleh keputusan.
Perasaan naik turun; keputusan tetap.
Pernikahan adalah COVENANT, bukan kontrak.
Pernikahan bisa diawali dengan cinta, bahkan cinta yang menggebu-gebu; tapi cinta itu perasaan yang bisa naik dan turun; bisa bosan.
Pada akhirnya yang bisa membuat pernikahan bisa bertahan dan bahkan menjadi pemenang adalah PEGANG JANJI (commitment thd keputusan saya) yang kalian ucapkan terhadap pasangan, dihadapan orang tua jemaat, terutama Tuhan yg menjadi saksi.
Mat 19:5-6 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Hubungan dalam pernikahan tidak boleh didasarkan pada KENYAMANAN – tetapi pada PERJANJIAN.
Efe.5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. (32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. That secret truth is very important—I am talking about Christ and the church.
(ERV) This mystery [of two becoming one] is great …
(Amp.) Musterion (Gk) = Perjanjian Kasih Kristus kapada jemaat menjadi teladan bagi suami mengasihi istrinya.
Pernikahan kita adalah blue-print hubungan Kristus dengan kita sebagai jemaat; karena itu penting untuk anak-anak kita melihat blue-print yang jelas dan indah; supaya mereka mudah menerima kasih Kristus dalam hidup mereka, dan bisa punya hubungan yang baik dengan Kristus.
Point 3 – PERNIKAHAN YANG SEHAT ADALAH TENTANG SALING MEMBERI DAN BUKAN SALING MENUNTUT
Kita harus percaya bahwa Tuhan punya rancangan indah untuk setiap pernikahan. Kenyataannya keindahan pernikahan tidak otomatis berbanding lurus dengan keindahan pestanya. Love and Respect
Efe.5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. (24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Efe.5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Efe.5:28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
- Kasih Kristus kapada jemaat menjadi teladan bagi suami mengasihi istrinya.
- Pernikahan kita adalah blue-print hubungan Kristus dengan kita sebagai jemaat; karena itu penting untuk anak-anak kita melihat blue-print yang jelas dan indah; supaya mereka mudah menerima kasih Kristus dalam hidup mereka, dan bisa punya hubungan yang baik dengan Kristus.
- Saling memberi (Love and Respect) dan bukan saling menuntut.
- Suami mencintai regardless of …. –
- Istri menghormati regardless of …
Point 4 — PERNIKAHAN YANG HANGAT ADALAH PERNIKAHAN YANG DIRAWAT
Tiga area perawatan praktis:
a. Komunikasi yang terbuka dan jujur
- Bicarakan perasaan, jangan hanya situasi.
- Buka hati, bukan hanya mulut.
b. Waktu berkualitas
- Cinta butuh ruang bernapas.
- Bertumbuhnya relasi membutuhkan waktu, perhatian, dan kehadiran.
c. Menghadapi konflik dengan bijak
- Konflik bukan musuh; cara mengelola konfliklah yang membuat relasi semakin dalam.
- Belajarlah meminta maaf dengan rendah hati; belajarlah mengampuni dengan murah hati.
Aplikasi untuk pasangan:
Jika kalian terus merawat pernikahan kalian — dalam komunikasi, waktu, dan penyelesaian konflik — cinta tidak akan pernah habis, tetapi justru semakin matang, semakin hangat, dan semakin indah.
Closing
Hari ini adalah hari sukacita, bukan hanya bagi kalian berdua, tetapi bagi Tuhan yang merancang pernikahan ini sejak sebelum dunia dijadikan.
Ingat tiga pilar ini:
- Pernikahan yang diberkati bermula dari Tuhan.
- Pernikahan yang kuat berdiri di atas keputusan, bukan perasaan.
- Pernikahan yang hangat adalah pernikahan yang dirawat.
Kiranya rumah tangga kalian menjadi refleksi Kristus, menjadi sukacita bagi keluarga, menjadi teladan bagi generasi setelah kalian, dan menjadi kesaksian tentang kasih Tuhan yang tidak pernah gagal.
Tuhan memberkati pernikahan kalian hari ini dan sepanjang hidup kalian. Amin.