Berdasarkan pengajaran Ps. Jeffrey Rachmat
Pendahuluan: Ritme yang Ditetapkan Tuhan
Sejak awal penciptaan, Tuhan menetapkan pola kehidupan yang tidak berubah: “Selama bumi masih ada, tidak akan berhenti…” — Kejadian 8:22. Ada siang dan malam, musim tanam dan musim menuai. Ini bukan sekadar fenomena alam, tapi desain ilahi yang mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan ritme Tuhan.
Yesus berkata bahwa kepada kita diberikan karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah (Mat.11:13). Salah satu rahasia itu adalah mengenali dan menghidupi pola siang dan malam sebagai gambaran kehidupan rohani.
1. Prinsip Kebenaran yang Paralel
“Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, melainkan yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah.” — 1 Korintus 15:46
A. Kebenaran Alamiah Menjadi Cermin Kebenaran Rohani
Prinsip ini menekankan bahwa alam ciptaan Tuhan bukan sekadar latar belakang kehidupan manusia, tetapi juga wahana pengajaran Allah. Dunia jasmani yang dapat kita lihat, sentuh, dan alami sehari-hari berfungsi sebagai gambaran (paralel) dari kebenaran-kebenaran rohani yang seringkali tak kasatmata.
Tuhan sengaja menempatkan kebenaran-kebenaran jasmani (seperti siang dan malam, menabur dan menuai, kerja dan istirahat), untuk membantu kita mengerti dan hidup dalam realitas rohani. Tuhan yang sama yang menciptakan hukum gravitasi dan siklus musim juga menetapkan hukum pertumbuhan rohani. Karena itu, belajar dari alamiah adalah sarana mengenal dan masuk lebih dalam ke dalam rahasia Kerajaan Allah (bdk. Mat. 11:25–27).
B. Siang dan Malam: Gambar Realitas Kehidupan
Siang secara jasmani adalah waktu untuk bekerja, beraktivitas, melihat dengan jelas, dan melakukan hal-hal yang produktif. Ini melambangkan musim kehidupan ketika segala sesuatu tampak terang dan terarah:
- Kita tahu apa yang harus dikerjakan.
- Kita punya energi dan semangat.
- Kita melihat hasil dari pekerjaan kita.
Yohanes 11:9–10 berkata bahwa jika seseorang berjalan di siang hari, kakinya tidak akan terantuk karena ia berjalan dalam terang. Ini menggambarkan bahwa di musim “siang rohani”, kita punya kejelasan visi, kita berjalan dalam terang firman dan pimpinan Tuhan, dan kita tidak tersandung oleh kebingungan atau ketakutan.
Sebaliknya, malam adalah waktu istirahat dan keterbatasan visual secara jasmani. Dalam kehidupan rohani, malam melambangkan:
- Ketidakjelasan arah.
- Musim penantian, kebingungan, bahkan pergumulan batin.
- Ketakutan atau kecemasan karena tidak tahu apa yang akan terjadi.
Namun menurut Kejadian 1:16–18, Tuhan menciptakan baik siang maupun malam, dan keduanya disebut-Nya baik. Ps. Jeffrey mengajarkan bahwa Tuhan hadir dan bekerja, bukan hanya di saat terang dan jelas, tetapi juga di dalam kegelapan dan ketidakpastian. Kita diajak untuk melihat bahwa malam bukanlah musim yang harus ditakuti, tapi musim yang dapat dinikmati dengan iman dan kepercayaan kepada Tuhan.
“Malam bukan hanya waktu untuk tidur. Itu adalah waktu Tuhan bekerja di balik layar, membentuk, menyembuhkan, dan menumbuhkan apa yang tidak kita lihat.” – Ps. Jeffrey Rachmat
C. Prinsip Keterbatasan Manusia dan Peran Tuhan
Salah satu pelajaran terbesar dari siang dan malam secara jasmani adalah pengakuan akan keterbatasan kita. Tidak ada manusia yang bisa bekerja terus-menerus tanpa istirahat. Kita semua harus berhenti, beristirahat, dan membiarkan tubuh kita pulih.
Begitu juga secara rohani. Kita tidak bisa memaksa segala sesuatu berjalan sesuai rencana kita terus-menerus. Ada musim di mana kita harus berkata, “Tuhan, aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Aku memilih percaya dan beristirahat dalam-Mu.”
Malam mengajar kita tentang kepercayaan. Kita tidur dalam gelap bukan karena semua masalah sudah selesai, tetapi karena kita percaya bahwa Tuhan tetap bekerja walaupun kita tidak melihatnya (bdk. Markus 4:26–27).
Aplikasi Rohani:
| Situasi | Kebenaran Jasmani | Paralel Rohani |
|---|---|---|
| Saat terang dan jelas | Siang: kita bisa melihat, bekerja, melangkah | Gunakan musim ini untuk menabur, membangun, dan melayani dengan maksimal. |
| Saat bingung, tidak tahu harus ke mana | Malam: gelap, terbatas, waktu istirahat | Percaya bahwa Tuhan sedang bekerja; ini waktunya mempercayakan hasil pada-Nya. |
Prinsip paralel ini menolong kita melihat kehidupan dengan lebih bijaksana. Kita tidak harus menolak atau melawan musim gelap, tetapi belajar menikmati dan memaknainya. Sama seperti siang dan malam tidak bisa dihindari, demikian pula kehidupan punya ritmenya sendiri.
Hidup yang dewasa secara rohani bukanlah hidup yang hanya tahu menikmati siang, tetapi juga bisa menemukan keindahan di dalam malam.
“There is beauty in every season. Learn to see God’s hand not only in clarity, but also in mystery.” — Ps. Jeffrey Rachmat
2. Siang: Waktunya Manusia Bekerja
“Selama masih siang, kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.” — Yohanes 9:4
A. Terang Memberi Kejelasan
Siang adalah simbol musim kehidupan ketika segala sesuatu tampak jelas, terang, dan terarah. Dalam pengajaran Ps. Jeffrey Rachmat, siang menggambarkan saat:
- Kita tahu apa yang harus dilakukan.
- Kita punya energi, semangat, dan kejelasan visi.
- Kita memiliki kesempatan untuk bertindak.
Karena itu, siang adalah musim kesempatan. Dalam terang, kita dapat melangkah dengan yakin tanpa tersandung (Yoh. 11:9–10). Tuhan memberi terang bukan hanya untuk dinikmati, tetapi untuk dimanfaatkan dengan bijak.
B. Menabur Benih: Tanggung Jawab Manusia di Waktu Siang
“Demikianlah hal Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah.” — Markus 4:26
Ps. Jeffrey menekankan bahwa bagian manusia adalah menabur, bukan membuat benih itu bertumbuh—itu pekerjaan Tuhan. Siang adalah waktu untuk:
- Menabur doa: mendoakan orang-orang yang Tuhan percayakan.
- Menabur kasih: menunjukkan kebaikan, perhatian, dan empati.
- Menabur pelayanan: memberikan waktu dan tenaga untuk pekerjaan Tuhan.
- Menabur disiplin dan karakter: membangun kebiasaan dan keputusan yang benar.
“Malam akan datang. Dan pertumbuhan adalah misteri. Karena itu jangan lupa menabur saat siang, agar malammu tidak sia-sia.” – Ps. Jeffrey Rachmat
C. Memakai Potensi: Tuhan Percaya pada Manusia
Dalam Kejadian 2:19, Tuhan memberi Adam tugas untuk menamai binatang-binatang. Ini bukan sekadar tugas administratif, tapi tindakan kepercayaan dan kolaborasi. Ps. Jeffrey menekankan:
- Tuhan tidak menciptakan nama binatang dan menyuruh Adam menghafalnya.
- Sebaliknya, Tuhan membiarkan Adam menggunakan kreativitas dan potensinya.
Ini menunjukkan bahwa Tuhan mempercayai potensi yang Ia tanamkan dalam manusia. Siang adalah waktu untuk menggali dan mengembangkan talenta, kreativitas, dan hikmat yang Tuhan beri:
- Gunakan waktu terang untuk belajar, mencoba, membangun, dan melayani.
- Jangan tunda-tunda menggunakan potensi sampai situasi menjadi gelap atau tidak menentu.
D. Rajin dan Beriman: Bekerja dengan Sikap yang Benar
Mazmur 127:2 berkata bahwa tidur (istirahat) akan sia-sia jika kita belum bekerja di siang hari. Ps. Jeffrey mengajarkan bahwa istirahat hanya menjadi efektif jika didahului dengan kerja yang aktif dan penuh iman. Ini berarti:
- Kita tidak bisa berharap hasil dari sesuatu yang tidak pernah kita kerjakan.
- Kita harus bertanggung jawab untuk melakukan bagian kita, tanpa menunda dan bersikap pasif.
“Kalau sedang musim siang—semua berjalan baik, ada kejelasan—itu bukan waktunya leha-leha. Itu waktunya menabur!” – Ps. Jeffrey Rachmat
E. Jangan Sia-siakan Siang: Momentum adalah Amanat
Musim siang tidak abadi. Sama seperti dalam kehidupan jasmani, matahari akan terbenam. Maka:
- Jangan tunda-tunda. Apa yang bisa Anda tabur hari ini, taburlah.
- Pelihara momentum. Saat semuanya terang dan lancar, itulah waktu terbaik untuk memperluas pengaruh dan dampak.
- Pikirkan masa depan. Siang adalah waktu menabur untuk panen di masa mendatang—bukan hanya untuk hari ini.
Aplikasi Praktis:
| Area Kehidupan | Contoh Menabur di Waktu Siang |
|---|---|
| Hubungan | Kirim pesan dukungan, ajak orang ngobrol, minta maaf jika ada konflik |
| Pelayanan | Terlibat aktif, berbagi ide, latih orang lain |
| Karakter | Bangun disiplin doa, integritas, kerja keras |
| Keuangan | Kelola dengan bijak, tabung, beri |
Berjalan dengan iman dan ketaatan berarti menggunakan musim terang—saat kita tahu dengan jelas apa yang harus dilakukan—untuk melangkah dengan keberanian dan kesetiaan kepada kehendak Tuhan. Di waktu siang secara rohani, kita diberi kejelasan dan energi bukan untuk disimpan, tetapi untuk dimanfaatkan dengan sepenuh hati, melakukan bagian kita dengan sungguh-sungguh. Seperti Yesus berkata dalam Yohanes 9:4, “Selama masih siang, kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku,” maka saat terang menyinari jalan kita, itulah waktunya untuk melangkah dengan iman dan menyelesaikan tugas yang Tuhan percayakan.
“Tidurmu tidak akan berguna jika kamu belum menabur di siang hari.” Ref: Mazmur 127:2
Siang adalah anugerah. Ia membawa terang, kejelasan, dan kesempatan. Tapi seperti benih yang harus ditabur agar bisa tumbuh, setiap musim siang membawa tanggung jawab untuk bekerja dan berbuah.
“God created the day so man could work. Do what you can do. Do your best. Because the night will come, and that’s when God does what you cannot do.” – Ps. Jeffrey Rachmat
3. Malam: Waktunya Tuhan Bekerja
Ketika malam datang, pekerjaan manusia secara alami berhenti. Tidak ada lagi aktivitas, rencana, atau produktivitas seperti di siang hari. Namun justru dalam ketenangan malam—ketika manusia tidak lagi bekerja—Tuhan mulai bekerja. Ini adalah pola ilahi yang diajarkan sejak awal penciptaan.
Dalam Kejadian 2:21–22, ketika Adam tidur, Tuhan membentuk Hawa dari tulang rusuknya. Ini menunjukkan bahwa di saat manusia berhenti berusaha, Tuhan tidak berhenti berkarya. Adam tidak sedang bekerja, merancang, atau memikirkan solusi—dia sedang tidur. Dan dalam tidur itu, Tuhan menciptakan sesuatu yang besar dan ajaib.
Begitu pula dalam Markus 4:26–27, Yesus menggambarkan Kerajaan Allah seperti seorang petani yang menabur benih, lalu ia tidur. Walaupun petani itu tidak tahu bagaimana benih itu tumbuh, Tuhan tetap bekerja secara misterius dan dahsyat, membuat benih itu bertunas dan bertumbuh. Ps. Jeffrey Rachmat menegaskan bahwa pertumbuhan adalah bagian Tuhan, dan itulah sebabnya kita harus belajar beristirahat dengan iman.
Malam Melambangkan Musim-Spiritual Tertentu:
1. Musim Ketidakjelasan
Malam adalah waktu ketika kita tidak tahu apa yang harus dilakukan, ketika jalan tidak tampak jelas, dan suara Tuhan terasa samar. Tapi bukan berarti Tuhan tidak bekerja—justru dalam ketidakjelasan itulah iman diuji dan Tuhan bertindak di balik layar.
2. Musim Penantian dan Pergumulan
Malam adalah musim ketika benih yang sudah ditabur belum menunjukkan hasil. Kita gelisah karena tidak melihat perubahan. Tapi dalam pengajaran Ps. Jeffrey, ini adalah waktu untuk diam dan percaya bahwa Tuhan sedang menumbuhkan benih-benih itu sesuai waktu-Nya.
3. Waktu Istirahat dan Percaya
Malam bukan waktu untuk panik, tapi untuk menyerahkan dan percaya. Ini bukan sikap pasif atau kemalasan, tetapi ketenangan yang lahir dari keyakinan penuh akan kedaulatan Tuhan. Ps. Jeffrey berkata, “Your rest is your weapon“—istirahat bukan tanda kelemahan, tapi senjata iman yang menunjukkan kepercayaan total bahwa Tuhan memegang kendali.
Istirahat yang Aktif dalam Iman
“Saat kita tidur dengan iman, kita menyerahkan pertumbuhan dan hasil kepada Tuhan.” – Ps. Jeffrey Rachmat
Istirahat dalam malam rohani bukan berarti menyerah atau berhenti berharap. Sebaliknya, itu adalah tindakan iman. Kita percaya bahwa Tuhan sedang bekerja, bahkan ketika kita tidak melihat atau memahami prosesnya. Kita belajar diam di hadapan Tuhan, tenang dalam roh, dan menyerahkan setiap benih yang telah kita tabur.
Yesus sendiri mengundang kita dalam Matius 11:28, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Ini adalah undangan untuk mengalami malam rohani dengan damai—bukan dalam kecemasan, tetapi dalam kelegaan karena kita tahu bahwa pekerjaan selanjutnya bukan lagi bagian kita, tetapi bagian Tuhan.
Malam bukan musuh. Dalam desain Tuhan, malam adalah fase penting dalam pertumbuhan, karena di sanalah kita belajar bahwa bukan kekuatan kita yang menentukan hasil, melainkan pekerjaan tangan Tuhan. Ketika manusia berhenti, Tuhan mulai menyempurnakan.
“Berhentilah, dan ketahuilah bahwa Akulah Allah!” — Mazmur 46:11
Jika kamu sedang dalam musim malam—tidak tahu apa yang harus dilakukan, merasa gelisah atau hampa—ingatlah: Tuhan tidak berhenti bekerja hanya karena kamu tidak melihatnya. Justru di dalam diam dan istirahatmu, Tuhan sedang menyiapkan hasil dari benih yang kau tabur di siang hari.
4. Partnering with God: Siang dan Malam sebagai Kolaborasi Ilahi
Tuhan tidak pernah merancang manusia untuk bekerja sendirian. Sejak awal penciptaan, Ia mengundang manusia untuk menjadi partner dalam karya-Nya—sebuah kolaborasi ilahi antara usaha manusia dan kuasa Tuhan. Dalam pengajaran Ps. Jeffrey Rachmat, pola siang dan malam menggambarkan irama kerja sama ini secara nyata dan dalam.
A. Desain Kolaborasi: Peran yang Berbeda, Tapi Saling Melengkapi
Tuhan menciptakan siang agar manusia bekerja. Di waktu terang, manusia dapat melihat dengan jelas, menggunakan potensi, menabur benih, dan melayani. Tetapi Tuhan juga menciptakan malam agar manusia beristirahat—bukan sekadar tidur secara jasmani, tetapi berhenti dari usaha sendiri dan mempercayakan hasil kepada Tuhan.
| Waktu | Peran Manusia | Peran Tuhan |
|---|---|---|
| Siang | Bekerja, menabur, membangun | Memberi terang, kesempatan, dan ladang |
| Malam | Istirahat, percaya, menyerah | Memberi pertumbuhan, menyempurnakan hasil, mengerjakan yang manusia tidak bisa lakukan |
1 Korintus 3:6 “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.”
Ps. Jeffrey menekankan bahwa Tuhan tidak memanggil kita untuk menghasilkan pertumbuhan—karena pertumbuhan adalah misteri dan urusan Tuhan—tetapi kita dipanggil untuk setia menabur dan menyiram di waktu yang tepat.
B. Keseimbangan Antara Tanggung Jawab dan Kepercayaan
Partnering with God berarti menjalankan tanggung jawab manusia secara maksimal, tetapi juga tahu kapan harus berhenti dan membiarkan Tuhan melanjutkan. Ini bukan soal siapa bekerja lebih banyak, tapi soal menyadari bagian masing-masing dalam ritme ilahi:
- Saat siang, kita bekerja keras, penuh iman, melakukan semua yang bisa kita lakukan.
- Saat malam, kita percaya penuh, berhenti dari kekhawatiran, dan memberi ruang bagi Tuhan untuk bertindak.
“God created the day so man could work—do what you can do. But God also created the night so that man can rest—so He can do what man cannot do.” – Ps. Jeffrey Rachmat
Banyak orang hidup dalam tekanan dan kelelahan rohani karena mereka mencoba melakukan bagian Tuhan, atau menyerah tanpa melakukan bagian mereka. Kolaborasi ilahi mengajarkan kita hidup dengan damai, karena kita tahu kapan harus bertindak dan kapan harus percaya.
C. Ketika Kolaborasi Dijalankan, Tercipta Kehidupan yang Seimbang
Dalam pola ini, kehidupan menjadi:
- Efektif di siang hari: karena kita bekerja dengan visi dan semangat dari Tuhan.
- Tenang di malam hari: karena kita percaya Tuhan tetap bekerja saat kita tidak mampu lagi.
- Damai sepanjang waktu: karena kita tidak memikul beban sendiri.
Keseimbangan ini membawa kita keluar dari dua ekstrem:
- Bekerja tanpa henti karena tidak percaya Tuhan sanggup.
- Pasif tanpa tanggung jawab karena menunggu Tuhan melakukan segalanya.
Sebaliknya, kita hidup dalam ritme kasih karunia: bekerja dengan iman dan beristirahat dalam kepercayaan. Di situlah kedewasaan rohani dan damai sejahtera sejati bertumbuh.
Kemitraan yang Menghasilkan Buah
Partnering with God adalah tentang sinkronisasi, bukan dominasi. Tuhan ingin kita bekerja bersama-Nya, bukan menggantikan-Nya, dan juga bukan mengabaikan-Nya. Ps. Jeffrey mengajarkan bahwa hidup yang efektif dan berbuah bukan berasal dari kerja keras tanpa henti, tetapi dari kerja yang disertai iman dan istirahat yang disertai kepercayaan.
“Hidup dalam irama siang dan malam adalah rahasia kehidupan yang damai: tahu kapan bekerja dengan iman, dan tahu kapan berhenti untuk mempercayai Tuhan.” – Ps. Jeffrey Rachmat
Ketika kita menabur di siang hari dan beristirahat di malam hari, Tuhan setia memberi pertumbuhan. Itulah kehidupan yang selaras dengan Kerajaan Allah—sebuah kolaborasi ilahi antara manusia dan Penciptanya.
5. Implementasi Praktis: Hidupi Siang dan Malam secara Rohani
Setelah memahami bahwa siang dan malam bukan hanya fenomena alam, tetapi kebenaran rohani yang paralel (1 Kor. 15:46), maka langkah selanjutnya adalah menghidupi keduanya dengan kesadaran dan ketaatan ilahi. Ps. Jeffrey Rachmat mengajarkan bahwa kehidupan rohani yang sehat adalah kehidupan yang tahu kapan menabur dan tahu kapan percaya, tahu kapan harus bekerja dan kapan harus istirahat. Keduanya bukan bertentangan, tetapi membentuk ritme kehidupan yang utuh dan penuh damai.
Jika Anda Sedang Dalam Musim Siang:
Musim siang adalah waktu di mana segala sesuatu berjalan dengan baik. Anda punya kejelasan visi, kekuatan untuk melangkah, dan pintu-pintu yang terbuka. Dalam terang ini, Tuhan sedang memberi Anda kesempatan untuk menabur, dan ini adalah waktu yang sangat bernilai—jangan sia-siakan.
Jangan Terlena oleh Kenyamanan
Siang memang memberi kenyamanan, tetapi bahaya tersembunyi adalah kelelahan rohani karena lupa menabur. Ps. Jeffrey mengingatkan bahwa malam pasti datang, dan tidur tidak akan ada gunanya jika Anda tidak menabur di siang hari (Mazmur 127:2).
“Jangan hanya menikmati terang siang, tapi manfaatkan waktu itu untuk menabur sebanyak mungkin.” – Ps. Jeffrey Rachmat
a. Taburlah dalam Hubungan
Gunakan waktu baik untuk membangun dan mempererat relasi:
- Beri perhatian pada keluarga, pasangan, dan teman-teman.
- Bangun hubungan yang sehat dan saling menguatkan.
- Tebarkan kasih dan pengampunan sebelum malam datang.
b. Taburlah dalam Pelayanan
- Melayani Tuhan melalui penginjilan, kelompok kecil, atau pelayanan praktis.
- Doakan orang-orang yang Tuhan taruh dalam hati Anda.
- Bagikan firman dan pengharapan kepada mereka yang memerlukan.
c. Taburlah dalam Disiplin Pribadi
Siang adalah waktu terbaik untuk menanam kebiasaan yang akan Anda tuai kemudian:
- Disiplin dalam doa, firman, dan ibadah.
- Bangun integritas, kebiasaan sehat, dan pengelolaan waktu yang bijak.
- Perkuat karakter karena buahnya tidak selalu terlihat langsung, tetapi pasti akan bertumbuh.
Jika Anda Sedang Dalam Musim Malam:
Malam secara rohani adalah musim ketika arah tidak jelas, hasil belum kelihatan, dan hati cenderung gelisah. Tapi malam bukan kutukan—dalam terang pengajaran Ps. Jeffrey Rachmat, malam adalah momen Tuhan mengambil alih dan bekerja secara misterius di balik layar.
a. Jangan Panik
Jangan buru-buru keluar dari musim malam. Tuhan hadir dalam kegelapan, sama seperti Ia hadir dalam terang. Seperti petani dalam Markus 4, tugas Anda sudah selesai menabur. Sekarang waktunya mempercayakan benih kepada Tuhan.
“Saat kamu tidak bisa melihat apa pun, percayalah bahwa Tuhan sedang bekerja dalam.” – Ps. Jeffrey Rachmat
b. Beristirahatlah dengan Iman
Istirahat yang sejati bukanlah tidur tanpa beban, tetapi tidur dalam kepercayaan. Ini bukan kemalasan, tapi senjata rohani:
- Serahkan hasil dan proses kepada Tuhan.
- Percaya bahwa pekerjaan-Nya lebih besar dari pemahamanmu.
- Temukan damai karena Dia tetap bekerja bahkan saat kamu tidak bisa berbuat apa-apa.
“Your rest is your weapon.” – Ps. Jeffrey Rachmat
c. Nikmati Kehadiran Tuhan di Tengah Kegelapan
Malam adalah waktu yang tepat untuk keintiman:
- Berdiam di hadapan Tuhan, bukan menuntut jawaban, tapi mencari wajah-Nya.
- Izinkan malam menjadi tempat di mana imanmu dimurnikan dan hatimu dilembutkan.
- Temukan bahwa Tuhan lebih hadir dari yang kamu kira, meskipun tidak selalu terasa.
d. Jadikan Masa Tenang sebagai Masa Pembentukan
Malam adalah saat Tuhan menumbuhkan iman, kesabaran, dan pengharapan dalam dirimu. Ini adalah musim persiapan, bukan penundaan. Tuhan sedang membentuk akar, sebelum memperlihatkan buah.
Hidupi Ritme Ilahi, Alami Damai Sejati
Menghidupi siang dan malam secara rohani adalah hidup dalam sinkronisasi dengan irama Tuhan—bukan melawan musim, tetapi memeluknya dengan pengertian dan iman. Ps. Jeffrey Rachmat mengajarkan bahwa inilah rahasia kehidupan yang damai: tahu kapan waktunya bekerja dengan iman, dan tahu kapan waktunya berhenti untuk mempercayai Tuhan.
“Kalau kamu sedang dalam siang, taburlah. Kalau sedang dalam malam, percayalah. Dua-duanya adalah bagian dari perjalanan bersama Tuhan.” – Ps. Jeffrey Rachmat
Penutup: Ada Keindahan dalam Setiap Musim
Tuhan menciptakan siang dan malam, dan keduanya “baik adanya” (Kej. 1:18). Sama seperti alam mengajarkan kita ritme hidup, kehidupan rohani kita juga harus tunduk pada irama ilahi.
Jangan hanya ingin hidup dalam siang yang terang, tetapi pelajari untuk menikmati dan memaknai malam. Karena dalam gelap pun, Tuhan tetap bekerja. Dan ketika kita percaya, kita menemukan bahwa:
Rest is not the end of productivity—it is part of God’s productivity.
Mat.11:28 – “Marilah kepada-Ku… Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Biarkan hidup Anda selaras dengan irama sorgawi: kerja di siang hari, dan percaya di malam hari.