WHAT KILLS A GOOD RELATIONSHIP

Saya melihat ada banyak hubungan persahabatan, hubungan bisnis / partnership, ataupun hubungan keluarga yang semula berjalan baik, dapat tiba-tiba memburuk dan bahkan berantakan. Tentu terjadinya tidak “tiba-tiba”, tentu ada penyebabnya. Pertanyaan: Apa yang bisa merusak hubungan?

#1. PERKATAAN DAN GOSSIP

Banyak pertemanan, hubungan bisnis atau bahkan rumah tangga rusak karena perkataan yang tidak dijaga dengan baik. Akibatnya adalah salah satu pihak tersinggung, terluka dan bahkan sakit hati. Karena itu kita harus berhati-hati dalam berbicara atau bercanda dan paling penting saat kita marah.

“Speak without thinking, and your words can cut like a knife. Be wise, and your words can heal.” Proverbs‬ ‭12:18‬ ‭ERV
“Good people think before they answer, but the wicked do not, and what they say causes trouble.” ‭‭Proverbs‬ ‭15:28‬ ‭ERV‬‬

“Bagi kata-kata yang diucapkan ada akibat yang harus dirasakan. Lidah mempunyai kuasa untuk menyelamatkan hidup atau merusaknya; orang harus menanggung akibat ucapannya.” ‭Amsal‬ ‭18:20-21‬ ‭BIMK‬‬

Hal lain yang dapat merusak persahabatan adalah gossip.

Ams.24:28 Don’t talk about your neighbors behind their backs— no slander or gossip, please.

“Salah faham dengan kawanmu, selesaikanlah hanya dengan dia, tetapi rahasia orang lain janganlah kaubuka. Sebab, nanti engkau dicap sebagai orang yang bocor mulut dan namamu cemar seumur hidup.” ‭‭Amsal‬ ‭25:9-10‬ ‭BIMK‬‬

“Angin utara pasti mendatangkan hujan; begitu pula pergunjingan (gossip) pasti menimbulkan kemarahan.” Amsal‬ ‭25:23‬ ‭BIMK‬‬

Karena itu kita harus membuang budaya gossip; dan membangun budaya baru : antigossip.

#2. INSECURITY

Saya melihat banyak hubungan antara pimpinan dan bawahan, hubungan antar generasi, hubungan dalam sebuah tim pelayanan rusak (tidak sehat) karena masalah insecurity. Wujudnya antara lain tuduhan-tuduhan pemberontakan, ketersinggungan (baper), potensi yang terpangkas, ketidak effektif-an, kesalahpahaman dll.

“Dunia tidak membutuhkan pemimpin yang masuk dalam permainan membandingkan dan iri hati.” – JR

Tanda-tanda seorang pemimpin yang mengalami insecurity:

  • Sulit mengakui kelemahan / kesalahan
  • Bereaksi (instead of meespon)
  • Mencari kesalahan orang
  • Berprasangka buruk kepada orang
  • Menganggap potensi pada orang lain sebagai ancaman

Hubungan baik Saul dan Daud:

1Sam.18:1 Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. (2) Pada hari itu Saul membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. (3) Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri. (4) Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya. (5) Daud maju berperang dan selalu berhasil ke mana juga Saul menyuruhnya, sehingga Saul mengangkat dia mengepalai para prajurit. Hal ini dipandang baik oleh seluruh rakyat dan juga oleh pegawai-pegawai Saul.

Apa yang terjadi pada Saul?

1Sam.18:6 Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, (7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.”dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; (8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.” (9) Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.

Hubungan yang dimulai dengan baik, kemudian menjadi rusak: Saul menjadi membenci Daud. Apa yang terjadi?

1. Mulai membandingkan diri dengan orang lain.

  • Para wanita memuji pencapaian Daud yang lebih besar dari pencapaian Saul
  • Lebih-lebih yang membandingkan para wanita (jangan suka membandingkan pencapaian suamimu dengan orang lain.)
  • Saul mulai membandingkan diri dengan Daud.

“Comparison is the thief of joy.” – Theodore Rosevelt.

2. Perkataan-perkataan itu menyebalkan hatinya, lalu bangkitlah amarah Saul.

  • Perkataan orang mulai “masuk” ke dalam perasaan Saul
  • Dia mulai “sebal” lalu berujung pada “kemarahan”

3. Saul kehilangan perspektif yang benar

  • Bukankah seharusnya Saul senang, karena menemukan orang yang bisa menggantikannya sebagai Raja?

Lesson learned:

  1. Jangan ijinkan insecurity merusak panggilan kita di dalam Tuhan, merusak pelayanan, merusak hubungan. Bangun gambar diri yang baik di dalam Tuhan, dengan mengenal diri kita, potensi, panggilan Tuhan.
  2. Kita tidak perlu terlibat dalam permainan membandingkan diri; jangan merasa terancam oleh pemimpin-pemimpin lain.
  3. Seandainya Saul punya pikiran generational, maka dia akan melihat dari perspektif yang berbeda.

#3. ASSUMPTION

Asumsi adalah suatu keyakinan yang kita anggap benar tanpa kita menguji kebenarannya.

  • Ketika mendengar orang-orang mulai memuji pencapaian Daud, Saul mulai ber-asumsi:  “Jangan-jangan akhirnya jabatan raja itupun jatuh padanya.”
  • Padahal tidak ada sedikitpun dalam diri Daud ingin merebut tahta.
  • Daud hanya berperang sebaik mungkin.
  • Apa yang mulai sebagai sebuah pikiran yang negatif (asumsi yang belum tentu benar) akhirnya dianggap sebagai kebenaran.

Banyak hubungan rusak karena asumsi, yaitu “kebenaran” yang dibangun sepihak tanpa berdasarkan fakta atau konfirmasi. Repotnya, setelah “kebenaran”  yang berdasarkan asumsi terbentuk, seringkali sulit untuk mengubahnya. Lalu orang membuat keputusan dan judgment yang salah berdasarkan “kebenaran” yang salah itu.

1646938-Angelo-Donghia-Quote-Assumption-is-the-mother-of-the-screw-up

assumptions-are-the-termites-of-relationships-quote-1

#4. UANG

Walaupun saya tempatkan di urutan terakhir, tapi faktor uang adalah menjadi penyebab banyak hubungan keluarga, pertemanan, partnership dalam bisnis, bahkan dalam pelayanan menjadi rusak.

Mat.26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. (15) Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. (16) Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

1Tim.6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Karena itu harus menjadi keyakinan kita bahwa hubungan lebih penting daripada uang. Tidak selalu kita harus “menang”, kalau perlu mengalah demi hubungan yang sehat. Saya ingin menekankan sekali lagi, secara khusus dalam masalah “uang”: jangan ijinkan uang merusak hubungan baik.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s