A TEACHABLE HEART

Salah satu karakter penting yang harus kita bangun dalam hidup kita adalah TEACHABLE HEART yaitu suatu sikap KERENDAHAN HATI untuk menerima NASEHAT sehingga kita terus BELAJAR dan BERUBAH supaya kita akan terus BERTUMBUH dan BERBUAH.

Dengan kata lain, diperlukan KERENDAHAN HATI untuk terus mengalami proses pembentukan karakter kita, dan juga proses pembentukan kehidupan spiritual kita.

Luk.8:18 (Amp.) So be careful how you listen; for whoever has [a teachable heart], to him more [understanding] will be given; and whoever does not have [a longing for truth], even what he thinks he has will be taken away from him.

Jadi berhati-hatilah bagaimana Anda mendengarkan; karena siapa pun yang memiliki [hati yang dapat diajar], kepadanya akan diberikan lebih banyak [pemahaman]; dan siapa yang tidak memiliki [kerinduan akan kebenaran], bahkan apa yang dia pikir dia miliki akan diambil darinya.

Titanic merupakan kapal yang paling modern di zaman itu, yang dilengkapi dengan sistem komunikasi radio untuk berkomunikasi dengan berbagai kota dan kapal-kapal lain dalam bentuk morse. Sistem komunikasi radio dalam Titanic adalah yang terbaik di zaman itu. Di antara pesan-pesan tersebut, ternyata ada pesan masuk yang memberi peringatan pada Titanic tentang adanya gunung es. Pesan tersebut memuat lokasi detail gunung es. Jadi sebenarnya Titanic dapat menghindari tabrakan fatal tersebut. Namun, hingga kini para investigator belum dapat menemukan mengapa pesan sepenting itu diabaikan. Padahal hingga detik Titanic menabrak gunung es, operator radio masih terus berkomunikasi menerima dan mengirimkan pesan-pesan penumpang.

A teachable heart  adalah sebuah sikap kerendahan hati dan keterbukaan pikiran untuk menerima nasehat. Nasehat bisa berupa pengajaran, masukan, kritikan; dari orang lain, tetapi terutama dari Tuhan.

A teachable heart menyatakan bahwa saya mengijinkan Tuhan terus menuntun hidup saya dan terus membentuk hidup saya, dan Tuhan dapat menggunakan berbagai cara untuk menyatakan tuntunan-Nya dan untuk membentuk hidup saya.

Ams.16:18 Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.

(MSG) First pride, then the crash — the bigger the ego, the harder the fall.

Ams.29:1 (BIS) Siapa terus membangkang kalau dinasihati, suatu waktu akan hancur dan tak dapat diperbaiki lagi.

True humility is staying teachable, regardless how much you know.

Ams.13:10 (FAYH) Kesombongan menimbulkan pertengkaran; bersikaplah rendah hati, terimalah nasihat, dan jadilah bijaksana.

HUMILITY is not a sign of weakness, It’s a sign of WISDOM.

Ams.12:15 (FAYH) Orang yang merasa tidak memerlukan nasihat adalah orang bodoh, tetapi orang yang mau menerima nasihat adalah orang bijaksana.

(TPT) … wisdom means being teachable.

A teachable heart is the bridge between where you are and where God wants you to be.

Ams.13:18 (BIMK) Orang yang tak mau dididik menjadi miskin dan hina; orang yang mengindahkan nasihat akan dihormati.

(TPT) Poverty and disgrace come to the one who refuses to hear criticism. But the one who is easy to correct is on the path of honor.

A Teachable heart adalah suatu sikap kerendahan hati untuk merima nasehat dari orang lain — otoritas di atas kita atau dari seseorang yang hidupnya dapat kita teladani — tetapi terutama dari Tuhan sendiri.

Otoritas di atas kita: 

  • Di keluarga: Orang tua
  • Di sekolah: Para guru
  • Di pekerjaan: Atasan atau pimpinan
  • Di Gereja: iCare Leader dan para gembala

Ams.1:8-9 (FAYH) Anakku, dengarkanlah didikan ayahmu dan janganlah mengabaikan nasihat ibumu. (9) Karena ajaran mereka akan menjadi seperti mahkota di atas kepalamu dan kalung mutiara di lehermu.

Kol.3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

Efe.6:5 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus,

Ibr.13:17 (Amp.) Obey your [spiritual] leaders and submit to them [recognizing their authority over you], for they are keeping watch over your souls and continually guarding your spiritual welfare as those who will give an account [of their stewardship of you]…

(MSG) Be responsive to your pastoral leaders. Listen to their counsel… 

Setiap orang memerlukan nasehat dari orang lain yang hidupnya dapat menjadi teladan untuk kita, dan nasehatnya membangun kehidupan kita hidup dalam kebenaran dan kehendak Tuhan. Setiap orang memerlukan seorang yang anda bisa datang untuk meminta nasehat atau ketika orang itu memberikan nasehat anda mau dengarkan.

Tentu tidak semua orang kita bisa dengarkan nasehatnya. Nasehat yang baik diberikan oleh orang yang hidupnya dapat menjadi teladan dan nasehatnya membangun kehidupan kita hidup dalam kebenaran dan kehendak Tuhan.

Ams.11:14 (Amp.) Where there is no [wise, intelligent] guidance, the people fall [and go off course like a ship without a helm], But in the abundance of [wise and godly] counselors there is victory.

Di mana tidak ada bimbingan yang bijaksana dan cerdas, orang-orang jatuh [dan menyimpang seperti kapal tanpa kemudi], tetapi dengan banyak penasihat yang bijak dan saleh akan ada kemenangan.

Ams.11:14 (MSG) Without good direction, people lose their way; the more wise counsel you follow, the better your chances.

Tanpa pengarahan yang baik, orang tersesat; semakin bijak nasihat yang Anda ikuti, semakin besar peluang Anda berhasil.

Tuhan bisa mengajar kita melalui situasi yang kita alami atau melalui orang lain, tetapi terutama melalui Firman Tuhan.

2 Tim.3:16 (BIS) Semua yang tertulis dalam Alkitab, diilhami oleh Allah dan berguna untuk mengajarkan yang benar, untuk menegur dan membetulkan yang salah, dan untuk mengajar manusia supaya hidup menurut kemauan Allah.

2Tim.3:16 (FAYH) Seluruh Kitab Suci diberikan kepada kita melalui ilham Allah dan berguna untuk mengajarkan kebenaran kepada kita serta menyadarkan kita akan apa yang salah dalam hidup kita; Kitab Suci meluruskan dan menolong kita melakukan hal-hal yang benar.

Jangan hanya membaca Firman Tuhan, tetapi ijinkan Firman Tuhan membaca hidup kita.

Ibr.4:12 (TSI) Sekarang jelaslah bahwa Firman Allah sungguh hidup dan berkuasa! Kekuatannya lebih tajam daripada pedang bermata dua yang paling tajam sekalipun. Firman Allah sangat berkuasa sampai bisa menembus batin kita, sehingga dapat menyingkapkan pikiran, keinginan, dan niat hati kita yang sebenarnya.

Yak.1:21 (TSI) Oleh sebab itu, buanglah segala sesuatu yang kotor, najis, atau jahat, yang masih ada pada dirimu. Dan dengan rendah hati terimalah ajaran benar yang ditaburkan Allah di dalam hatimu, yaitu Firman-Nya yang berkuasa untuk menyelamatkan kita.

(ERV) Be humble and accept God’s teaching that is planted in your hearts. This teaching can save you.

Banyak orang datang kebaktian hanya untuk “dikotbahi”, bangun kebiasaan untuk datang kebaktian dengan sikap siap untuk belajar kebenaran dari Firman Tuhan.

Yak.1:25 (TSI) Sedangkan siapa yang mendalami dan merenungkan Hukum TUHAN yang sempurna dan yang memberikan kebebasan — bukan hanya mendengar dan melupakannya dengan cepat tetapi menjadi pelaku Hukum TUHAN, dialah yang akan diberkati Allah dalam segala hal yang dia lakukan.

Yak.1:22-24 (TSI) Tetapi Firman itu harus kamu lakukan, bukan hanya didengar. Janganlah menipu diri sendiri dengan berpikir, “Bagi saya, mendengar Firman-Nya saja sudah cukup!” (23) Karena siapa yang hanya mendengar ajaran Allah tetapi tidak melakukannya, dia sama saja seperti orang yang mengamat-amati mukanya sendiri pada cermin. (24) Tetapi sesudah mengamat-amatinya ada sedikit kotoran di pipinya, dia langsung pergi dan lupa membersihkan kotoran itu! 

Mengapa seseorang bercermin?

Untuk mengevaluasi apakah ada yang perlu diperbaiki. Kita bercermin untuk melihat apakah rambut masih berantakan, atau apakah baju yang dikenakan nampak kucel, sepatunya cocok dengan OOTD. Kekurangan-kekurangan ini yang kemudian kita perbaiki sebelum kita pergi. Tetapi, bila kita hanya melihat dan tidak melakukan apa-apa, maka cermin itu tidak ada gunanya. Tidak ada perubahan.

Ketika kita mendengar atau membaca Firman Tuhan, ijinkan Firman Tuhan menjadi seperti cermin merefleksikan apa yang ada di dalam kita. 

Yakobus menulis tentang “orang yang menipu diri sendiri”, yaitu ketika seorang mendengar Firman (atau membaca Firman Tuhan) lalu Firman Tuhan itu menunjukkan apa yang salah dan harus berubah, tetapi orang itu tidak sungguh-sungguh memberikan perhatian dan tidak melakukan perubahan dalam hidupnya. Maka Firman yang dia dengar (atau baca) tidak ada gunanya untuk hidup orang itu.

Mat.7:24-25 Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Mat.7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. (27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”

A wise man who built his house on rock: “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya” vs.  a foolish man who built his house on sand:  “Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya”

Maz.119:97-102 (TPT) O how I love and treasure your law; throughout the day I fill my heart with its light! (98) By considering your commands I have an edge over my enemies, for I take seriously everything you say. (99) You have given me more understanding than those who teach me, for I’ve absorbed your eye-opening revelation.

Betapa aku mencintai dan menghargai hukum-Mu; sepanjang hari Firman-Mu menerangi hatiku! (98) Dengan mempertimbangkan perintah-perintahmu, aku memiliki keunggulan atas musuh-musuhku, karena aku menganggap serius semua yang Engkau katakan. (99) Engkau telah memberi aku lebih banyak pemahaman daripada semua guru-guruku, karena aku telah menerima wahyu yang membukakan pengertianku.

Tinggalkan komentar