A healthy church is a product of healthy relationships among its members.
First, build good relationships at home, then you will know how to build good relationships in the church.
RELATIONSHIP KILLER #1: OUR WORDS
Banyak pertemanan, hubungan bisnis atau bahkan rumah tangga rusak karena perkataan yang tidak dijaga dengan baik. Akibatnya adalah salah satu pihak tersinggung, terluka dan bahkan sakit hati. Karena itu kita harus berhati-hati dalam berbicara atau bercanda, dan paling penting saat kita marah.
Ams.18:21 Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
(BIMK) Lidah mempunyai kuasa untuk menyelamatkan hidup atau merusaknya; orang harus menanggung akibat ucapannya.
Ams.12:18 (ERV) Speak without thinking, and your words can cut like a knife. Be wise, and your words can heal.
Ams.15:29 (ERV) “Good people think before they answer, but the wicked do not, and what they say causes trouble.”
Avoid gossip, it ruins relationships.
Ams.24:28 (MSG) Don’t talk about your neighbors behind their backs — no slander or gossip, please.
Ams.25:9-10 (BIMK) Salah faham dengan kawanmu, selesaikanlah hanya dengan dia, tetapi rahasia orang lain janganlah kau buka. Sebab, nanti engkau dicap sebagai orang yang bocor mulut dan namamu cemar seumur hidup.
Ams.25:23 (BIMK) “Angin utara pasti mendatangkan hujan; begitu pula pergunjingan (gossip) pasti menimbulkan kemarahan.”
Those who gossip with you will later gossip about you.
A lot of problems in the world would disappear if we talked to each other instead of talk about each other.
Marilah membangun budaya anti–gossip.
RELATIONSHIP KILLER #2: ASSUMPTIONS
Asumsi adalah suatu keyakinan yang kita anggap benar tanpa kita menguji kebenarannya.
1Sam.18:1 Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. (2) Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. (3) Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. (4) Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya.
1Sam.18:5 Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.
1Sam.18:6 Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, (7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing;
1Sam.18:8 Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.” (9) Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
Hubungan yang dimulai dengan baik, kemudian menjadi rusak: Saul menjadi membenci Daud. Apa yang terjadi? Ketika mendengar orang-orang mulai memuji pencapaian Daud, Saul mulai ber-asumsi: “Jangan-jangan akhirnya jabatan raja itupun jatuh padanya.” Padahal BELUM TENTU Daud ingin merebut tahta. Kemungkinan Daud hanya berperang sebaik mungkin.
Apa yang mulai sebagai sebuah pikiran yang negatif (asumsi yang belum tentu benar) akhirnya dianggap sebagai kebenaran.
Banyak hubungan rusak karena asumsi, yaitu “kebenaran” yang dibangun sepihak tanpa berdasarkan fakta atau konfirmasi. Repotnya, setelah “kebenaran” yang berdasarkan asumsi terbentuk, seringkali sulit untuk mengubahnya. Lalu orang membuat keputusan dan judgment yang salah berdasarkan “kebenaran” yang salah itu.
We must never trust in what we assume, only in what we know.
Darren Shan
Dua asumsi yang dapat merusak rumah-tangga:
- “Dia harusnya tahu …”
- “Dia harusnya mengerti …”
“A relationship should be based on communication, not on assumption.”
Don’t assume, ask!
RELATIONSHIP KILLER #3: INSECURITY
1Sam.18:8 Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.” (9) Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
Saul mulai merasa dibanding-bandingkan. Saul iri hati. Saul marah. Saul kehilangan perspektif yang benar
Hubungan yang sehat adalah saling memberi, insecurity membuat kita saling menuntut.
Bentuk insecurity:
- Baper
- Iri hati dan cemburu
- Possesive
- Rendah diri
Asal perasaan insecurity adalah suatu kekosongan dalam hidup kita; ijinkan Tuhan mengisi dan memenuhi hidup kita.
Yoh.4:14 Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.
RELATIONSHIP KILLER #4: UNRESOLVED CONFLICTS AND HURTS
Efe.4:2 (BIMK) Hendaklah kalian selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dengan membantu satu sama lain.
(ERV) … Be patient and accept each other with love.
(TLB) … Be patient with each other, making allowance for each other’s faults because of your love.
Bersabarlah satu sama lain, “memberikan ruang” untuk kesalahan satu sama lain karena kasihmu.
Saling menerima kekurangan dan kelebihan satu dengan yang lain. Saling menerima kesalahan dan kegagalan satu dengan yang lain.
An unconditional acceptance is the key to a healthy relationship.
Most people need love and acceptance a lot more than they need advice.
Bob Goff
Efe.4:3 (BIMK) Berusahalah sungguh-sungguh untuk hidup dengan damai supaya kesatuan yang diciptakan oleh Roh Allah tetap terpelihara.
(MSG) … alert at noticing differences and quick at mending fences.
Efe.4:32 Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Kol.3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
Good relationships dimulai dari hati yang dipulihkan …Hurt people hurt other people.
Yuk open our hearts minta Tuhan jamah pulihkan hati kita.