Mat.26:14-16 Then Judas Iscariot, one of the twelve disciples, went to the leading priests 15 and asked, “How much will you pay me to betray Jesus to you?” And they gave him thirty pieces of silver. 16 From that time on, Judas began looking for an opportunity to betray Jesus.
Setiap orang ada harganya? Buat Yudas harganya adalah 30 keping perak untuk dia mengkhianati Yesus. Apakah berarti untuk setiap orang ada harganya? Mungkin buat orang lain harganya 60 keping emas untuk dia mau mengkhianati Yesus, tidak dengan menyerahkan Yesus kepada imam-imam kepala dan para penguasa pada waktu itu, tetapi dengan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan hati Tuhan atau malah terang-terangan melanggar perintah Tuhan. Pada jaman ini, seseorang dapat mengkhianati Yesus walaupun sudah tidak ada para imam kepala dan para prajurit yang akan menangkap Yesus, tetapi dengan melakukan hal-hal yang sebenarnya kita sudah ditebus darinya oleh kematian-Nya di Salib.
Buat beberapa orang lain harga mereka tidak diukur dengan uang, tetapi dengan sex, pornografi, narkoba dan berbagai macam hal-hal lain yang terang-terangan akan membuat Yesus sedih karena apa yang Dia telah lakukan untuk kita di Salib menjadi tidak berharga sehingga dengan mudah kita menjual diri kita kembali kepada dosa.
Contoh lain di Alkitab adalah ketika Esau menukarkan hak kesulungannya dengan semangkuk kacang merah. Kej.25:34 “Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.” Bahkan di Perjanjian Baru diberikan peringatan untuk kita tidak mencontoh Esau sebagai seorang yang memiliki nafsu yang rendah, dituliskan di Ibr.12:16 “Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.”
Apakah berarti setiap orang pasti ada harganya? TIDAK.
BEGAIMANA KITA MENJAGA HATI KITA?
#1. Menghargai Kasih Karunia yang Tuhan berikan kepada kita.
Rom.6:1 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? (2) Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
Kita harus menyadari bahwa keselamatan dan kebenaran dalam hidup kita adalah karena Kasih Karunia, karena itu bagian kita adalah menghargai pemberian itu dengan tetap hidup dalam kasih karunia Tuhan dan bukan dengan kekuatan kita sendiri.
#2. Membangun kehidupan sesuai identitas, membangun karakter
Rom.6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. (6) Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. (7) Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
Di dalam Kristus, kita mengalami lahir baru, artinya secara rohani kita adalah manusia yang sama sekali baru, dengan identitas yang baru. Manusia baru ini diberikan kapasitas dari Tuhan untuk menerima warisan karakter Kristus. Bagian kita adalah menghidupi identitas baru ini.
#3. Menetapkan tujuan, menetapkan prioritas nilai
Rom.6:8 Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. (9) Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. (10) Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. (11) Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Setelah mengalami kehidupan baru, maka kita memiliki tujuan yang baru yaitu kehidupan bagi Allah. Dengan kata lain tujuan kehidupan kita adalah untuk memuliakan Tuhan. Ketika tujuan hidup kita berubah, maka nilai-nilai hidup kita berubah dan prioritas kehidupan kita juga berubah.
#4. Mneghargai dan menjaga apa yang telah dikuduskan Tuhan dalam hidup kita.
Rom.6:12 Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. (13) Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. (14) Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Rom.6: 16 Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? (17) Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. (18) Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Kita harus belajar untuk menghargai apa yang telah dikuduskan Tuhan dalam hidup kita. Ini adalah implementasi dari sikap takut akan Tuhan.
Rom.6:22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.