RAHASIA YANG BERHARGA

Fil.4:11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. (12) “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. (13) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Fil.4:12 (TLB)  I know how to live on almost nothing or with everything. I have learned  the secret of contentment  in every situation, whether it be a full stomach or hunger, plenty or want;  

Aku telah belajar rahasia untuk merasa cukup dalam setiap situasi, baik itu perut kenyang atau lapar, dalam kelimpahan atau kekurangan.”

Kalau kita bisa mengerti rahasia untuk kita dapat melewati kekurangan dan kelimpahan dengan baik, ini akan menjadi suatu pengetahuan atau hikmat yang sangat berharga.

CONTENTMENT / RASA CUKUP lebih tentang mindset (sikap) daripada berapa banyak penghasilan kita atau kekayaan kita.

  • Ada orang kaya yang miskin
  • Ada orang kaya yang kaya
  • Ada orang miskin yang kaya
  • Ada orang miskin yang miskin

Luk.12:13-21 Orang Kaya yang Bodoh

(13-15) Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: ”Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: ”Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?” Kata-Nya lagi kepada mereka: ”Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.

(16-18) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: ”Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 

(19-21) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 

Buat kita yang membaca, mungkin kita bertanya apa salahnya orang itu membangun lumbung yang lebih besar, menimbun banyak hasil panen, lalu dia bersenang-senang? Bukankah ini yang akan dilakukan oleh kebanyakan orang? Atau kebanyakan orang bermimpi untuk jadi seperti dia? Tetapi Firman Tuhan mengatakan dia “Orang bodoh.” Artinya ada sesuatu yang tidak kelihatan bagi kita, tetapi Tuhan tahu apa yang ada di hati orang itu, sampai Tuhan mengatakan dia “orang bodoh.”

Luk.12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah 

(ERV) “This is how it will be for anyone who saves things only for himself. To God that person is not rich.”

Mengapa  Rasa Cukup itu penting?

Setiap orang memiliki ukuran masing-masing tentang kelimpahan dan kekurangan, namun pasti setiap orang memiliki masa kelimpahan dan masa kekurangannya masing-masing.

Fil.4:11 (TSI) Saya mengatakan itu bukan karena saya masih merasa kekurangan, sebab saya sudah terlatih untuk MERASA CUKUP dalam segala keadaan. (12) Jadi saya tahu bagaimana bisa BERBAHAGIA, baik ketika hidup dalam kekurangan maupun dalam kelebihan. Karena saya sudah menemukan rahasia untuk dapat merasa puas dalam segala keadaan, baik kenyang maupun lapar, baik kaya maupun miskin. 

Kebahagiaan seseorang tidak ditentukan oleh apa yang dimiliki atau apa yang tidak dimilikinya, tetapi oleh  Rasa Cukup dalam hidupnya.

Alkitab mengatakan bahwa RASA CUKUP ini adalah RAHASIA untuk seseorang dapat melewati masa kekurangan dengan baik maupun melewati masa kelimpahan dengan baik; artinya mengerti rahasia RASA CUKUP ini diperlukan baik oleh orang yang sedang mengalami kekurangan maupun orang yang sedang mengalami kelimpahan. Kenapa saya katakan “melewati masa kelimpahan dengan baik?” karena ada orang yang dapat melewati masa kekurangan, tetapi Ketika mengalami masa kelimpahan justru hidup mereka berantakan.  Sebaliknya juga ada orang yang tidak dapat melewati masa kekurangan dengan baik, dan hidupnya hancur.

The secret of Contentment

Pengk.5:10 Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.

Tanda orang yang tidak punya RASA CUKUP (Contentment) adalah tidak bisa puas dengan dengan situasi hidupnya dan apa yang dimilikinya. Selalu merasa untuk bisa berbahagia dengan hidupya dia perlu memiliki lebih dari apa yang sudah dimilikinya sekarang. Beli mobil baru, puasnya cuma satu minggu, setelah itu merasa ingin yang lebih besar atau lebih mahal. Punya tas, tidak cukup satu, warna merah, mau yang merah delima, merah kecubung, dll.

Behave Right.

If you have the right “being” than the “have” will follow; because what you have is a result of a GOOD STEWARDSHIP.

Don’t be regretful, start to be Grateful.

Fil.4:11 (BIS) Saya mengemukakan ini bukan karena saya berkekurangan, sebab saya sudah belajar merasa puas dengan apa yang ada.

Kata belajar di sini berarti ini bukan sesuatu yang otomatis, sebaliknya sesuatu yang harus kita usahakan dan latih. Seringkali kita terlalu terfokus pada apa yang tidak kita miliki, sehingga kita tidak dapat  Menikmati apa yang kita miliki.

Gratitude isn’t only a celebration when good things happen. Gratitude’s a declaration that GOD IS GOOD no matter what happens.

Ann Voskamp

Rasa syukur bukan hanya perayaan ketika hal-hal baik terjadi. Rasa syukur adalah pernyataan bahwa TUHAN ITU BAIK tidak peduli apa yang terjadi.

Avoid comparisons, they steal your Joy!

1Cor.4:7-8 (MSG) Isn’t everything you have and everything you are sheer gifts from God? So what’s the point of all this comparing and competing? You already have all you need.

Bukankah segala yang kamu miliki dan siapa dirimu adalah murni pemberian dari Tuhan? Jadi, apa gunanya semua perbandingan dan persaingan ini? Kamu sudah memiliki semua yang kamu butuhkan. Membandingkan diri dengan orang lain berdasarkan apa yang mereka miliki dan apa tidak kita miliki hanya akan membawa kita ke dalam iri hati.

Ula.5:21 (BIS) Jangan menginginkan kepunyaan orang lain: rumahnya, tanahnya, istrinya, hamba-hambanya, ternaknya, keledainya atau apa saja yang dimilikinya.

Rumah kita baik-baik saja sampai suatu kali kita diundang makan oleh seseorang di rumahnya yang sangat besar dan membuat rumah kita kelihatan kecil. Sudah punya istri suka melirik istri orang. Mobil kita baik-baik sampai teman kita datang dengan mobil yang pintunya cuma dua, serinya L300 .

‘Menginginkan’ dalam Bahasa Ibrani tachmod yang berarti keinginan memiliki yang berlebihan dan tidak dapat dikendalikan.

Yak.4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi.

Iri hati tidak akan pernah membawa kemajuan sebaliknya akan mendatangkan malapetaka dan kehancuran.

Gal.6:4 (FAYH) Biarlah tiap-tiap orang berusaha sedapat-dapatnya, sebab dengan demikian ia akan mendapat kepuasan karena telah melakukan suatu pekerjaan dengan sebaik-baiknya, dan tidak usah membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.

Jangan membandingkan diri berlaku tidak saja saat kita kekurangan, tetapi juga saat kita kelimpahan dengan memamerkan segala harta dan kepunyaan kita. 

Understanding the difference between desires and needs

Fil.4:12 (FAYH) Saya dapat hidup seadanya. Saya telah mempelajari rahasia untuk merasa puas dalam segala keadaan, baik kenyang atau lapar, baik berkelebihan atau berkekurangan;

Bukan berarti kita bermalas-malasan, bukan berarti tidak boleh punya ambisi, bukan berarti tidak boleh sukses; TIDAK DEMIKIAN.  Saya dapat MEMILIH pengeluaran saya, MEMILIH apa yang perlu dan apa yang saya tidak perlu, MEMILIH untuk menggunakan uang saya untuk tujuan lain yang lebih besar.

Luk.12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: ”Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.

(NLT) Then he said, “Beware! Guard against every kind of greed. Life is not measured by how much you own.”

Ketamakan timbul karena keyakinan bahwa untuk berbahagia seseorang perlu memiliki lebih daripada yang sekarang sudah dimiliki.

Pengk.6:9 (ERV) It is better to be happy with what you have than to always want more and more. Always wanting more and more is useless. It is like trying to catch the wind.

Lebih baik berbahagia dengan apa yang kamu miliki daripada selalu menginginkan lebih dan lebih. Selalu menginginkan lebih dan lebih itu tidak ada gunanya. Itu seperti mencoba menangkap angin. Tidak semua keinginan harus kita dapatkan, dan tidak semua yang mampu kita beli perlu kita miliki.

Banyak orang terjebak perlombaan “wanting more” sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mengalami tujuan dari sebuah GOOD STEWARDSHIP yaitu untuk  Berbagi. 

1Tim.6:18 (FAYH) Beritahukan supaya mereka mempergunakan uang mereka demi tujuan baik. Mereka wajib menjadi kaya dalam perbuatan-perbuatan baik dan dengan senang hati memberi kepada orang yang berkekurangan, selalu bersedia membagikan kepada orang lain apa yang diberikan Allah kepada mereka. 

1Tim.6:19 (FAYH) Dengan berbuat demikian, mereka akan menimbun untuk mereka sendiri kekayaan yang sejati di surga — itulah satu-satunya penanaman modal yang aman untuk selama-lamanya! Dan di dunia ini mereka akan mengalami kehidupan Kristen yang  berbuah lebat.

“The true measure of our wealth is not how much we have, but how much we give away.”

John Calvin 

Ukuran sejati dari kekayaan kita bukanlah seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa banyak yang kita berikan.

Fil.4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. (13) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Seasons of abundance test our faith and maturity to become a good steward, while times of scarcity serve to refine our faith and deepen our spiritual lives.

Musim kelimpahan akan menguji iman dan kedewasaan kita menjadi seorang steward yang baik, sementara masa kekurangan adalah untuk menyempurnakan iman dan memperdalam kehidupan spiritual kita.

Ams.30:8 (TPT) And give me neither undue poverty nor undue wealth — but rather, feed my soul with the measure of prosperity that pleases you.

Jangan beri aku kemiskinan atau kekayaan yang berlebihan — tapi cukupkan jiwaku dengan kemakmuran yang sesuai dengan kehendak-Mu.

Prosperity is a matter of the soul. Contentment is a matter of mindset.

Ams.30:9 (TPT) May my satisfaction be found in you. Don’t let me be so rich that I don’t need you or so poor that I have to resort to dishonesty just to make ends meet. Then my life will never detract from bringing glory to your name.

Semoga kepuasan hidupku ada di dalam Engkau. Jangan biarkan aku menjadi terlalu kaya hingga merasa tidak membutuhkan-Mu, atau terlalu miskin hingga harus berlaku tidak jujur untuk bertahan hidup. Dengan begitu, hidupku akan selalu memuliakan nama-Mu. Menjadi doa saya dan doa kita semua. Kepuasan dimulai dari jiwa kita, karena kalau jiwa kita sehat, mindset kita benar, kita akan membuat keputusan-keputusan yang benar. 

STEWARDSHIP adalah pertumbuhan dari orang percaya menjadi orang kepercayaan Tuhan.

Tinggalkan komentar