Bayangkan sebuah pohon yang terus-menerus dipindahkan dari satu tanah ke tanah lain—ia tidak akan pernah bisa bertumbuh kuat apalagi berbuah. Begitu pula hidup kita—selama identitas kita tidak berakar di tempat yang benar, kita akan terus gelisah, rapuh, dan mudah goyah.”
Kita akan menggali sebuah kebenaran yang sangat penting—identitas diri yang sehat. Dunia menawarkan banyak label: dari pekerjaan, status sosial, hingga pengakuan orang lain. Tapi identitas sejati kita tidak ditentukan oleh apa yang kita miliki, tapi oleh siapa yang memiliki kita—yaitu Kristus. Mari kita temukan kembali siapa kita yang sebenarnya, dan hidup dari tempat penerimaan, bukan pembuktian.
“You are not trying to become someone. You already are someone in Christ.” – Ps. Jeffrey Rachmat
1. Identitas Sejati Berakar pada Siapa Kita di Dalam Kristus, Bukan Apa yang Kita Lakukan
Dalam banyak ajarannya, Ps. Jeffrey menekankan bahwa masalah terbesar manusia adalah membangun identitas dari luar ke dalam, bukan dari dalam ke luar.
Banyak orang:
- Menilai dirinya dari prestasi (karier, pendidikan, status sosial)
- Menilai dirinya dari opini orang lain (popularitas, validasi)
- Atau menilai dirinya dari kegagalan masa lalu (trauma, luka batin)
Tapi identitas kita seharusnya dibangun dari siapa kita dalam Kristus: anak Allah yang dikasihi, ditebus, dan diberikan tujuan hidup.
Galatia 2:20 — “…bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku…”
Ini berarti:
- Saya bukan identik dengan karier saya
- Saya bukan apa kata orang
- Saya bukan masa lalu saya
- Saya adalah milik Kristus yang hidup dalam saya
“Selama kita mendasarkan identitas pada hal eksternal, hidup kita akan rapuh. Tapi ketika kita tahu siapa kita di dalam Kristus, kita akan hidup dalam damai dan otoritas ilahi.” – Ps. Jeffrey Rachmat
2. Kasih Allah adalah Dasar Harga Diri yang Sehat
Ps. Jeffrey sering menegaskan bahwa kasih Tuhan adalah sumber nilai diri yang sejati.
Kita berharga bukan karena kita berhasil, tapi karena kita dikasihi.
Roma 5:8 — “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
“Ketika seseorang tahu bahwa dia dikasihi Tuhan, dia tidak lagi hidup untuk mendapatkan kasih, tapi merespons kasih itu.” Ps. Jeffrey Rachmat:
Akibatnya:
- Kita tidak lagi haus validasi
- Tidak mudah iri dengan orang lain
- Tidak mudah marah saat ditolak
- Kita melayani bukan untuk mengisi kekosongan, tapi karena kita sudah penuh oleh kasih Tuhan
3. Identitas yang Sehat Membuat Kita Tangguh dalam Tekanan
Ps. Jeffrey mengajarkan bahwa tekanan tidak membentuk karakter, tapi mengungkapkannya.
Kalau identitas kita sehat, maka respons kita saat:
- Gagal
- Dikhianati
- Tidak dianggap
akan tetap stabil dan penuh kasih.
Yesaya 43:1 — “…Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.”
“Kalau kamu tahu kamu milik Tuhan, kamu nggak perlu takut kehilangan apa pun.” Ps. Jeffrey Rachmat
Orang yang identitasnya sehat:
- Tidak defensif saat dikritik
- Tidak jatuh dalam kepahitan
- Tidak mencari pembuktian melalui pencapaian
4. Perbandingan Merusak Identitas
Salah satu penekanan kuat Ps. Jeffrey adalah bahaya membandingkan diri: “The quickest way to kill your joy is to compare yourself with someone else.”
Efesus 2:10 — “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik…”
Setiap orang punya panggilan dan proses masing-masing.
Identitas yang sehat tidak iri melihat orang lain dipromosikan lebih dulu. Sebab dia tahu:
- Tuhan sedang bekerja dalam dirinya
- Kecepatan bukan ukuran keberhasilan
- Kesetiaanlah yang Tuhan nilai
5. Firman Tuhan dan Proses Membentuk Identitas Sejati
Ps. Jeffrey menegaskan bahwa firman Tuhan bukan hanya informasi, tapi formasi.
Kita harus melatih diri untuk terus kembali ke firman agar kita tidak tertipu oleh dunia yang terus menyuntikkan definisi palsu tentang identitas.
Yohanes 8:31–32 — “Jika kamu tetap dalam firman-Ku… kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
“Tuhan lebih tertarik pada siapa kamu sedang menjadi, daripada apa yang kamu sedang kerjakan.” Ps. Jeffrey Rachmat
Kita dibentuk lewat:
- Konsistensi dalam firman
- Komunitas rohani yang membangun
- Kesetiaan dalam proses meski belum terlihat hasil
Identitas Sehat Melahirkan Hidup yang Stabil, Berdampak, dan Autentik
“You don’t serve to gain identity. You serve because you already have one.” — Ps. Jeffrey Rachmat
Identitas diri yang sehat akan:
- Membebaskan kita dari tekanan performa
- Membuat kita bersukacita dalam proses
- Menjadikan kita pribadi yang penuh kasih, berani, dan berakar kuat
Penutup:
“Tuhan tidak menunggu kamu menjadi sempurna untuk mengasihimu—Dia sudah mengasihimu, bahkan saat kamu belum layak. Itulah dasar identitas yang sejati.”
Ketika kita hidup dari identitas yang sehat—berakar dalam kasih Tuhan—kita tidak lagi hidup untuk mencari pengakuan, tapi untuk menyatakan siapa Dia yang tinggal di dalam kita. Dunia tidak membutuhkan lebih banyak orang sukses—dunia membutuhkan lebih banyak orang yang tahu siapa dirinya di dalam Kristus, dan yang hidup dengan kasih, otoritas, dan tujuan ilahi.
Jangan biarkan dunia yang mendefinisikan dirimu. Biarkan Kristus yang membentukmu, memanggilmu, dan meneguhkan siapa dirimu sebenarnya.