Iman Kristen tidak berpusat pada ritual keagamaan tetapi pada pribadi YESUS dan apa yang Dia telah selesaikan di Salib.
Ibr.12:1-2 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
(MSG) Keep your eyes on Jesus …
Hati dan ajaran Yesus harus terus menginspirasi tujuan dan gaya hidup kita.
Luk.10:30–37 Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. (31) Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. (32) Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. (33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. (34) Ia pergi kepadanyalalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang ituke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. (35) Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. (36) Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” (37) Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”
Perumpamaan ini menggambarkan hati Tuhan Yesus — betapa berharganya setiap jiwa, siapapun dia
#1. MENGASIHI
Luk.10:25-28 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” (26) Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” (27) Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (28) Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” (30) Jawab Yesus: “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Yoh.10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Kalau kita mau membuka mata dan hati, kita akan menemukan begitu banyak orang-orang di sekitar kita yang hidup dalam kegelapan, keputus-asaan, ketidak-berdayaan, kesepian, penolakan, bahkan “kematian.”
“There is more hunger in the world for love and appreciation than for bread.”
– Mother Teresa
Lebih banyak kelaparan akan kasih dan penghargaan di dunia dari pada kelaparan untuk makanan.
“The most terrible poverty is loneliness and the feeling of being unloved.”
– Mother Teresa
Kemiskinan yang paling mengerikan adalah kesepian dan merasa tidak dikasihi.
Mat.9:36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
(FAYH) Ia merasa kasihan sekali terhadap orang banyak yang datang, sebab persoalan mereka begitu sulit dan mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan atau ke mana mereka harus mencari pertolongan. Mereka seperti domba yang tidak bergembala.
Mat.9:37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian [jiwa-jiwa] memang banyak, tetapi pekerja sedikit.”
Kasih mengubah cara kita melihat manusia, untuk setiap mereka Yesus mau mati di Salib.
Efe.5:1-2 (BIS) Kalian adalah anak-anak Allah yang dikasihi-Nya, sebab itu kalian harus berusaha mengikuti teladan Allah. (2) Hidupmu hendaknya dijiwai oleh kasih, seperti Kristus pun mengasihi kita. Ia mengurbankan diri-Nya untuk kita, sebagai suatu persembahan yang harum dan menyenangkan hati Allah.
Efe.5:2 (NLT) Live a life filled with love, following the example of Christ.
Kristus memberikan teladan mencintai bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan pemberian dan persembahan yang terbaik, yaitu hidup-Nya sendiri.
Ayat ini juga mengajarkan untuk kita meneladani Yesus: “Hidupmu hendaknya dijiwai oleh kasih, seperti Kristus pun mengasihi kita.”
Efe.5:2 (ERV) Love others just as Christ loved us.
Mat.5:43-46 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. (44) Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (45) Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. (46) Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
Kasih membuat kita selalu ingin melakukan sesuatu untuk kebaikan orang lain melampaui batasan-batasan kenyamanan.
“Every time you smile at someone, it is an action of love, a gift to that person, a beautiful thing. “
Mother Teresa
Setiap saat Anda tersenyum pada seseorang itu merupakan tindakan kasih, sebuah pemberian kepada orang tersebut,sesuatu yang indah.
“Do not think that love, in order to be genuine, has to be extraordinary. What we need is to love without getting tired.”
– Mother Teresa
Jangan berpikir bahwa kasih, untuk menjadi tulus, harus berlebih-lebihan. Apa yang dibutuhkan adalah kita melakukan perbuatan kasih dengan tidak jemu-jemu.
“I am not sure exactly what heaven will be like, but I do know that when we die and it comes time for God to judge us, he will NOT ask, How many good things have you done in your life?, rather he will ask, How much LOVE did you put into what you did?”
– Mother Teresa
Saya tidak begitu jelas surga seperti apa, tapi saya tahu pasti bahwa ketika kita meninggal dan tiba waktunya Allah menghakimi kita, Dia tidak akan bertanya barapa banyak perbuatan baik telah engkau lakukan sepanjang hidupmu?, tapi Dia akan bertanya, berapa banyak KASIH yang terkandung didalam perbuatan baikmu itu.
#2. PEDULI
Luk.10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. (34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Mar.1:40-42 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” (41) Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” (42) Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
Belas Kasihan (Compassion):
- Asal kata: compati = “ikut menderita”
- Dapat ikut merasakan kebutuhan atau penderitaan orang lain.
- Ketidak-pedulian kepada orang lain adalah menifestasi dari selfishness. Belas kasihan membawa kita melihat kebutuhan dan penderitaan orang lain dan membangkitkan keinginan untuk melakukan sesuatu untuk orang itu.
Luk.10:34Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Belas kasihan diwujudkan dengan KEPEDULIAN kita kepada orang lain:
- Mengijinkan kenyamanan hidup kita diinterupsi oleh kebutuhan orang lain.
- Keinginan yang tulus untuk membantu dan menolong.
- Menjadi teman seperjalanan dan seperjuangan mereka yang sedang menghadapi masa-masa sulit dalam hidup mereka.
#3. BERBAGI
Luk.10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
Belas-kasihan tidak hanya sebuah perasaan, tapi keinginan mengubah situasinya. Sering orang berpikir belas-kasihan dan cinta hanyalah sentimental. Tidak! Mereka sangat menuntut. Jika Anda memiliki belas-kasihan, bersiaplah untuk suatu tindakan!
Mat.25:35-40 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; (36) ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. (37) Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? (38) Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? (40) Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
“At the end of our lives, we will not be judged by how many diplomas we have received, how much money we have made or how many great things we have done. We will be judged by ‘I was hungry and you gave me to eat. I was naked and you clothed me. I was homeless and you took me in.”
Mother Teresa
Pada akhir hidup kita, kita tidak akan dihakimi dengan berapa banyak ijazah yang kita miliki, berapa banyak uang yang kita punya, atau berapa banyak perbuatan besar yang telah kita lakukan. Kita akan dihakimi dengan kata-kata ini: Ketika AKU sedang lapar, engkau memberi-KU makanan. Ketika AKU telanjang, engkau memberi-KU pakaian. Ketika AKU tidak punya rumah, engkau membawa-KU kerumahmu.
Luk.10:25-28 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” (26) Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?”
Luk.10:27 Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (28) Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.”
Luk.10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” (37) Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”