Pendahuluan
Sebagai orang Kristen, pekerjaan kita bukan sekadar mencari nafkah—itu adalah panggilan untuk mencerminkan karakter Allah dalam tanggung jawab sehari-hari. Alkitab mengajarkan bahwa pekerjaan adalah bentuk ibadah, dan cara kita bekerja adalah kesaksian atas iman kita. Baik dalam posisi awal maupun kepemimpinan, sikap, ketekunan, dan integritas kita seharusnya memuliakan Tuhan dan berdampak positif bagi orang di sekitar kita.
Berikut adalah 10 prinsip alkitabiah yang dapat membimbing kita menjadi karyawan yang setia, efektif, dan berkenan di hadapan Tuhan melalui pekerjaan kita.
1. Lakukan Lebih dari yang Diminta – Berikan Usaha Terbaik
Definisi: Karyawan yang baik tidak hanya melakukan yang diwajibkan, tetapi dengan rajin dan sukarela memberikan lebih dari yang diharapkan.
Dasar Alkitab:
Kolose 3:23-24 “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah Tuan dan kamu hamba-Nya.”
- Dalam konteks pekerjaan, ayat ini mengajarkan bahwa setiap individu seharusnya melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati, seolah-olah pekerjaan tersebut dilakukan untuk Tuhan, bukan semata-mata untuk memuaskan atasan atau memenuhi kewajiban. Hal ini menekankan pentingnya sikap dan etika kerja yang baik, di mana setiap tugas harus dikerjakan dengan dedikasi dan integritas yang tinggi. Selain itu, ayat ini juga mengingatkan bahwa ada imbalan yang lebih besar dari Tuhan bagi setiap usaha yang dikerjakan dengan tulus, menunjukkan bahwa pekerjaan kita memiliki nilai spiritual yang signifikan dan bukan sekadar aktivitas duniawi.
- Matius 5:41 “Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.”
- Dalam konteks pekerjaan, ayat ini mengajarkan nilai kerelaan dan dedikasi. Jika seseorang di tempat kerja meminta Anda untuk melakukan tugas tertentu, alih-alih hanya menyelesaikan permintaan tersebut, coba untuk memberikan lebih dari yang diharapkan. Ini menciptakan reputasi positif dan menunjukkan komitmen Anda terhadap tim dan pekerjaan, sekaligus memperkuat hubungan profesional.
Pembahasan Teologis:
Dalam Matius 5:41, Yesus menekankan pentingnya untuk tidak hanya memenuhi tuntutan hukum, tetapi juga untuk menunjukkan kasih dan pengertian yang lebih dalam. Exegesis dari ayat ini mengungkapkan bahwa prinsip “mil kedua” bukan sekedar permintaan untuk memberikan lebih, tetapi merupakan seruan untuk mengatasi sikap egois dan menampilkan kasih yang tulus dalam interaksi sehari-hari. Tindakan ini mencerminkan karakter Allah yang penuh pengertian dan belas kasih. Dengan mengadopsi sikap ini, orang percaya dipanggil untuk menjadi saluran berkat, yang membawa dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya.
“Tidak ada kemacetan di mil kedua” – Zig Ziglar
Aplikasi Praktis:
- Ambil inisiatif melebihi tugas utama dan lakukan langkah-langkah tambahan yang dapat meningkatkan hasil kerja serta memberi nilai lebih bagi tim, dengan proaktif mencari peluang untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan, serta mengusulkan solusi kreatif yang dapat mengoptimalkan proses kerja dan hasil akhir.
- Cari cara untuk menambahkan nilai dalam tim dengan mencari metode yang efektif dan inovatif, serta melibatkan berbagai anggota dalam proses ini.
- Bekerjalah dengan semangat melayani, bukan sekadar kewajiban, karena ketika kita melayani dengan hati, kita menciptakan dampak positif yang berarti bagi orang lain dan dirinya sendiri.
- Miliki growth mindset yang terbuka untuk belajar dan berkembang, selalu siap menghadapi tantangan dengan sikap positif. Kembangkan kemampuan Anda untuk menerima umpan balik yang konstruktif dan sambut kesempatan untuk berinovasi serta meningkatkan diri Anda. Teruslah menjelajahi hal-hal baru dan ambil risiko yang diperhitungkan, karena setiap pengalaman adalah peluang berharga untuk belajar lebih banyak dan mencapai potensi terbaik Anda.
2. Bersikap Jujur dan Dapat Dipercaya dalam Segala Hal
Definisi: Integritas berarti bersikap jujur, bertanggung jawab, dan bermoral dalam segala aspek pekerjaan. Hal ini mencakup keterbukaan dalam berkomunikasi, kejujuran dalam pengambilan keputusan, serta konsistensi antara perkataan dan perbuatan. Seseorang yang memiliki integritas tidak hanya menjunjung tinggi nilai-nilai etika, tetapi juga berkomitmen untuk menjaga kepercayaan dari rekan kerja dan atasan. Dengan integritas, individu tidak akan terlibat dalam tindakan yang merugikan orang lain atau melanggar norma-norma yang berlaku, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang positif dan saling menghormati.
Dasar Alkitab:
- Amsal 11:3 “Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dihancurkan oleh kecurangannya.”
- Lukas 16:10 “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia juga setia dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia juga tidak benar dalam perkara-perkara besar.”
Pembahasan Teologis:
Allah adalah Allah yang benar, dan kita dipanggil untuk mencerminkan integritas-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Ketidakjujuran dapat merusak kepercayaan dan kesaksian iman kita, sehingga penting untuk menjaga keaslian dalam perkataan dan perbuatan. Dalam relasi kita dengan sesama, karakter Allah harus terlihat melalui ketulusan dan kebenaran yang kita tunjukkan. Ketika kita hidup dalam integritas, kita tidak hanya membangun fondasi yang kuat untuk hubungan kita, tetapi juga menjadi saksi bagi orang lain untuk melihat sifat Allah yang benar dan adil. Lebih jauh lagi, perbuatan jujur dapat menjadi cahaya yang menerangi jalan bagi mereka yang mungkin sedang mencari kebenaran dalam hidup mereka.
“Ketika kekayaan hilang, tidak ada yang hilang; ketika kesehatan hilang, ada yang hilang; tetapi ketika karakter hilang, semuanya hilang.” – Billy Graham
Aplikasi Praktis:
- Jujurlah dalam laporan dan tanggung jawab kerja, karena kejujuran adalah kunci untuk membangun kepercayaan antara rekan kerja dan atasan, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.
- Penuhi janji dan komitmen dengan sepenuh hati, agar dapat menjaga kepercayaan dan hubungan yang baik dengan orang lain.
- Mengelola waktu dengan efisien dan produktif, memastikan setiap tugas diselesaikan tepat waktu dengan hasil yang optimal sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditetapkan.
3. Tunjukkan Konsistensi dan Tanggung Jawab
Definisi: Karyawan yang baik dapat diandalkan dan konsisten dalam memenuhi tanggung jawab. Mereka tidak hanya memenuhi ekspektasi dasar dalam pekerjaan, tetapi juga menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap tim dan organisasi.
Dasar Alkitab:
- Pengkhotbah 9:10 “Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan atau hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.”
“Kesetiaan dalam perkara kecil adalah hal besar.” – Hudson Taylor
Aplikasi Praktis:
- Datang tepat waktu dan patuhi tenggat waktu dengan penuh tanggung jawab serta disiplin, agar semua rencana dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
- Selesaikan tugas tanpa perlu diingatkan, sehingga Anda dapat lebih fokus pada pekerjaan lain yang juga penting dan tidak terabaikan, serta meningkatkan produktivitas Anda secara keseluruhan dalam mencapai tujuan jangka panjang dan memenuhi tenggat waktu yang telah ditetapkan.
- Kembangkan pola kerja yang stabil dan bertanggung jawab dengan memastikan kualitas yang tinggi, ketepatan waktu yang selalu dapat diandalkan, serta komunikasi yang efektif dan transparan dalam setiap tugas yang dilakukan, untuk mencapai hasil terbaik yang diharapkan oleh semua pihak yang terlibat.
4. Hormati dan Tunduk kepada Atasan
Definisi: Karyawan yang baik menghormati otoritas pimpinan dan menaati arahan dengan sikap yang hormat.
Dasar Alkitab:
- Roma 13:1 “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.”
- 1 Petrus 2:18 “Hai kamu, para hamba, tunduklah dengan penuh hormat kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan lembut, tetapi juga kepada yang bengis.”
“Ujian terbesar dari kekudusan yang kita klaim adalah apakah itu menghasilkan kerendahan hati yang semakin dalam.” – Andrew Murray
Aplikasi Praktis:
- Bersedia menerima teguran dan pembentukan dari atasan, serta memiliki sikap terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun untuk meningkatkan kinerja di tempat kerja, sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang lebih produktif dan kolaboratif, serta mendukung perkembangan diri untuk mencapai tujuan bersama.
- Complience: Ikuti aturan dan kebijakan perusahaan dengan seksama dan pastikan semua prosedur dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, serta selalu perbarui pengetahuan terkait perubahan yang mungkin terjadi pada regulasi dan kebijakan internal, dan laporkan setiap ketidaksesuaian yang ditemukan demi menjaga integritas organisasi secara keseluruhan.
- Hadapi konflik dengan sikap hormat dan bijaksana, serta berusaha untuk memahami perspektif orang lain sambil menjaga komunikasi yang terbuka dan konstruktif, agar dapat mencapai resolusi yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat, dan memperkuat hubungan interpersonal dalam prosesnya.
- Selain menghormati pimpinan di hadapannya, mari kita terus menghargai mereka bahkan ketika tidak hadir, dan selalu memelihara sopan santun serta etika komunikasi yang positif dalam setiap interaksi, baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja.
5. Miliki Growth Mindset: Mau Belajar, Berkembang, dan Berinovasi
Definisi: Karyawan yang baik memiliki pola pikir bertumbuh—mau belajar dari kesalahan, terbuka terhadap hal baru, dan tidak takut untuk mencoba cara kerja yang lebih baik. Mereka selalu mencari peluang untuk meningkatkan diri dan keterampilan mereka, memahami bahwa proses belajar adalah bagian penting dari perkembangan profesional dan pribadi. Karyawan ini sering kali berinisiatif untuk mengikuti pelatihan, seminar, atau workshop guna memperluas wawasan dan memahami tren terbaru di industri. Selain itu, mereka juga mampu berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka, berbagi pengetahuan, dan saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama. Dengan sikap positif ini, karyawan yang baik dapat menginspirasi orang lain di sekitar mereka, menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan inovatif.
- Dasar Alkitab:
Amsal 1:5 “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.” - 2 Petrus 3:18 “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.”
“Orang Kristen tidak pernah berhenti belajar, karena Allah tidak pernah berhenti membentuk.” – Rick Warren
Aplikasi Praktis:
- Cari ide-ide kreatif untuk meningkatkan efisiensi atau kualitas pekerjaan dengan mengeksplorasi teknik baru, meningkatkan kolaborasi tim, serta memanfaatkan teknologi modern yang ada untuk mencapai hasil yang lebih baik.
- Terima masukan sebagai peluang untuk berkembang dan meningkatkan keterampilan serta pengetahuan, bukan sebagai kritik pribadi yang dapat merusak semangat atau kepercayaan diri.
- Pelajari keterampilan baru yang dapat meningkatkan kontribusi Anda dan memperluas pandangan profesional Anda dalam bidang pekerjaan Anda sehingga Anda dapat menjadi lebih kompetitif dan relevan di pasar kerja yang terus berubah.
- Jangan takut gagal saat mencoba hal baru—jadikan kegagalan sebagai pelajaran yang berharga untuk pertumbuhan diri dan pengembangan keterampilan. Setiap pengalaman, baik atau buruk, memiliki pelajaran yang dapat diambil untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
6. BEKERJA SAMA DAN BEKERJA BERSAMA
Merujuk pada proses kolaboratif di mana individu atau kelompok saling berbagi pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam konteks ini, bekerja sama menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dan saling menghargai, sementara bekerja bersama menggambarkan tindakan konkret dari kolaborasi tersebut dalam pelaksanaan tugas atau proyek. Keduanya berperan krusial dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, di mana setiap anggota merasa diikutsertakan dan termotivasi untuk berkontribusi seoptimal mungkin. Selain itu, sinergi yang terbentuk dari kerjasama ini dapat menghasilkan inovasi yang mendatangkan manfaat lebih besar dibandingkan dengan usaha individu.
Dasar Alkitab:
- Pengkhotbah 4:9-12 (TB) “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dari jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang berdua tidur, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan kalau seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.”
- 1 Korintus 12:12 “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan semua anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.”
- Keluaran 17:11 “Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, maka menanglah orang Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, maka menanglah orang Amalek.”
“Unity is not uniformity. We are one body with many members—all with different functions and gifts.” – John C. Maxwell
Aplikasi Praktis:
- Anggota tim menyumbangkan keterampilan dan pengetahuan khusus mereka, meningkatkan kemampuan keseluruhan kelompok, mendorong inovasi, dan mendorong hasil proyek yang sukses melalui kolaborasi dan keahlian bersama.
- Komunikasi dan koordinasi yang jelas di antara anggota tim memastikan bahwa tugas diselesaikan secara efisien, meminimalkan kesalahpahaman, dan memaksimalkan produktivitas di tempat kerja.
- Tanggung jawab bersama menumbuhkan akuntabilitas dan komitmen di antara anggota tim, mendorong kolaborasi dan memastikan bahwa setiap orang merasa memiliki andil dalam hasilnya.
- Pemecahan masalah ditingkatkan melalui perspektif yang beragam, karena melibatkan berbagai sudut pandang dapat menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif dan solusi inovatif yang mungkin tidak muncul dari satu perspektif saja.
- Sudut pandang dan pengalaman yang beragam menghasilkan solusi yang lebih kreatif dan efektif. Anggota tim dapat membangun ide satu sama lain, menghasilkan sinergi. Pemecahan masalah kolaboratif mengurangi risiko terlewatnya faktor-faktor penting.
“The strength of the team is each individual member. The strength of each member is the team.” – Phil Jackson
7. Tahan menghadapi Tantangan Kerja
Definisi: Karyawan yang tidak menyerah menghadapi tekanan atau kesulitan, sering kali menunjukkan ketahanan mental yang luar biasa dan komitmen tinggi terhadap pekerjaan mereka. Mereka mampu mengatasi tantangan yang kompleks, belajar dari pengalaman sulit, dan beradaptasi dengan situasi yang berubah. Dengan determinasi yang kuat, karyawan seperti ini tidak hanya mempertahankan produktivitas mereka di tengah krisis, tetapi juga menginspirasi rekan-rekan mereka untuk terus maju meskipun di hadapan rintangan yang berat.
Dasar Alkitab:
- Galatia 6:9 “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”
- Amsal 27:17 (TB) “Besi menajamkan besi, dan orang menajamkan sesamanya.”
Pembahasan Teologis:
Tuhan memakai tantangan untuk membentuk karakter, mengajarkan kita nilai kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi rintangan. Seperti Yusuf yang meskipun mengalami banyak kesulitan, tetap setia dan percaya kepada rencana Allah yang lebih besar. Kita dipanggil untuk tetap setia dalam proses, menjalani setiap ujian dengan keyakinan bahwa setiap tantangan membawa kita lebih dekat kepada tujuan yang telah ditetapkan-Nya. Dengan demikian, setiap pengalaman pahit dapat menjadi pelajaran berharga yang membentuk siapa kita sebenarnya.
“Press on. Nothing in the world can take the place of persistence. Talent will not; nothing is more common than unsuccessful men with talent. Genius will not; unrewarded genius is almost a proverb. Education will not; the world is full of educated derelicts. Persistence and determination alone are omnipotent.”
– Calvin Coolidge
Aplikasi Praktis:
- Jangan menyerah saat menghadapi kesulitan, karena setiap tantangan yang kita hadapi adalah peluang untuk belajar dan tumbuh. Jangan biarkan rintangan membuatmu merasa putus asa. Ingatlah bahwa proses ini adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan yang kita impikan. Dengan ketekunan dan keberanian, kita dapat mengatasi apa pun yang datang di depan kita.
- Percayalah akan maksud Tuhan dalam setiap musim kerja, walau terkadang kita tidak mengerti rencana-Nya yang lebih besar untuk hidup kita, karena di balik setiap tantangan dan ujian yang kita hadapi, terdapat pelajaran berharga yang akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana di masa depan.
- Latih ketabahan dan iman dalam tekanan dengan cara menghadapi setiap tantangan dengan keyakinan, tetap fokus pada tujuan, dan mengingat bahwa setiap kesulitan dapat menjadi pelajaran berharga untuk pertumbuhan pribadi.
8. Jaga Sikap Positif dalam Pekerjaan
Definisi: Memilih berikap positif dalam segala keadaan adalah sikap yang membawa dampak besar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berikap positif, seseorang dapat melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, bukan sebagai hambatan yang menghalangi. Sikap ini membantu menciptakan suasana yang lebih baik di sekeliling kita, meningkatkan hubungan dengan orang lain, dan mempengaruhi cara pandang kita terhadap dunia. Ketika kita memilih untuk fokus pada hal-hal yang baik, kita tidak hanya memperbaiki kesehatan mental kita, tetapi juga memotivasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Dasar Alkitab:
- Filipi 2:14-15 “Lakukanlah segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia.”
- Amsal 17:22 “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”
Pembahasan Teologis:
Sikap positif mencerminkan hati yang percaya kepada Tuhan, yang mengarah pada ketenangan batin dan keyakinan dalam setiap situasi. Keluhan menunjukkan ketidakpercayaan, yang sering kali mengalihkan fokus dari berkat yang telah diberikan, sementara syukur mencerminkan penyembahan yang tulus dan pengakuan akan kebesaran-Nya. Dengan bersyukur, kita tidak hanya mengakui kehadiran Tuhan dalam hidup kita, tetapi juga memperkuat iman kita, yang membantu kita menghadapi tantangan dengan lebih bijaksana dan penuh harapan.
“Attitude is a little thing that makes a big difference”
–Winston Churchill.
Aplikasi Praktis:
- Selalu menjaga sikap positif dengan cara berpikir optimis, menyebarkan semangat kepada orang lain, dan menghadapi tantangan dengan kepercayaan diri. Menjauhkan diri dari sikap negatif, menggerutu, menyalahkan orang lain atau situasi, karena sikap ini dapat melemahkan semangat kerja, serta berpengaruh buruk pada kesehatan mental dan emosi kita. Menciptakan lingkungan yang mendukung serta saling memotivasi juga sangat penting untuk mempertahankan sikap positif ini dalam jangka panjang.
- Salah satu bentuk sikap positif adalah mengucap syukur untuk pekerjaan Anda, apapun situasi yang sedang dihadapi, karena dengan sikap syukur, Anda dapat lebih menghargai setiap langkah dalam perjalanan karir Anda, menemukan pelajaran berharga dalam tantangan yang dihadapi, serta menginspirasi orang lain di sekitar Anda untuk melihat sisi baik dari setiap pengalaman.
- Jangan suka mengeluh karena pekerjaan atau tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan, sebaliknya, sebaliknya selalu mengeluarkan kata-kata positif yang memberi semangat kepada diri sendiri dan orang-orang di sekitar anda.
- Bawa semangat positif ke tempat kerja dengan selalu menunjukkan sikap yang optimis dan mendukung rekan-rekan, sehingga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kolaborasi dan produktivitas.
9. Bersikap Proaktif untuk Mencegah Masalah Terjadi
Definisi: Karyawan yang baik berpikir ke depan dan mengambil tindakan untuk menghindari masalah sebelum terjadi. Mereka tidak hanya reaktif, tetapi juga proaktif dalam mengidentifikasi potensi tantangan dan merancang strategi untuk mengatasinya. Dengan cara ini, mereka mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih stabil dan produktif. Kebiasaan seperti menganalisis tren, berkomunikasi dengan tim, dan selalu belajar dari pengalaman sebelumnya sangat penting bagi seorang karyawan yang berkualitas. Dengan pendekatan semacam ini, mereka dapat membantu perusahaan mencapai tujuan jangka panjang dan membangun reputasi yang solid di industri.
Dasar Alkitab:
- Amsal 22:3 “Orang bijak melihat malapetaka, lalu bersembunyi, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.”
- Kejadian 41:33–36 “Oleh sebab itu baiklah Firaun mencari seorang yang berakal budi dan bijaksana dan mengangkat dia menjadi kuasa atas tanah Mesir. Baiklah juga Firaun bertindak dan mengangkat pengawas-pengawas atas negeri itu dan mengambil seperlima dari hasil tanah Mesir dalam tujuh tahun kelimpahan ini. Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dari tahun-tahun yang baik yang akan datang ini dan menimbun gandum di bawah kuasa Firaun menjadi bahan makanan di kota-kota serta menyimpannya. Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini menghadapi tujuh tahun kelaparan yang akan mendatangi tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu.”
“Pemimpin besar tidak hanya memadamkan api, mereka mencegah api itu menyala.” – John C. Maxwel
Aplikasi Praktis:
- Identifikasi potensi masalah lebih awal dengan melakukan analisis mendalam terhadap situasi yang ada, sehingga dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencegah dampak negatif yang lebih besar dan memastikan bahwa solusi yang tepat dapat diterapkan secara efisien.
- Selalu berpikir dua langkah ke depan agar dapat merumuskan solusi yang efektif dan mengantisipasi kemungkinan hambatan yang mungkin muncul, sehingga keputusan yang diambil menjadi lebih matang dan hasil yang diperoleh dapat dioptimalkan dengan baik, demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien.
- Buat sistem pencegahan dan evaluasi berkala yang efektif, termasuk prosedur terperinci untuk penilaian kinerja dan mekanisme umpan balik yang berkelanjutan.
- Komunikasikan secara terbuka bila melihat tanda bahaya yang mungkin akan mempengaruhi keselamatan semua orang di sekitar kita, agar tindakan pencegahan dapat diambil dengan tepat dan cepat.
Mencegah lebih baik daripada mengobati.
10. Jadilah Terang Kristus di Tempat Kerja
Definisi: Karyawan yang baik menyadari bahwa tempat kerja adalah ladang misi dan mencerminkan kasih Kristus dalam tindakan dan karakter.
Dasar Alkitab:
- Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
- Kolose 4:5-6 “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.”
Pembahasan Teologis: Tempat kerja adalah tempat pelayanan yang sangat penting dalam kehidupan seorang Kristiani. Perilaku, perkataan, dan sikap kita bisa membawa orang mengenal Kristus atau sebaliknya. Dalam setiap interaksi dengan kolega, kita memiliki kesempatan untuk menunjukkan kasih dan integritas yang mencerminkan iman kita. Dengan menjadikan tempat kerja sebagai ladang misi, kita tidak hanya melakukan tugas kita dengan baik, tetapi kita juga menjadi teladan yang dapat menginspirasi orang lain untuk mencari kebenaran dan kehadiran Kristus dalam hidup mereka. Sebagai saluran berkat, penting bagi kita untuk berdoa dan memohon hikmat agar dapat menjadi pengaruh positif di lingkungan sekitar.
“Beritakan Injil setiap waktu. Bila perlu, gunakan kata-kata.”
– St. Fransiskus dari Assisi
Aplikasi Praktis:
- Tunjukkan kasih dan hormat kepada semua orang, termasuk kepada yang lebih rendah jabatannya, dan juga mereka yang mungkin berbeda pendapat atau latar belakang dengan kita. Dengan sikap ini, kita dapat mencipta suasana yang penuh kebaikan dan pemahaman di sekeliling kita!
- Hadapi konflik dengan kelembutan dan kebenaran, selalu berusaha untuk memahami perspektif orang lain serta mencari solusi yang membawa kedamaian bagi semua pihak yang terlibat, sehingga dapat tercipta suasana yang harmonis dan saling menghormati di antara semua yang terlibat dalam konflik tersebut.
- Jadilah teladan dalam pekerjaan dan integritas, selalu mengedepankan nilai-nilai positif serta menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang di sekitar Anda, baik dalam konteks profesional maupun personal, sehingga hadirnya Anda dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan dan pertumbuhan orang lain di sekeliling Anda, menjadikan lingkungan yang lebih baik dan penuh motivasi.