Mazmur 92:12–16 Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; (13) mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. (14) Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, (15) Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, (16) untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Pendahuluan: Mengapa Harus Tertanam?
Dalam dunia yang serba instan dan berpindah-pindah, banyak orang menjalani kekristenan tanpa akar. Hadir ke gereja, tapi tidak benar-benar menjadi bagian darinya. Terlibat sementara, tetapi tidak tertanam. Padahal, kehidupan rohani yang kuat dan berbuah tidak mungkin terjadi tanpa keterikatan yang mendalam dengan tubuh Kristus—yaitu gereja lokal.
Tuhan tidak hanya memanggil kita untuk hadir, tetapi untuk tertanam—menjadi bagian yang hidup, bertumbuh, dan berbuah. Berikut lima tanda orang yang tertanam dalam rumah Tuhan:
1. Menanamkan Diri: Komitmen Menjadi Bagian dari Keluarga Rohani
Mazmur 92:13 berkata: “Mereka yang tertanam di rumah TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.”
Kata “tertanam” menunjukkan sebuah keputusan aktif dan berkomitmen, bukan keadaan pasif. Kita tidak bisa bertumbuh secara rohani jika kita hanya menjadi “pengunjung gereja” tanpa akar. Menanamkan diri berarti memilih untuk tinggal, bertumbuh, dan berbuah dalam komunitas rohani yang Tuhan percayakan kepada kita.
Bagi sebagian orang, gereja lokal hanya dianggap sebagai tempat ibadah seminggu sekali. Namun, dalam pandangan Allah, gereja lokal adalah keluarga rohani, tempat di mana kita dipanggil untuk saling mengasihi, melayani, dan dibentuk.
Efesus 2:19 “…kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.”
Artinya, kita tidak bisa memperlakukan gereja seperti restoran yang bisa dikunjungi kapan suka dan ditinggalkan saat tidak puas. Kita adalah bagian dari keluarga, dan itu berarti membangun relasi yang nyata—dengan segala tantangan, proses, dan pembelajaran yang menyertainya.
Tertanam berarti:
- Setia dalam musim sulit, bukan hanya saat semuanya nyaman.
- Terbuka untuk dibentuk, bukan hanya ingin dilayani.
- Berani membangun relasi yang otentik, bukan menjaga jarak karena takut tersakiti.
- Mengambil bagian dalam tanggung jawab rohani, bukan hanya menjadi penonton.
“Tertanam adalah keputusan untuk berkata: ‘Saya tidak hanya hadir di sini—saya bertanggung jawab untuk bertumbuh dan menjadi berkat di sini.’”
Sebagai keluarga Allah, kita dipanggil untuk saling mengasihi, saling menguatkan, saling melayani, dan saling menanggung beban. Namun, semua itu tidak dapat terjadi hanya di pertemuan besar setiap minggu. Kehidupan komunitas yang sejati dibangun dalam kelompok kecil—di mana relasi lebih dalam, perhatian lebih nyata, dan pertumbuhan lebih personal.
Karena itu, tertanam dalam gereja lokal juga berarti memberikan diri untuk menjadi bagian dari komunitas kecil yang bernama iCare. Di sanalah kita tidak hanya dikenal, tapi juga dikenali. Di sanalah iman kita dipertajam, karakter dibentuk, dan kasih dinyatakan secara nyata.
“Pertemuan besar membangun iman, tetapi komunitas kecil membangun kehidupan.”
Tertanam berarti:
- Saya bukan hanya anggota gereja, tapi juga bagian dari komunitas iCare yang aktif.
- Saya membuka hati untuk dibentuk dan membentuk orang lain di dalam kasih dan kebenaran.
Tertanamlah, bukan hanya di ruang ibadah, tetapi juga di lingkaran kehidupan yang sejati—yaitu komunitas kecil yang hidup dan saling membangun.
Tanpa penanaman yang dalam, tidak ada pertumbuhan yang sehat. Dan tanpa pertumbuhan, tidak akan ada buah. Maka, langkah pertama menuju kehidupan rohani yang berdampak adalah menanamkan diri—bukan dengan keterpaksaan, tetapi dengan iman dan ketaatan.
2. MEMBANGUN KEHIDUPAN BERDASARKAN NILAI-NILAI YANG DIAJARKAN
“Sebelum pohon bertunas, ia harus berakar.”
Akar adalah fondasi dari kehidupan sebuah pohon. Tanpa akar yang kuat dan dalam, pohon tidak akan mampu bertahan dalam badai atau menghasilkan buah. Begitu juga dalam kehidupan rohani—pertumbuhan dan buah hanya mungkin terjadi jika kita berakar dalam firman Tuhan dan membangun kehidupan berdasarkan nilai-nilai kerajaan-Nya.
Tertanam dalam gereja lokal bukan hanya soal kehadiran fisik, tetapi proses membangun kehidupan berdasarkan pengajaran yang sehat dan nilai-nilai Alkitabiah yang terus-menerus ditanamkan lewat kotbah, pembinaan, pemuridan, dan teladan dari para pemimpin rohani.
Berakar berarti:
- Kita menyerap kebenaran, bukan sekadar mendengarkan sesaat.
- Kita mengganti pola pikir lama dengan nilai kerajaan—seperti kasih, kesetiaan, kerendahan hati, integritas, dan pengampunan.
- Kita membiarkan firman membentuk karakter dan keputusan hidup sehari-hari.
Nilai-nilai rohani yamg kita serap akan membentuk pola pikir kita dan menentukan respons kita terhadap konflik, kesuksesan, kegagalan, dan relasi.
“Jangan cari gereja yang hanya menghibur, cari gereja yang MENGAJARKAN untuk Anda hidup dalam kebenaran.”
Maka, berakar adalah panggilan untuk serius bertumbuh, bukan sekadar hadir. Orang yang tertanam pasti berakar—dan orang yang berakar pasti bertumbuh dan berbuah.
3. Memberi Diri untuk Digembalakan
Ibrani 13:17 “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu…”
Salah satu tanda utama seseorang tertanam dalam gereja lokal adalah kerelaan untuk digembalakan. Banyak orang ingin bertumbuh, tetapi tidak semua mau dibentuk. Banyak yang ingin diberkati, tapi enggan untuk dituntun. Padahal dalam rancangan Allah, pertumbuhan rohani tidak terjadi dalam isolasi, tetapi melalui hubungan dengan gembala dan pemimpin rohani yang Tuhan tempatkan dalam hidup kita.
Tertanam berarti percaya bahwa Tuhan bekerja melalui otoritas rohani—bukan untuk mengekang, tetapi untuk melindungi dan memelihara jiwa kita. Seperti domba yang dipimpin oleh gembalanya, demikian juga kita dipanggil untuk hidup dalam bimbingan dan pembinaan.
Menjadi domba yang baik bukan berarti pasif, tapi:
- Mau diajar dan dikoreksi — membuka hati untuk masukan yang membangun.
- Tidak berjalan sendiri — menyadari bahwa kemandirian ekstrem bisa berbahaya secara rohani.
- Memiliki roh yang rendah hati dan mau bertumbuh — tidak defensif saat diingatkan, tapi bersyukur karena dikasihi.
Amsal 12:1 “Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan, tetapi siapa membenci teguran adalah dungu.”
“Kebebasan sejati bukanlah hidup tanpa otoritas, tetapi hidup di bawah otoritas yang benar.” — Ps. Jeffrey Rachmat
Dalam dunia yang menjunjung tinggi kebebasan pribadi, banyak orang menolak otoritas dan tidak mau digembalakan. Tapi justru di sinilah perbedaan anak-anak Allah yang sejati: mereka tahu bahwa proses pembentukan Tuhan sering datang melalui orang-orang yang Tuhan tempatkan di atas kita.
Gembala menjaga jiwa kita bukan dengan kekuasaan, tetapi dengan kasih. Dan ketika kita memberi diri untuk digembalakan, kita menempatkan diri dalam jalur berkat, perlindungan, dan pertumbuhan sejati.
4. Melayani sebagai Bagian dari Tubuh Kristus
Tertanam dalam gereja lokal bukan hanya tentang menerima berkat, tetapi juga tentang mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan melalui pelayanan. Kita bukan hanya penonton dalam tubuh Kristus, melainkan anggota yang hidup dan aktif.
1 Korintus 12:18 “Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.”
Ayat ini menegaskan bahwa setiap orang percaya memiliki peran yang unik dan penting. Tidak ada yang kebetulan. Allah sendiri yang menempatkan kita sesuai dengan rencana-Nya. Ketika kita tertanam, kita mulai menemukan tempat dan fungsi kita—dan dari situ kita mulai melayani.
Melayani bukan sekadar tugas, melainkan:
- Ekspresi kasih kepada Tuhan dan sesama.
- Wujud ketaatan dan pengabdian kepada tubuh Kristus.
- Sarana pertumbuhan pribadi dalam karakter dan iman.
Pelayanan mempertemukan kita dengan kebutuhan nyata orang lain dan mengajarkan kita untuk tidak hidup bagi diri sendiri. Kita belajar memberi waktu, tenaga, perhatian, bahkan pengorbanan, demi melihat orang lain mengalami kasih Tuhan.
“Kamu belum benar-benar tertanam sampai kamu mulai melayani dengan setia, meski tidak dilihat atau dihargai.”
Melalui pelayanan:
- Kita mengalami sukacita memberi lebih besar daripada menerima (Kisah Para Rasul 20:35).
- Kita melihat dampak nyata dari kehidupan kita terhadap orang lain.
- Kita dibentuk dalam kerendahan hati, kesabaran, dan kerja sama.
Gereja yang sehat bukan terdiri dari segelintir orang yang bekerja keras, tetapi dari semua anggota yang berfungsi sesuai perannya (Efesus 4:16). Ketika setiap anggota melayani, tubuh bertumbuh dengan seimbang dan efektif.
Melayani adalah tanda seseorang tertanam. Jika kamu masih hanya duduk, terima, dan pulang, kamu belum benar-benar menjadi bagian dari tubuh. Tapi saat kamu mulai melayani, kamu sedang mengambil tempat yang Tuhan tetapkan—dan di situlah pertumbuhan dan kepenuhan rohani mulai terjadi.
5. Berbuah dan Siap Menanggung Beban
Yohanes 15:8 “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
“Buah bukan hanya tentang hasil, tetapi kesiapan menanggung beban yang menyertainya.”
Mazmur 92 menegaskan bahwa mereka yang tertanam akan bertunas dan berbuah. Tapi buah membawa beban. Seperti pohon yang menopang buahnya, hidup kita juga harus kuat dalam karakter dan kasih untuk menjadi berkat.
“Banyak orang ingin berbuah, tapi tidak siap menanggung beban dari buah itu.” — Ps. Jeffrey Rachmat
Tertanam berarti siap untuk mengasihi, mengampuni, melayani, dan berkorban—karena itulah buah sejati dari kehidupan dalam Kristus.
Penutup: Buah Datang Setelah Akar
Hidup yang tertanam adalah hidup yang berakar, bertumbuh, dan berbuah. Tuhan tidak memanggil kita menjadi pengunjung mingguan, tetapi anggota keluarga-Nya yang aktif dan bertumbuh dalam tubuh Kristus.
“Tanaman yang berpindah-pindah tidak akan pernah berakar apalagi berbuah.” — Ps. Craig Groeschel
Mari buat keputusan untuk tertanam. Tidak hanya untuk masa kini, tetapi untuk masa depan rohani yang kuat dan berdampak. Tertanamlah—dan lihat bagaimana Tuhan membuat Anda bertunas dan berbuah di pelataran-Nya.