Faith over Feeling

Definition

“Faith over feeling” means choosing to trust God and His promises rather than being controlled by emotions or circumstances. Feelings are real, but they are not always reliable. Faith, however, is anchored in God’s truth, His character, and His eternal purposes. As believers, we are called to live by faith, not by sight (2 Corinthians 5:7).

Key Verse:

📖 Filipi 3:13-14 – “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

This verse teaches us that Christian life is a journey of faith, not emotions. Paul encourages us to press on toward God’s calling without being trapped by past failures, disappointments, or temporary emotions.

✔ Empat hal yang harus kita hindari sebagai orang percaya:
1. Jangan gampang putus asa – karena Tuhan masih bekerja.
2. Jangan gampang berpuas diri – karena masih ada pertumbuhan yang harus dicapai.
3. Jangan gampang kecewa – karena Tuhan punya rencana yang lebih besar.

4. Jangan Gampang Menghakimi – Kita Tidak Selalu Tahu Kebenaran Sepenuhnya

💡 Pertanyaan untuk direnungkan:
• Bagaimana saya bisa tetap kuat dalam menghadapi tantangan tanpa putus asa?
• Apakah saya sudah puas dengan pencapaian saya, atau masih mau bertumbuh?
• Bagaimana saya bisa mengatasi ketakutan dan kekecewaan dalam hidup ini?

I. Jangan Gampang Putus Asa – Percayalah Bahwa Tuhan Masih Bekerja!

📖 2 Korintus 4:8-9 – “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.”

✔ Putus asa adalah senjata iblis untuk menghancurkan iman kita.
✔ Ketika kita merasa lelah, ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.

  • Feelings of despair can distort our perception of reality, making us feel abandoned. However, faith reminds us that God is always at work behind the scenes (Romans 8:28).
  • Jesus Himself endured suffering but never gave up because He trusted the Father’s plan (Hebrews 12:2-3).
  • The Christian journey requires perseverance: God is still shaping us, even when we don’t see immediate results.

💬 Quote:
“Faith is not believing that God can, it is knowing that He will.” — Unknown

Contoh dalam Alkitab:
1. Ayub – Kehilangan segalanya, tetapi tetap percaya bahwa Tuhan akan memulihkannya (Ayub 42:10).
2. Daud – Dikejar oleh Saul, tetapi tetap berpengharapan kepada Tuhan (Mazmur 27:14).
3. Paulus dan Silas – Dipenjara, tetapi tetap memuji Tuhan, hingga terjadi mukjizat (Kisah Para Rasul 16:25-26).

✔ Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari:
• Ketika menghadapi kegagalan, jangan putus asa! Tuhan masih bisa membalikkan keadaan.
• Jangan melihat situasi dari sudut pandang manusia, tetapi lihatlah dari sudut pandang iman.
• Jangan berhenti berharap—Tuhan tidak pernah terlambat!

II. Jangan Gampang Berpuas Diri – Selalu Bertumbuh dalam Tuhan!

📖 Filipi 3:12 – “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, supaya aku juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.”

✔ Terlalu cepat puas bisa membuat kita berhenti berkembang dan kehilangan potensi yang lebih besar.
✔ Orang percaya dipanggil untuk terus bertumbuh, bukan hanya puas dengan pencapaian saat ini.

Contoh dalam Alkitab:
1. Salomo – Awalnya mencari hikmat, tetapi ketika merasa puas dengan keberhasilannya, ia jatuh dalam dosa (1 Raja-raja 11:4).
2. Gideon – Awalnya merasa kecil, tetapi ketika percaya dan terus melangkah, Tuhan memakainya dengan luar biasa (Hakim-hakim 6:12-16).
3. Yesus – Terus melayani, mengajar, dan melakukan kehendak Bapa-Nya sampai tugas-Nya selesai (Yohanes 17:4).

“God loves you just the way you are, but He refuses to leave you that way. He wants you to be just like Jesus.” — Max Lucado

✔ Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari:
• Jangan hanya puas dengan pencapaian rohani saat ini, teruslah mencari Tuhan lebih dalam.
• Dalam pekerjaan, selalu belajar dan berkembang, jangan merasa cukup dengan pencapaian yang ada.
• Dalam pelayanan, selalu terbuka untuk dipakai lebih lagi oleh Tuhan.

III. Jangan Gampang Kecewa – Percaya Bahwa Tuhan Punya Rencana

📖 Roma 8:28 – “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”

✔ Kekecewaan sering muncul saat harapan kita tidak terwujud sesuai keinginan kita.
✔ Tuhan tidak pernah mengecewakan, meskipun kita belum mengerti rencana-Nya.

Contoh dalam Alkitab:
1. Maria dan Marta – Kecewa karena Yesus tidak segera datang ketika Lazarus sakit, tetapi Tuhan punya rencana lebih besar—membangkitkan Lazarus (Yohanes 11:21-26).
2. Yusuf – Dibuang oleh saudara-saudaranya, tetapi Tuhan memakai semua penderitaannya untuk membawa keselamatan bagi banyak orang (Kejadian 50:20).
3. Naomi – Mengalami kepahitan, tetapi Tuhan akhirnya memulihkan hidupnya melalui Rut (Rut 4:14-17).

“Disappointment is simply a reminder that we are not in control—God is.” — Charles Stanley

✔ Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari:
• Jangan biarkan kekecewaan menguasai hati kita, tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana lebih baik.
• Belajarlah melihat berkat di balik kekecewaan.
• Serahkan rasa kecewa kita kepada Tuhan dan biarkan Dia menyembuhkan hati kita.

IV. Jangan Gampang Menghakimi – Kita Tidak Selalu Tahu Kebenaran Sepenuhnya

📖 Matius 7:1-2 – “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi, dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

✔ Sering kali kita tergesa-gesa dalam menilai seseorang atau situasi tanpa mengetahui kebenaran sepenuhnya.
✔ Tuhan memanggil kita untuk penuh kasih, bukan untuk cepat menghakimi.

Contoh dalam Alkitab:
1. Orang Farisi terhadap perempuan yang berzina – Mereka ingin merajam perempuan itu, tetapi Yesus mengajarkan belas kasihan dan pengampunan (Yohanes 8:1-11).
2. Samuel mengira Eliab adalah pilihan Tuhan sebagai raja – Tuhan menegur Samuel bahwa manusia melihat rupa, tetapi Tuhan melihat hati (1 Samuel 16:7).
3. Murid-murid menilai orang buta sebagai akibat dosa – Tetapi Yesus menjelaskan bahwa bukan karena dosa, melainkan untuk menyatakan kemuliaan Allah (Yohanes 9:1-3).

“Be careful not to judge someone just because they sin differently than you.” — Dietrich Bonhoeffer

✔ Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari:
• Jangan cepat menilai seseorang berdasarkan penampilan luar atau situasi sesaat.
• Berikan ruang bagi kasih dan pengertian sebelum menghakimi seseorang.
• Jika kita ingin orang lain memahami kita dengan kasih, kita juga harus melakukannya kepada mereka.

Kesimpulan: Choosing Faith Over Feelings

Faith is a choice to trust God even when emotions tell us otherwise. We must press on toward Christ, knowing that our journey is not about temporary feelings but about eternal truth. By focusing on faith rather than fleeting emotions, we will walk in victory and fulfill God’s purpose for our lives.

📖 Hebrews 11:1 –
“Now faith is the assurance of things hoped for, the conviction of things not seen.”

🙌 Let us live by faith, not by feelings!

Tinggalkan komentar